Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Muhammad Nurkholis
TRIBUNJATIM.COM, TUBAN - Seorang wali murid SMP Negeri 1 Semanding, Kabupaten Tuban, mengungkapkan adanya dugaan tindakan intimidatif dari pihak sekolah terhadap anaknya, Kamis (19/6/2025).
D (47) bercerita, dua hari sebelum ujian diselenggarakan oleh sekolah, anaknya yang masih duduk di bangku kelas IX pulang dengan keadaan menangis, karena tidak diberi kartu ujian.
Alasan tidak diberikannya kartu ujian, lantaran anaknya masih memiliki tunggakan pembayaran uang komite.
“Jadi anak saya tak dikasih kartu untuk mengikuti ujian. Karena belum bayar uang komite,” ujarnya.
Setelah itu, D kemudian mendatangi sekolah untuk membayar tunggakan uang komite dan langsung meminta kartu ujian.
“Saya membayar ke koperasi sekolah, dan langsung saya ambil kartu ujian anak di kantor guru, dan dikasih,” imbuhnya.
Baca juga: Siapa Sosok Pemilik Sekolah Elite Bodong? Sering Potong Gaji Guru Rp700 Ribu hingga Tahan Ijazah
Dengan adanya hal tersebut, D menduga telah terjadi tindakan intimidasi, sebab siswa yang belum atau tidak membayar uang komite diancam tidak diperbolehkan mengikuti ujian.
“Ketika belum membayar uang komite, diancam tidak ditandatangani dan tidak boleh mengikuti ujian,” pungkasnya.
Terkait nominal uang komite di SMP Negeri 1 Semanding, D mengungkapkan, sekolah mematok Rp 600 ribu per tahunnya.
Terpisah, Kepala SMPN 1 Semanding, Sulistiyo Handayani, saat ditemui di sekolah, sedang tidak berada di tempat.
Kemudian saat dikonfirmasi lewat pesan WhatsApp (WA), Sulistiyo Handayani membantah adanya dugaan tersebut.
“Mohon maaf, info tersebut tidak benar,” ujarnya.
Kemudian, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tuban, Abdul Rakhmat, menanggapi terkait dugaan tindakan intimidatif ini.
Pihaknya akan mengklarifikasi pihak sekolah dan jika terbukti, akan ada tindakan lebih lanjut.
“Harus klarifikasi yang bersangkutan dulu, jika benar kita tegur,” ucapnya.