Berita Viral

Didemo Siswa Gagal Ikut SNBP, Kepsek Berdalih dan Minta Uang ke Dedi Mulyadi: Saya Gak Digaji Bapak

Penulis: Ignatia
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KEPSEK MINTA DUIT - (kanan) Dedi Mulyadi mengungkap bahwa Masjid Al Jabbar dibangun menggunakan utang dalam video di kanal YouTubenya, Senin (27/1/2025). (tengah) Kepala SMAN 4 Karawang yang didemo siswanya karena gagal ikut Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) saat ditemui Demul, Kamis (6/2/2025). (kiri) Ratusan siswa dan orang tua SMA Negeri Kabupaten Karawang, Jawa Barat menggelar unjuk rasa di halaman sekolah, Rabu (5/2/2025).

TRIBUNJATIM.COM - Kepala SMAN 4 Karawang diketahui didemo siswanya karena gagal ikut Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Kepala Sekolah itu langsung ditemui oleh Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi.

Kedatangan Dedi Mulyadi ini untuk meminta penjelasan sekolah soal gagalnya pihak sekolah menuntaskan pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).

Sebab hal itu membuat para siswa murka karena kehilangan kesempatan mendaftar SNBP.

Kepala SMAN 4 Karawang, Dida Siti Saadah berdalih, telatnya finalisasi PDSS itu karena kurangnya admin yang menginput nilai siswa.

Apalagi kata dia, waktu yang diberikan juga kurang dan terpotong libur panjang.

"Itu kan waktunya satu bulan, terjeda dengan libur panjang. Saya kebetulan Plt di sini baru 1,5 bulan, definitfnya di SMA Ciampel," kata Dida Siti Saadah dikutip dari Youtube Dedi Mulyadi Channel, Kamis (6/2/2025), seperti dilansir TribunJatim.com via Tribun Bogor, Jumat.

Untuk tim SNBP di SMA Ciampel, kata dia ada 11 orang, dan password dipegang oleh 4 orang.

"Saat di sini ternyata cuma 3 orang, siswa ada 144," jelasnya.

Sehingga pada saat waktunya sudah habis, SMAN 4 Karawang sudah tidak bisa menyelesaikannya.

Baca juga: Anggaran Dihapus Demi Bangun Jabar, Dedi Mulyadi Beda Sendiri Rapat Pakai Sandal Jepit: Tak Penting

"Tahu-tahu hari Jumat finalisasi tidak masuk, hanya sebagian nilai. Kemudian saya kaget, ternyata salah satu yang saya tegur, katanya password hanya dipegang satu orang," tutur Dida lagi.

Hal itu langsung membuat para siswa murka dan akhirnya mengadakan demo.

Akhirnya karena ada tambahkan waktu dari Kementerian Pendidikan, pihak sekolah pun sedang berusaha menyelesaikan.

Ia juga sudah membentuk tim baru, di mana kini ada tiga petugas yang memegang password.

KEPSEK SMAN 4 KARAWANG DIDEMO SISWA - Profil Kepala SMAN 4 Karawang yang didemo siswanya karena gagal ikut Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). (YouTube KDM 1)

"Siswa sangat marah. Tapi sekarang tim sudah mulai lagi. Tidak perlu bantuan tim, cuma ada kelalaian dari tim BP yang jumlahnya cuma satu orang, padahal minimal 3-4 orang," jelas dia.

Petugas yang memasukkan data nilai siswa itu pun dipanggil oleh Dedi Mulyadi.

Kepada Dedi Mulyadi, ia mengaku siap menyelesaikan dengan waktu yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan.

"Sanggup gak tiga orang mengerjakan?," tanya Dedi Mulyadi.

"Sanggup, Pak," kata sang guru.

Baca juga: Heboh Oknum Guru MAN 1 Lamongan Gebrak Meja Gegera Protes Tak Terinput Data SNBP, Kepsek Buka Suara

Akhirnya Dedi Mulyadi pun memberikan uang tambahan agar petugas itu semangat.

"Sudah jangan melayani wawancara wartawan lagi, saya kasih bapak uang tambahan, satu orang Rp 1,5 juta. Cukup kan ? Saya tambah deh jadi Rp 2 juta," katanya sambil mengeluarkan uang Rp 6 juta dari dompetnya.

Melihat itu, sang kepala sekolah pun tak berhenti bersyukur.

Namun rupanya ia juga berharap diberi uang oleh Dedi Mulyadi.

"Alhamdulillah, kepala sekolahnya juga atuh bapak, saya kan plt, enggak digaji bapak," kata Dida.

Kemudian Dedi Mulyadi pun mengambil uang lagi di dompetnya.

"Nih kepala sekolahnya Rp 1 juta, nanti masjidnya kita support dari Pemprov. Siapkan tempat ibadah semua agama," ujar Demul.

Baca juga: Penjelasan Kepsek soal Siswa SD Minta Ayam Geprek untuk Menu Makan Bergizi Gratis: Kami Sampaikan

Kepada Dedi Mulyadi, Dida Siti Saadah mengaku sebelumnya ia merupakan guru bahasa Inggris.

"Saya guru Bahasa Inggris di SMA Klari Kosambi," kata dia.

Dida juga merupakan ASN angkatan tahun 1994.

"Kuliah di IKIP Bandung, SMP 2 Bandung," ujarnya lagi.

Namun Dida Siti Saadah kini sudah tinggal di Karawang dengan suaminya yang juga bekerja di Karawang.

"Sekarang tinggal di Karawang dengan suami, suami kerja di Karawang," ungkapnya.

SISWA KECEWA - Ratusan siswa kelas XII SMA Negeri 1 Mempawah melakukan aksi unjuk rasa ke sekolahnya yang terletak di Jalan Raden Kusno, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Senin 3 Februari 2025. Aksi unjuk rasa ini dilakukan siswa karena kelalaian pihak sekolah yang mengakibatkan mereka tak bisa mendaftar kuliah lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi atau SNBP 2025. (KOLASE TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/RAMADHAN)

Persoalan SMA yang gagal ikut SNBP ini juga terjadi di beberapa daerah lainnya.

Ratusan siswa SMA Negeri 1 Mempawah di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat itu tampak emosi lantaran masa depannya terganjal kelalaian guru.

Akibat kesalahan seorang guru, lebih dari 113 siswa SMA Negeri 1 Mempawah gagal ikut seleksi SNBP atau masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tanpa tes.

Artinya, kesempatan ratusan siswa untuk diterima di PTN favorit kandas sebelum mencoba sama sekali.

Seperti diketahui, SNBP adalah seleksi masuk PTN berdasarkan nilai rapor semester 1 sampai 5.

Baca juga: Dosen Patungan Rp100 Ribu hingga 2 Juta Demi Kirim 5 Orang Demo di Jakarta Tuntut Tukin: Soliditas

Dalam program eligible, siswa yang berprestasi akan diikutsertakan dalam SNBP agar bisa lolos masuk PTN tanpa tes sama sekali.

Namun sebelum para siswa mendaftar, pihak sekolah yakni guru yang ditugaskan harus menginput data serta kelengkapan para siswa eligible.

Sayangnya, guru SMA Negeri 1 Mempawah yang diberikan tugas tersebut lalai sehingga ratusan siswa tidak bisa mengikuti SNBP tahun ajaran 2024/2025.

Atas alasan tersebut, ratusan siswa berbondong-bondong mendatangi sekolah pada Senin (3/2/2025).

Terlihat ratusan siswa kompak mengenakan baju hitam.

Sambil menangis dan berteriak, para siswa mengurai kekecewaannya kepada para guru dan kepala sekolah.

Terlebih pada guru yang bertanggungjawab dalam input data siswa.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya diĀ Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini