Berita Viral

15 Tahun Siswa SD Sekolah di Kelas Mirip Kandang Berlantai Tanah, Kini Pindah dan Semua Dapat Sepeda

Penulis: Ani Susanti
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SEKOLAH MIRIP KANDANG - Proses belajar mengajar sekolah dasar (SD) negeri 408 Ongkoe, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan dengan sarana yang memperihatinkan. Selasa, (20/5/2025). Sekolah ini kelasnya mirip kandang dan berlantai tanah.

TRIBUNJATIM.COM - Sudah 15 tahun para siswa SD sekolah di tempat mirip kandang.

Sekolah yang dimaksud adalah SD Negeri 408 Ongkoe di Kabupaten Wajo, Sulawesi Utara.

Dalam video yang viral di media sosial, tampak sekolah ini berlantai tanah, berdinding papan kayu lapuk, dan hanya memiliki tiga ruang kelas kecil berukuran 4 x 6 meter.

Proses belajar mengajar terpaksa dilakukan secara gabungan antar murid dari berbagai kelas karena keterbatasan ruang dan jumlah siswa yang hanya 25 orang.

"Karena kondisi siswa yang kurang jadi kita gabung, mereka belajar satu satu kelas," kata Kepala Sekolah SDN 408 Ongkoe, Herma P, melansir dari Kompas.com.

Bangunan sekolah sementara ini telah digunakan sejak dibangun pada 2010, menggunakan bahan bekas dari sekolah induk yang direhabilitasi, di atas lahan hibah dari mantan kepala sekolah.

Setelah video sekolah tersebut viral di media sosial, akhirnya sekolah akan dipindahkan ke gedung sekolah induk.

Pemerintah Kabupaten Wajo langsung merespons viralnya video tersebut dengan menggelar rapat koordinasi bersama DPRD dan pihak terkait.

Hasil rapat tersebut memutuskan untuk mengembalikan aktivitas belajar mengajar ke sekolah induk yang sudah ada.

Plh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Wajo, Alamsyah, mengatakan, bangunan sekolah induk selama ini tidak digunakan karena letaknya yang jauh dari permukiman penduduk.

"Kami sudah menggelar RDP (rapat dengar pendapat) dengan pihak DPRD (dewan perwakilan rakyat) dan hasilnya kami akan mengembalikan proses belajar mengajar ke sekolah induk karena yang sekarang itu kan cuma sekolah darurat," ujar Alamsyah, saat ditemui pada Selasa (20/5/2025).

Baca juga: Orangtua Keberatan Perpisahan Siswa SD Bayar Rp680 Ribu, Ada untuk Kenangan Guru, Sekolah Kembalikan

Sekolah induk tersebut berada di tengah kebun mete, jauh dari permukiman, sehingga selama ini murid enggan untuk bersekolah di sana.

Sebagai solusi, pemerintah setempat akan memberikan sepeda gratis kepada seluruh murid SDN 408 Ongkoe agar mereka bisa lebih mudah menuju sekolah.

"Sekolah induknya memang jauh dari pemukiman penduduk sehingga anak anak enggan ke sekolah sehingga kami memutuskan untuk membelikan mereka sekolah dengan harapan anak anak mau ke sekolah," tambah Alamsyah.

Sementara itu, pemindahan murid ke sekolah induk dan penyerahan sepeda secara gratis masih menunggu jadwal resmi dari Pemerintah Kabupaten Wajo.

Berita Lain

Program Sekolah Rakyat (SR) di Kabupaten Jombang terus dikebut. Pendaftar melebihi kuota. Namun untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) sepi peminat.

Menurut keterangan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Purwanto, pendaftar program Sekolah Rakyat di Jombang terus mengalami peningkatan.

Para calon peserta didik yang mendaftar program ini bahkan melebih kuota yang disediakan. Sehingga pihaknya akan memperketat penjaringan.

"Setelah kami lakukan penjaringan, ternyata banyak mendaftar," ucapnya saat dikonfirmasi pada Selasa (20/5/2025).

