TRIBUNJATIM.COM - Nasib 25 warga Kabupaten Cirebon, Jawa Barat yang telantar setelah gagal kerja di pabrik.
Sebelumnya, mereka sempat ditawari kerja di proyek pembangunan pabrik mobil listrik di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Mereka lalu telantar selama tiga hari
Hingga akhirnya mereka lalu dipulangkan oleh pemerintah daerah.
Baca juga: Baru Kerja 1 Bulan Diprotes Potongan Tidak Rapi, Tukang Cukur Sabet Pelanggan: Gimana Gak Emosi
Peristiwa itu bermula dari tawaran kerja yang disampaikan oleh seorang warga negara asing.
Para korban dijanjikan akan direkrut sebagai tenaga kerja di proyek pembangunan pabrik mobil listrik yang disebut membutuhkan sekitar 30 orang.
Namun, jumlah tersebut kemudian dikurangi menjadi 25 orang dan pada kenyataannya hanya tiga orang yang diterima.
“Karena rasa solidaritas terhadap teman-temannya yang tidak diterima bekerja, tiga orang itu akhirnya memilih tidak melanjutkan pekerjaan dan tetap bersama rombongan,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cirebon, Hilmy Riva’i melalui keterangannya yang diterima Tribun, Selasa (10/6/2025) malam.
Menurut Hilmy, para korban kemudian ditelantarkan begitu saja di lokasi proyek.
Mereka tidak diberi makan dan tidak diberi uang transportasi untuk kembali ke daerah asal.
“Ini sangat memilukan. Biasanya kami menangani pekerja yang terlantar di luar negeri, tetapi ini terjadi di dalam negeri,” ucapnya.
Bahkan, beberapa dari mereka terpaksa berjalan kaki sejauh 30 kilometer sebelum akhirnya ditolong oleh warga sekitar dan diantar ke pusat Kabupaten Subang.
Namun di sana pun, para korban masih terlantar karena tidak memiliki kenalan.
Kasus ini menjadi sorotan setelah viral di media sosial.
Para korban diarahkan oleh pihak kepolisian setempat ke Kantor Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Subang untuk mendapatkan bantuan.
“Saya mengapresiasi langkah cepat Pemprov Jabar dan Dinsos Kabupaten Cirebon dalam menangani kasus ini serta memastikan para korban dalam kondisi sehat."
"Alhamdulillah hari ini mereka sudah diterima kembali di Cirebon dan akan didampingi lebih lanjut,” jelas dia.
Sementara itu, Kepala Dinsos Kabupaten Cirebon, Indra Fitriani mengungkapkan, bahwa pihaknya mendapat laporan dari Dinsos Subang pada Selasa (10/6) pukul 07.36 WIB melalui sambungan telepon.
“Dinsos Subang melaporkan ada 25 warga Cirebon yang terlantar."
"Lima orang lainnya sudah lebih dulu pulang ke Cirebon dengan menumpang truk,” kata Indra.
Menindaklanjuti laporan itu, Dinsos Cirebon segera mengirim empat unit kendaraan dan delapan petugas gabungan ke Subang untuk menjemput para korban.
“Alhamdulillah saat ini, seluruh korban sudah tiba di Kantor Dinsos Kabupaten Cirebon untuk selanjutnya diserahkan ke pemerintah desa dan keluarga masing-masing,” ujarnya.
Indra menuturkan, para korban tidak hanya menerima pendampingan psikososial, tetapi juga mendapatkan bantuan transportasi sebesar Rp500 ribu dari Pemprov Jawa Barat untuk meringankan beban mereka.
Sementara itu, nasib pencari kerja lainnya juga terjadi di Bekasi, Jawa Barat.
Nasib sejumlah pencari kerja yang hingga kini tak kunjung mendapat panggilan interview kerja.
Pencari kerja tersebut sebelumnya sudah meletakkan lamarannya ke sejumlah perusahaan yang ada di Job Fair yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Bekasi di Kawasan Jababeka, Kecamatan Cikarang Utara.
Namun, pencari kerja tersebut mengeluh karena tak kunjung ada kejelasan.
Salah satu pencari kerja, Susi (17) mengaku kecewa karena tak kunjung dipanggil wawancara kerja.
Meski dirinya sempat melamar ke tiga perusahaan ketika Job Fair.
Baca juga: Sosok Immanuel Ebenezer, Wamenaker yang Ngamuk usai HRD sebut Job Fair Cuma Formalitas
"Pas Job Fair sempat masukin ke tiga perusahaan tapi ya sampai sekarang belum ada panggilan," ujar Susi pada Minggu (8/6/2025).
Keluhan serupa juga diungkapkan oleh Siti Fadil Husna (18), warga Desa Simpangan, Kecamatan Cikarang Utara.
Ia menyebutkan bahwa banyak temannya yang menghadiri Job Fair pun mengalami hal serupa.
"Belum ada yang diterima, teman-teman juga sama, belum ada kejelasan," ungkapnya.
Menanggapi hal ini, Wakil Bupati Bekasi, Asep Surya Atamaja, menjelaskan bahwa ada 25.000 lebih data pelamar kerja.
Saat ini tengah dilakukan proses penyortiran data pelamar.
"Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bekasi sedang memilah pelamar, dengan memprioritaskan warga lokal Kabupaten Bekasi," kata Asep.
Untuk itu dirinya meminta agar masyarakat untuk bersabar mengingat banyaknya jumlah pelamar yang mengikuti acara tersebut. Proses seleksi ini diharapkan dapat memberikan hasil optimal dengan memprioritaskan warga lokal.
"Kenapa kita prioritaskan? Karena Kabupaten Bekasi merupakan kota industri. Ada 7 ribu sekian perusahaan tapi penganggurannya masih sangat tinggi. Mudah-mudahan Job Fair ini dapat menyerap tenaga kerja lokal sehingga pengangguran berkurang," kata dia.
Potret Ribuan Pencari Kerja Padati Job Fair Cikarang
Diberitakan sebelumnya, ribuan pencari kerja (pencaker) memadati kegiatan job fair di President University Convention Center Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi pada Selasa (27/5/2025).
Hasil pantauan, warga pencari kerja telah mendatangi di lokasi acara job fair sejak subuh atau sekira pukul 05.00 WIB.
Terlihat parkir kendaraan motor memadati sejumlah kantong parkir hingga ke ruas jalan.
Kemudian area jalan, halaman gedung job fair hingga area dalam penuh dipadati.
Job fair sendiri digelar oleh Dinas Ketenagaan Kerja (Disnaker) Kabupaten Bekasi.
Seorang pencari kerja bernama Wahyu mengaku telah datang pukul 07.00 WIB.
Akan tetapi saat masuk ke area job fair sudah ramai dan padat yang datang sehingga berdesakan dan tak kunjung bisa masuk.
"Penuh bangat, ketahan buat masuknya. Ini masuk tapi engga masuk, padat bangat," katanya saat diwawancarai pada Selasa (27/5/2025).
Menurutnya, seharusnya ada link pendaftaran dahulu ketika mengikuti job fair.
Sehingga, ketika datang mereka yang punya nomor registrasi bisa langsung masuk.
"Kalau ini engga, tumplek begitu aja. Dari pagi aja udah ramai," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, Jawa Barat bersiap menggelar job fair di President University Convention Center Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi pada 27 Mei 2025 mendatang.
Wakil Bupati Bekasi Asep Surya Atmaja mengungkapkan, pihaknya siapkan sebanyak 1.400 lowongan pekerjaan dari 25 perusahaan
Lowongan tersebut akan dibuka secara khusus untuk warga Kabupaten Bekasi yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Bekasi dalam acara Job Fair
“Insyaallah udah dapet 1.400 loker buat tanggal 27 Mei nanti. Kita bisa jalan untuk 9 perusahaan lagi berarti kita diangka 25 perusahaan lah kita,” kata Asep pada Kamis (15/5/2025).
Menurutnya, dalam 100 hari kerjanya ini, Ade-Asep juga menargetkan 25 perusahaan untuk dapat memberikan lowongan pekerjaannya
untuk acara Job Fair mendatang.
Menurutnya, selama melakukan roadshow ke perusahaan, berbagai kendala juga dihadapinya, yakni tidak tersedianya lowongan.
Kendati demikian, Asep tidak menyerah dengan mencari ke perusahaan-perusahaan lain yang memiliki lowongan pekerjaan.
“Setelah itu akan kita usahakan buat lagi tiap tahun. Untuk bangun hubungan industrial dengan pemerintah Bekasi," katanya.
Asep menegaskan upaya ini juga dilakukan untuk menekan angka pengangguran di Kabupaten Bekasi.
Saat ini angka pengangguran di Kabupatwn Bekasi mencapai 8,81 persen. Dan minimal 5 tahun kedepan angkanya bisa turun menjadi 3 persen.
“Karena nasional angka pengangguran 4 persen, provinsi 6 persen, Kabupaten 8,8 persen. Saya ingin bisa Kabupaten hanya 3 persen turun 5 tahun ke depan,” terang Asep.
Asep juga menekankan apabila ada perusahaan yang melakukan permainan dengan tidak memprioritaskan warga Kabupaten Bekasi untuk bekerja sesuai KTP ataupun adanya permainan dari para pencari kerja atau lembaga penyalur pekerjaan.
Asep akan melakukan verifikasi menggunakan ijazah. Disisi lain, selama kunjungannya ke perusahaan, Asep juga menemukan perbedaan jumlah tenaga kerja lokal, mulai dari 40 persen hingga 60 persen.
“Masyarakat lokal itu mempunyai KTP. Tapi kalau kita lihat, ada juga permainan. Ke depannya Insya Allah Bupati akan melihat ijazah. Tapi kan kita juga kan verifikasinya sekarang beda. Kita lihat, oh KTP, KTP Bekasi, oh dia lulusannya SMA Sukatani. Kan ada verifikasinya. Nanti juga kita udah bilangin dinas untuk diverifikasi lagi,” tandasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id