Lautan Manusia Padati Puncak Haul Habib Abu Bakar Assegaf ke-70 di Gresik, Lantunan Selawat Menggema

Penulis: Willy Abraham
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HAUL - Lautan manusia memadati Puncak Haul Habib Abu Bakar Assegaf ke-70 di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Sabtu (14/6/2025). Puluhan ribu manusia yang mengenakan pakaian serba putih memadati jantung Kabupaten Gresik. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham

TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Lautan manusia memadati Puncak Haul Habib Abu Bakar Assegaf ke-70 di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Sabtu (14/6/2025).

Puluhan ribu manusia yang mengenakan pakaian serba putih memadati jantung Kabupaten Gresik. 

Lantunan ayat suci Al Quran terus menggema.

Acara pada hari kedua ini dimulai dengan pembacaan selawat Maulid Nabi di kediaman Habib Abu Bakar Assegaf, Jalan KH Zubair, Gresik.

Lantunan selawat dimulai setelah salat subuh.  

Hingga sekitar pukul 09.00 WIB, jemaah perlahan mulai berpindah ke area Masjid Jami Alun-alun Gresik, tempat puncak Haul Habib Abu Bakar Assegaf ke-70.

Para jemaah mulai habaib, para ulama beserta tokoh nasional, Menteri Agraria Nusron Wahid, Salim Segaf Al Jufri, Ketua Fraksi Golkar DPR RI, Muhammad Sarmuji, Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, dan Wakil Bupati Gresik, Asluchul Alif, melakukan arak-arakan menuju ke Masjid Jami disertai lantunan Qosidah Mabrokal.  

Baca juga: Cerita Jemaah Rela Berangkat Malam Demi Hadiri Haul Habib Abu Bakar Gresik, Demi Ngalap Berkah

Saat sampai di maqbaroh, para jemaah melantunkan Qasidah 'Salamullahi Ya Sadah’. Qosidah yang dibaca saat ziarah makam wali.  

Turut hadir dalam puncak haul, Habib Jindan bin Novel, Habib Ali Zainal Abidin Assegaf atau sering disapa Habib Bidin, Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf, Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf, dan para kiai ponpes.

Hadir pula jemaah Hadrah Al Muhibbin dari Tulungagung.

Dalam acara puncak tersebut, Habib Hadi bin Abdul Qadir Al Idrus sebagai pembaca Yasin dan Tahlil. 

Manaqib Habib Abu Bakar dibacakan oleh Habib Abdul Qodir bin Ali bin Abu Bakar Assegaf. Diterjemahkan oleh Abu Bakar Fahmi bin Syech bin Abu Bakar Assegaf.  

Pembacaan Manaqib tersebut, menceritakan kisah Habib Abu Bakar Assegaf, mulai dari usia belia, sudah merantau dan menimba ilmu agama. Hingga bagaimana takdhim dengan ilmu.  

“Ini patut kita teladani bersama, beliau (Habib Abu Bakar Assegaf) memberikan nasihat tentang pentingnya hadir dalam majelis ilmu. Di sana ada lisanul maqol, mendengar petuah dari para ulama, maupun dari kitab yang dibaca. Serta lisanul hal, gambaran dari majelis ilmu, tentang adab, dan memberikan pelajaran kepada yang hadir langsung. Seperti Haul ini,” tutur Abu Bakar Fahmi bin Syech bin Abu Bakar Assegaf.  

Selanjutnya nasihat Habib Abu Bakar Assegaf yang sering disampaikan, tentang berprasangka baik kepada seseorang.  

“Karena kata Habib Abu Bakar Assegaf, ini cara yang cepat untuk sampai kepada waliyullah, hingga Allah SWT,” ujarnya dalam membaca terjemahan Manaqib.  

Habib Jindan mengajak jemaah meneledani Habib Abu Bakar Assegaf. Mulai menimba ilmu, hingga menjadi pewaris ilmu.  

“Habib Abu Bakar Assegaf pemimpin wali pada masanya. Semoga para jemaah yang hadir pulang membawa manfaat dari keteladanan Habib Abu Bakar Assegaf,” ucapnya.

Puncak haul tersebut ditutup Doa Wahbah yang dibacakan Habib Muhammad Bin Syekh bin Abu Bakar Assegaf, dan Lalqinun Dzikir oleh Habib Hasan bin Anis bin Alwi Alhabsyi, dan Dzikru Jalala oleh Habib Abu Bakar bin Ali bin Abu Bakar Assegaf.  

Diketahui, sejak Jumat (13/6/2025) kemarin, tidak sedikit jemaah yang datang dari luar kota, termasuk dari wilayah Pasuruan dan Probolinggo.

Mereka rela menempuh perjalanan malam untuk bisa ikut serta dalam kegiatan maulid hingga puncak haul di Gresik.

“Kami berangkat dari Pasuruan jam 23.00 WIB malam. Tujuannya hanya satu, mencari barokah dari dzurriyah Rasulullah SAW. Setiap tahun kami selalu hadir,” ungkap Priyongko Irsyak (42), jemaah asal Purutrejo, Kota Pasuruan. 

Hal senada disampaikan oleh Safuan (36), warga asal Kraksaan, Kabupaten Probolinggo.

Ia datang bersama rombongan pengajian dari kampungnya dengan menggunakan kendaraan sewaan. 

“Sudah biasa kami begini tiap haul. Insyaallah ada rasa tenteram kalau ikut maulid dan haul seperti ini. Kami merasa dekat dengan para habaib dan Rasulullah,” ujarnya sambil menahan haru.

Berita Terkini