Untuk kuota Sekolah Rakyat ini memang dibatasi, sehingga tidak semua peserta didik yang mendaftar akan bisa masuk. Unutk tingkat SMP kuota yang disediakan 50 siswa, begitupun dengan SMA yang juga 50 siswa.

"Pendaftar sudah mencapai ratusan lebih. Untuk yang mendaftar di tingkat SMP ada 110 calon siswa. Sementara untuk SMA ada 95 calon siswa," katanya.

Baca juga: Dama Siswa SMP Jadi Linglung Sepulang Study Tour, Pernah Diruqyah Ustaz, Ibu Nangis: Sudah 1 Tahun

Meskipun banyak calon peserta didik yang mendaftar di tingkat SMP dan SMA, namun untuk tingkat SD sangat sepi peminat.

"Untuk tahun ajaran baru Julinnanti untuk SD tidak dibuka karena peminatnya kurang," ungkapnya.

Mengingat pendaftar membludak untuk tingkat SMP dan SMA, Pemkab Jombang bakal memperketat penjaringan. Penjaringan calon siswa sendiri diambil melalui data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) khusus desil 1 dan 2.

"Nanti dari hasil penjaringan itu bakal diperketat. Yang paling miskin 50 calon siswa ditambah 5 calon siswa cadangan," jelasnya.

Seleksi calon peserta didik juga akan dilakukan pemeriksaan kesehatan dan wawancara. Kemudian step terkahir adalah berkunjung ke rumah calon siswa.

Sebagai informasi, agenda Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Sekolah Rakyat tahun ajaran 2025-2026 di Kabupaten Jombang terus dikebut untuk bergulir Juli mendatang.

Bukti nyata program tersebut diseriusi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang adalah dengan dimulainya proses seleksi siswa jenjang SMP dan SMA.

Bupati Jombang, Warsubi, mengatakan jika proses seleksi sudah dimulai dan melibatkan beberapa unsur, seperti Camat, Kepala Desa sampai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jombang.

"Rumah Belajar (Rombel) yang sudah terpenuhi itu untuk jenjang SMP dan SMA. Ada 60 siswa lebih. Untuk jenjang SD masih proses dan memang kuota belum terpenuhi," ucapnya pada SURYA selasa (22/4/2025).

Warsubi melanjutkan jika pihaknya akan terus mendata hingga kegiatan bisa dimulai pada bulan Juli mendatang. Ia menuturkan, jika semua tergantung dari masyarakat yang ingin menyekolahkan anak-anak mereka di Sekolah Rakyat.

Sementara itu, menurut Ketua DPRD Jombang, Hadi Atmaji, adanya program Sekolah Rakyat di Kabupaten Jombang ini merupakan langkah positif bagi masyarakat.

"Kalau dari sisi positif kita menilai, mengapa harus ada Sekolah Rakyat, karena negara ingin hadir ke masyarakat yang miskin dan bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas tanpa harus mahal. Tentu memang tantangan cukup besar, kalau kita tidak paham keseluruhan terhadap konsep Sekolah Rakyat ini pasti akan negatif tanggapannya," ungkapnya.

Hadi menjelaskan, Sekolah Rakyat ini, jika dikelola secara baik kedepannya, pemerintah akan hadir kepada rakyat yang butuh untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.

"Dengan asumsi seperti ini, di Kabupaten Jombang terdapat 302 desa 4 kelurahan, penduduknya lebih dari 1 juta. Kalau Sekolah Rakyat, jika memang ada SD, untuk kelas 1 SD, kita ambil 100 anak, kita menyeleksi dari 306 desa itu, masih bisa satu desa satu anak dan itu syarat ketentuan berlaku," bebernya.

Hadi melanjutkan, semua proses harus dilewati sesuai prosedur. "Pasti harus ada seleksi, IQ nya bagaimana, minat anaknya bagaimana, karena kita memfasilitasi anak yang betul-betul semangat untuk bersekolah," pungkasnya. 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini