TRIBUNJATIM.COM - Kasus penganiayaan mengerikan menggegerkan warga Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, pada Selasa (10/6/2025).
Pelaku seorang pria bernama Fiki Sutikno tega menganiaya istri sirinya, YM, yang sedang hamil tiga bulan.
Ia tega mencambuk istrinya hanya karena permintaan uang sebesar Rp20 ribu tidak dipenuhi.
Baca juga: Bawa Pasien Kecelakaan, Warga Kesal Puskesmas Malah Ditinggal Kosong di Jam Pelayanan: Ada Kunjungan
Diketahui, insiden ini terjadi saat YM sedang bekerja di sebuah konveksi.
Tiba-tiba Fiki datang untuk meminta uang kepadanya dengan alasan untuk membeli makan.
Namun, karena permintaannya tidak diindahkan, Fiki sontak gelap mata.
Ia langsung menganiaya korban dengan mencambuknya menggunakan sabuk dan kabel.
Tak hanya itu, ia juga memukul kepala YM dengan gagang palu.
Teriakan ketakutan YM sontak membuat rekan kerja dan warga sekitar segera bertindak.
Mereka berinisiatif melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian.
Tak lama kemudian, Tim Sparta dari Satuan Samapta Polresta Solo tiba di lokasi dan langsung mengamankan pelaku.
AKP Prastiyo Triwibowo melalui Kanit V Satreskrim Polresta Solo, Iptu Purbo Adhi, menerangkan bahwa Fiki akan diproses secara hukum atas perbuatannya.
Purbo menambahkan, pelaku ternyata memang sering melakukan penganiayaan terhadap korban.
Tepatnya sejak mereka menikah siri dan tinggal bersama di indekos yang beralamat di RT 04 RW 03, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.
"Kebiasaan tersangka melakukan perbuatan (penganiayaan) ini adalah ketika tersangka ini meminta uang kepada korban kemudian tidak dikasih."
"Maka tersangka akan melakukan penganiayaan kepada korban," terang Purbo dalam jumpa pers di Mapolresta Solo, Kamis (12/6/2025) siang.
"Untuk kejadian kemarin itu, korban dianiaya menggunakan kabel yang dikombinasikan dengan sabuk untuk mencambuk korban."
"Kemudian juga dipukul menggunakan palu kepalanya," lanjutnya, seperti dikutip dari Tribun Solo.
Baca juga: Bercanda Tersesat Bawa Jenazah ODGJ, Sopir Ambulans Entong Kini Masuk Daftar Hitam, RS: Kelainan
Saat ditanya awak media, Fiki yang berprofesi sebagai pengamen ini mengaku gelap mata karena niatnya meminta uang Rp20 ribu untuk makan kepada sang istri tidak dipenuhi.
"Mintanya cuma buat makan, sekitaran Rp20 ribu," ungkapnya.
Akibat perbuatan Fiki, YM mengalami luka bekas cambukan dan pukulan di tubuhnya.
Sebagai barang bukti, polisi menyita satu buah sabuk warna hitam, satu buah kabel, dan satu buah palu.
Atas perbuatannya, Fiki Sutikno dijerat dengan Pasal 351 KUHP.
Ia terancam pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan.
Di tempat lain, nasib nahas justru menimpa Lusi Pebiani (24), seorang ibu rumah tangga (IRT) yang tewas diduga dibunuh suaminya Bagus Setiyo Jati (26).
Lusi meninggal dunia diduga kuat sebagai korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), Kamis (12/6/2025) dini hari.
Sang suami sendiri ditemukan kritis di dalam rumah dan ada luka di pergelangan tangannya.
Terkait dengan sosok Lusi diungkap oleh kakeknya, Endi Juanedi (70).
Ternyata, Lusi sejak kecil dirawat oleh kakeknya karena ibunya meninggal dunia dan ayahnya menikah lagi.
Ia menuturkan, Lusi merupakan sosok yang pintar dan mandiri.
Mengutip Tribun Bekasi, Lusi sejak kecil dirawat oleh kakeknya karena ibunya meninggal dan ayahnya menikah lagi.
"Sekolah di SMPN 2 sama SMKN 2 Karawang, ranking terus, kalau enggak peringkat 1 ya peringkat 2," kata Endi, Jumat (13/6/2025).
Baca juga: Cemburu Pergoki Istri Selingkuh Sama Wanita Lain, Suami Ngamuk Bakar Rumah sampai Kena Tetangganya
Ia menuturkan, setelah lulus SMK, korban langsung bekerja.
Lalu pada tahun 2019, korban menikah dengan Bagus dan berhenti bekerja.
"Bulannya apa lupa, cuma tahun 2019 menikah, sudah sekitar enam tahun pernikahan."
"Anaknya dua, usia 5 tahun mau 6 tahun, sama 5 bulan," ujarnya.
Endi melihat kehidupan cucunya dan suami terlihat bahagia.
Terlebih keduanya telah berpacaran sejak SMP.
Kehidupan keduanya juga dinilai sukses hingga bisa beli rumah dan mobil sendiri.
Namun, beberapa bulan belakangan, terdengar kabar bahwa cucunya mendapat kekerasan dari suaminya.
"Kalau ke saya enggak pernah cerita, tapi kalau ke cucu saya yang lain itu cerita,"
"Badannya sampai memar di beberapa bagian tubuhnya," katanya.
Ia pun tak menyangka bahwa cucu yang ia rawat sejak kecil jadi korban pembunuhan.
"Kaget, karena enggak pernah cerita apa-apa ke saya. Tahu juga dari saudara yang lain, dan saya pikir masih batas wajar keributannya, enggak nyangka," katanya.
Tetangga korban, Dita (33) menceritakan, sebelum ditemukan tewas, korban sempat berteriak minta tolong pada Kamis (12/6/2025), sekitar pukul 01.30 WIB.
Dita yang mendengar teriakan pun langsung menghubungi RT setempat.
"Denger, pokoknya minta tolong sama teriak, sama nangis. Kemudian saya langsung telepon Bu RT, kan dia saudaranya sekaligus Bu RT kan, jadi saya telepon," kata Dita kepada Tribun Bekasi.
Dita menceritakan bahwa pasutri dua anak tersebut sering bertengkar.
"Akhir ini, dua tiga bulan terakhir sering berantem, cekcok lah bukan berantem,"
"Tapi yang sering kedengeran suami si istrinya nangis tapi suara suaminya enggak kedengeran," kata Dita.
Baca juga: Telanjur Bayar Rp1,4 M untuk Lolos Seleksi, Warga Ternyata Ditipu Pecatan Polisi, Ngadu ke Kapolda
Sementara itu, saat dikonfirmasi, Kasi Humas Polres Karawang, Ipda Solikhin menuturkan bahwa pelaku pembunuhan diduga suaminya sendiri, Bagus Setiyojati (26).
"Terduga pelakunya adalah suaminya," ujarnya, Kamis (12/6/2025).
Ia juga menuturkan, saat warga hendak menolong korban, pintu rumah korban dibuka oleh anak yang masih berusia lima tahun.
Tubuh Lusi dan Bagus tergeletak di kasur saat warga hendak memberikan pertolongan.
Tribun Jabar mewartakan, Solikhin menduga sang suami membunuh istrinya karena cemburu.
"Dari pemeriksaan sementara diduga akibat cemburu dari pihak suami. Berdasarkan keterangan para saksi atau tetangga mereka sering cekcok," ujarnya.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com