Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Terungkap identitas dua orang pelaku komplotan perampok spesialis minimarket dan gudang distributor rokok antar kota dan provinsi, yang berujung ditembak mati saat disergap Anggota Tim Jatanras Polda Jatim.
Informasinya, kedua pelaku itu, berinisial EK (40) alias Nriman warga Kajoran, Magelang, Jateng dan FM (38) warga Salaman, Magelang, Jateng.
Sedangkan, pelaku yang berhasil ditangkap dan masih menjalani pemeriksaan berinisial MR (35) warga Salaman, Magelang, Jateng. Dan, terakhir, pelaku yang kini masih buron berinisial J.
Menurut Panit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKP Fauzi, otak utama komplotan tersebut adalah Pelaku EK.
Pelaku EK memilik banyak anggota kelompok, selain Pelaku MF, Pelaku MR dan Pelaku J yang buron.
Baca juga: Update Polisi Tembak Mati 2 Perampok, Kini Polda Jatim Berburu ke Bali Telusuri Jejak Pelaku Kabur
Beberapa anggota komplotannya satu persatu tertangkap Polisi saat beraksi di Bandung dan Situbondo.
Cuma Pelaku ED saja yang berhasil kabur.
Nah, pascaberaksi di dua lokasi yang berbeda provinsi itu, nama Pelaku ED mulai dicatat dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh Polisi di Kota Bandung dan Situbondo.
Baca juga: Fakta Polda Jatim Tembak Mati Perampok, Pengintaian 3 Hari Berakhir Dramatis, Pelaku dari Jateng
"EK ini punya kelompok lain. Dia punya anggota kelompok lain yang apesnya ketangkap di Bandung dan Situbondo. Nah, EK ini lolos dari tangkapan, makanya buron," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, pada Rabu (4/6/2025).
Sebelumnya, Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Arbaridi Jumhur menerangkan, pihaknya sejak awal sudah melakukan pengembangan kasus kejahatan yang berujung pengejaran terhadap komplotan tersebut.
Karena, komplotan itu, telah beraksi di beberapa kabupaten kota yang tersebar di Jatim, seperti Kabupaten Gresik, Sidoarjo, Malang, Tulungagung, dan Situbondo.
Baca juga: Barang yang Ditemukan dari Perampok Minimarket yang Ditembak Polda Jatim, Ada Uang hingga Senjata
Setelah dilakukan pengintaian melibatkan banyak personel gabungan dari satreskrim polres jajaran, didapatkan informasi bahwa komplotan tersebut baru saja bergerak untuk berpindah tempat dari Pulau Bali menuju Jatim.
Nah, selama melakukan mobilisasi pergerakan di beberapa wilayah yang akan menang sasaran. Komplotan tersebut mengendarai mobil sarana aksi Daihatsu Luxio bewarna silver bernopol B-1538-WID.
Setelah diintai lebih dari tiga hari, ternyata petugas kepolisian berhasil melacak keberadaan kendaraan komplotan tersebut yang mulai memasuki wilayah Kabupaten Situbondo.
Kemudian, lanjut Jumhur, pihaknya melakukan pengintaian terhadap kendaraan komplotan tersebut hingga memasuki ruas jalan tol.
Ternyata, komplotan itu melakukan perlawanan sengit, dengan cara menabrak kendaraan para petugas kepolisian yang akan menyergapnya di kawasan GT Kejapanan. Termasuk, palang gerbang tol tersebut.
"Ini dilakukan pengejaran sampai masuk tol. Sampai tadi terlibat dari PJR dan petugas tol. Tadi kelompok ini di Kejapanan, sudah dicegat, oleh PJR dan gabungan reskrim, mereka (pelaku) melakukan aksi tabrak lari," ujarnya di depan Kompartemen Kamar Mayat RS Bhayangkara Surabaya, pada Selasa (3/5/2025) dini hari.
"Jadi pintu tol ditabrak, kami melakukan pengejaran, sampai tadi KM 755 yang arah keluar Sidoarjo," tambahnya.
Tak pelak, aksi pengejaran pun kembali berlanjut hingga ke GT Sidoarjo. Komplotan tersebut menggeber kencang laju kendaraannya, menghindari kejaran kendaraan petugas.
Demi mengecoh kendaraan petugas kepolisian yang melakukan pengejaran, mobil komplotan tersebut beberapa kali bermanuver zig-zag, bahkan manuver tersebut sempat hampir mencelakai kendaraan masyarakat sipil di dekatnya.
Lantaran tak ingin mengambil risiko; kendaraan komplotan tersebut mencelakai pengendara warga sipil di sekitarnya, termasuk petugas kepolisian.
Jumhur mengungkapkan, petugas kepolisian terpaksa melakukan tindakan tegas dan terukur untuk menggagalkan upaya nekat komplotan tersebut untuk kabur.
"Anggota memotong, dia melakukan tabrak juga, karena sangat membahayakan anggota, kita lakukan peringatan tembakan, tapi tetap melaju, sampai menabrak mobil petugas," jelasnya.
Beberapa kali peluru yang dimuntahkan senjata milik petugas kepolisian bersarang pada beberapa bagian bodi mobil yang dikendarai komplotan tersebut.
Hingga akhirnya beberapa peluru menewaskan pelaku A yang bertugas sebagai sopir; di bangku sisi depan bagian kanan.
Termasuk, pelaku E, yang duduk di bangku penumpang bagian tengah sisi kanan. Atau tepat di belakang sopir.
Laju mobil kian melambat hingga akhirnya berhenti usai menabrak pembatas besi (guard rail) sisi kiri jalan ruas Tol Surabaya-Gempol itu.
"Lalu kami melakukan tindakan tegas. Tadi 2 orang (perjalanan MD). Yang 1 melarikan diri di perumahan Kahuripan, masih kami cari. Yang satu langsung kami amankan di ruangan," ungkapnya.
Sedangkan, Pelaku J yang duduk di bangku penumpang sisi kiri dari bangku sopir, tternyata masih sempat keluar dari dalam mobil.
Dan, kembali melanjutkan upayanya kabur dengan berlari menyusuri semak belukar dan parit yang menuju Perumahan Kahuripan kawasan, Buduran, Sidoarjo.
Namun, upaya tersebut tidak bisa ditiru oleh Pelaku R, yang duduk tepat di belakang Pelaku J, yakni bangku penumpang bagian tengah sisi kiri.
Menurut Jumhur, Pelaku R juga sempat berupaya kabur seperti temannya itu, tapi upayanya itu, berhasil digagalkan oleh petugas kepolisian yang secara sigap menyergapnya.
"Yang MD ini, A sopir, dan E duduk di belakang. Yang J duduk depan sebelah kiri, melarikan diri. Yang R duduk belakang J," terangnya.
Mengenai rekam jejak aksi komplotan tersebut. Jumhur tak menampik bahwa beberapa pelaku dalam komplotan itu, berstatus residivis atau penjahat kambuhan.
Namun, hal tersebut masih akan dipastikan kembali, setelah pihaknya melakukan serangkaian penyelidikan dan penyidikan lanjutan dengan memeriksa profil identitas para pelaku.
Bahkan, Jumhur menduga, komplotan tersebut merupakan warga kawasan Jateng Usia mereka kisaran 30-35 tahun.
"Ini semua (pelaku) kelompok Jateng," katanya.
"Keempatnya, masih kami cek KTP, warga dari Jateng semua. Yang MD inisial A dan E. Rata-rata usianya 30-35 tahun, rata-rata. Yang kabur J, dan pelaku yang diamankan R," tambahnya.
Saat disinggung apakah komplotan tersebut termasuk pelaku perampokan dan penyekapan satu keluarga di sebuah rumah beralamat Dusun Bago Kidul, RT 012 RW 003, Desa Bago, Besuk, Probolinggo, pada Minggu (1/6/2025) dini hari, kemarin. Jumhur menampiknya.
Namun, ia mengungkap temuan hasil penyelidikan sementara khusus terhadap Pelaku R yang berhasil ditangkap, yang diketahui sudah pernah terlibat aksi pencurian dengan kekerasan di beberapa wilayah Jatim.
"Ini berbeda (dari komplotan rampok Probolinggo). Tapi ini spesialis bobol, tapi masih kami kembangkan juga, karena yang satu ini R yang kami amankan ini pelaku Pasal 365," pungkasnya.
Pantauan TribunJatim.com, kedua jenazah pelaku diangkut dalam dua kendaraan berbeda. Kedua kendaraan tersebut, tiba di halaman Kompartemen Kamar Mayat RS Bhayangkara Surabaya, sekitar pukul 00.47 WIB.
Salah satu jenazah diangkut petugas kepolisian berpakaian sipil menggunakan kendaraan sarana aksi komplotan tersebut yang statusnya sebagai barang bukti kejahatan; Daihatsu Luxio bernopol B-1538-WID, bewarna silver.
Sedangkan, satu jenazah lainnya diangkut menggunakan salah satu kendaraan mobil milik petugas kepolisian.
Setelah kedua jenazah dipindahkan ke dalam ruangan kamar mayat. Petugas kepolisian mulai menggelar barang bukti bawaan milik komplotan tersebut yang diwadahi kresek warna merah.
Saat barang bukti itu, dikeluarkan satu per satu untuk digelar di emperan lantai teras depan kamar mayat, didapatkan beberapa lembar tumpukan uang tunai dalam bentuk pecahan uang Rp50 ribu dan Rp100 ribu.
Kemudian, beberapa peralatan linggis yang panjangnya sekitar satu meter. Lalu, ada juga tuas pemotong besi berukuran besar. Dan, didapati juga ada benda sejata tajam menyerupai samurai dengan panjang sekitar empat jengkal tangan pria dewasa.
Lalu, berdasarkan pantauan TribunJatim.com terhadap kendaraan mobil sarana aksi yang dipakai komplotan tersebut, yakni Daihatsu Luxio, berwarna silver.
Tercatat, ada sekitar 16 lubang peluru yang bersarang memenuhi hampir seluruh permukiman bodi mobil.
Catatan jumlah tembakan itu, didasarkan pada lubang pada bodi sisi kanan, sisi belakang, sisi kiri hingga depan mobil.
Yakni, satu lubang terdapat pada bodi belakang sisi kiri mobil. Kemudian, satu lubang pada kaca belakang bagian bawah sisi kanan.
Selanjutnya, 10 lubang yang tersebar di hampir seluruh permukaan bodi sisi kanan mobil. Dan, empat lubang yang berdempetan pada kaca sisi depan bagian bawah sisi tengah.