Berita Viral

10 Tahun Tak Digubris, Warga Akhirnya Patungan Perbaiki Jalan, Kades Bantah Abaikan: Sentimentil

Penulis: Alga
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PATUNGAN PERBAIKI JALAN - Warga Kampung Panggarangan, Desa Panggarangan, Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, Banten, membangun jalan beton dari hasil swadaya, Rabu (12/3/2025), setelah rusak selama 10 tahun. Kades bantah mengabaikan kondisi warganya.

TRIBUNJATIM.COM - Merasa diabaikan oleh pemerintah desa (pemdes) selama 10 tahun terakhir, warga mengambil inisiatif untuk membangun jalan beton secara swadaya.

Langkah ini diambil warga Kampung Panggarangan, Desa Panggarangan, Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, Banten.

Hal itu dibenarkan oleh salah satu warga setempat, Eman Cula.

Baca juga: Hindarto Bantah Siksa Fidya Atlet Taekwondo, Ibu Nangis Anaknya Ungkap Fakta Beda: Tahu Persis

Ia mengungkapkan bahwa kondisi jalan di daerah mereka sangat parah dan tidak pernah mendapatkan perhatian dari pemdes.

"10 tahun jalan lingkungan kami tidak tersentuh pembangunan dari desa," kata Eman dalam sambungan telepon pada Rabu, 12 Maret 2025, lalu.

"Maka dari itu, kami swadaya karena kami ingin jalan bagus jelang Lebaran Idul Fitri nanti," imbuhnya.

Warga dari 6 RT di Kampung Panggarangan sepakat untuk mengumpulkan dana guna perbaikan jalan yang sepanjang 700 meter.

Saat ini, pembangunan baru mencapai 500 meter.

"Kita baru sampai 500 meter, alhamdulillah tinggal sedikit lagi selesai," ungkap Eman, melansir Tribunnews.com.

"Pengerjaannya juga kita gotong royong dan dilakukan secara bertahap," tambahnya.

Eman berharap agar pemdes dan Pemerintah Kabupaten Lebak memberikan perhatian dan bantuan untuk menyelesaikan pembangunan jalan yang tersisa.

"Harus ada tanggapan, minimal sisanya bisa secepatnya beres dan bisa digunakan masyarakat," harapnya.

Kepala Desa Panggarangan, Buharta, memberikan tanggapan terkait pernyataan Eman.

Ia menyebutkan bahwa pernyataan tersebut terlalu emosional dan membantah bahwa pemdes tidak memberikan bantuan.

Warga Kampung Panggarangan, Desa Panggarangan, Kecamatan Panggarangan, Lebak, membangun jalan beton dari hasil swadaya, Rabu (12/3/2025). (Dok warga untuk TribunBanten.com)

"Ah ngaco itu mah dan terlalu sentimentil," kata Buharta dalam pesan singkat.

Buharta mengeklaim bahwa mereka telah memberikan bantuan berupa semen kepada Ketua RW Panggarangan.

Ia juga menyebutkan bahwa pada tahun 2024 akan ada pembangunan jalan di RT 04 dan RT 06.

"RW menghadap ke saya dan dikasih semen. Tahun 2024 jalan RT 04 dan RT 06 itu dibangun, bahkan tembus jalan Barunday-Ciletuh," ungkapnya.

Namun, Buharta mengakui bahwa pemdes belum memiliki anggaran untuk proyek pembangunan jalan secara menyeluruh.

"Can aya duit nanaon, belum ada uang apapun buat fisik mah boro. Itu saya bantu semen geh juga uang pribadi," pungkasnya.

Atas pernyataan Kades, Eman Cula mengungkap fakta.

Yakni bahwa meskipun ada pembangunan jalan tembus ke arah Baruday oleh pemdes, proyek tersebut tidak berkaitan dengan kegiatan swadaya yang sedang mereka jalankan saat ini.

"Iya betul jalan RT 04 yang tembus ke jalan Baruday dibangun oleh desa."

"Tapi kita kan bicara kegiatan sekarang itu hasil swadaya dari RT 01 sampai sekarang baru sampai RT 03," tutup Eman Cula.

Baca juga: Sosok Penumpang Mobil yang Viral Dikawal Patwal Arogan di Puncak, Ternyata Bukan Pejabat? ‘Rekan’

Kejadian serupa juga dialami masyarakat Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Warga ternyata sudah sekitar 10 tahun mengalami kondisi yang sama.

Jalanan yang menjadi poin vital bagi keberlangsungan hidup masyarakat, bak tidak mendapat tanggapan sama sekali dari pemerintah.

Puluhan tahun jalan rusak, masyarakat Desa Ngadimulyo akhirnya memutuskan berlaku mandiri.

Swadaya mandiri dilakukan oleh warga dengan mengadakan iuran dan gotong royong perbaikan.

Iuran sukarela yang terkumpul dari masyarakat untuk perbaikan tersebut senilai Rp10.450.000, Selasa (11/3/2025), seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (12/3/2025).

Jalan yang mengalami kerusakan selama sekitar 10 tahun tersebut berada di lima rukun tetangga (RT) Dusun Tanjung, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kampak, Trenggalek.

"Sudah 10 tahun jalan rusak tidak pernah diperbaiki oleh pemerintah. Juga sudah kami ajukan beberapa kali namun tidak ada respons," kata salah satu warga Dusun Tanjung, Feri Ardianto (33), melalui sambungan telepon, Selasa.

WARGA SWADAYA MANDIRI - Selama proses perbaikan, jalan hasil swadaya masyarakat di Desa Ngadimulyo Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek Jawa Timur, ditutup dengan papan tulisan, Selasa (11/03/2025). (Kompas.com)

Karena tidak kunjung ada perhatian maupun upaya perbaikan dari Pemerintah Kabupaten Trenggalek melalui Pemerintah Desa Ngadimulyo, masyarakat di Lima RT, yakni RT 02, 03, 04, 05, dan RT 06 lingkungan rukun warga (RW) 01 berinisiatif untuk iuran sukarela guna perbaikan jalan.

"Awal perencanaan perbaikan jalan secara swadaya pada Sabtu (1/3/2025)," ucap Feri. 

Rencana tersebut disambut baik oleh seluruh masyarakat di wilayah RW 01 Dusun Tanjung Kampak Trenggalek.

Setiap kepala keluarga atau rumah, memberi iuran sukarela kepada masing-masing kordinator RT, sebesar Rp50.000.

Bahkan ada yang memberi iuran lebih. Bagi warga yang kurang mampu, tidak diwajibkan iuran sukarela tersebut.

"Kesepakatan iuran sukarela, dan mulai dikumpulkan pada Rabu (5/3/2025). Tapi sebagian besar mereka sukarela iuran Rp50.000 per rumah. Ada juga yang lebih. Tapi untuk warga kurang mampu tidak harus iuran," ucap Feri.

Baca juga: Jos Bocah 12 Tahun Tanpa Ayah & Ibu Bertahan Hidup di Rumah Anyaman Bambu, Paman: Sangat Sengsara

Uang yang terkumpul dibelanjakan material berupa semen, pasir, serta kebutuhan lain guna perbaikan jalan.

"Setelah dana terkumpul semua, pada Jumat (7/3/2025), mulai belanja kebutuhan material berupa semen dan pasir, karena perbaikan menggunakan sistim pengecoran beton," ujar Feri.

Setelah bahan semua terkumpul di lokasi jalan yang hendak diperbaiki, warga gotong-royong saling bantu perbaiki jalan.

Mulai dari laki-laki maupun perempuan dewasa, orang tua, dan anak-anak turut membantu perbaikan jalan.

"Meski bulan puasa, semua semangat gotong royong saling bantu memperbaiki jalan. Mereka mengerjakan apa saja yang bisa dikerjakan," ucap Feri.

Proses pengerjaan jalan rusak sepanjang sekitar 1,5 kilometer inimembutuhkan waktu tiga hari.

Saat ini, jalan sudah jadi dan bisa dilewati masyarakat untuk berbagai aktivitas dengan nyaman dan aman.

"Respons masyarakat senang, setelah perbaikan kondisi jalan sedikit lebih baik," ujar Feri.

Baca juga: Sunadi Tak Kapok Jadi Pengemis Meski 5 Kali Kena Razia, Dulu Kerja TKI, Kini Bisa Raup Rp12 Juta

Jalan tersebut mengalami kerusakan cukup parah, sehingga menyulitkan warga untuk beraktivitas, terutama ketika musim hujan.

Tidak jarang, dengan kondisi tersebut, sering kali terjadi kecelakaan.

"Sebelum diperbaiki jalan berbatu dan licin. Dan jalan tersebut merupakan penghubung antar Desa Ngadimulyo ke Desa Bogoran dan Desa Karangrejo."

"Juga jalan utama warga ke pasar maupun ke sekolah," ujar Feri.

Ia berharap agar pemerintah memberi perhatian terhadap kondisi jalan yang ada di kawasan pelosok.

Sebab, sebagian besar masyarakat di wilayah desa bergantung pada infrastruktur jalan guna melakukan berbagai aktivitas.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini