Berita Viral

Urus Tanah Warisan, Warga Dipalak Rp 5 Juta oleh Jagoan Kampung Bawa Parang, Kades Tak Menengahi

Penulis: Ignatia
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PEMALAKAN WARGA - Tangkapan Layar Video Viral jagoan kampung ancam warga pakai parang di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bola, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Jumat (27/6/2025). Warga kecewa karena pihak Desa atau polisi setempat tak ada yang peduli.

TRIBUNJATIM.COM - Warga berniat urus tanah warisan, malahan berakhir diancam oleh jagoan kampung dengan parang.

Peristiwa ini menjadi sorotan warga Desa Pasir Putih tempat kejadian perkara berlangsung.

Sejumlah warga Desa Pasir Putih, Kecamatan Bola, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan lakukan pengancaman menggunakan senjata tajam.

Kejadian itu bermula saat rombongan warga asal Sengkang berkunjung ke rumah kerabatnya di Desa tersebut, Jumat (27/6/2025).

Kunjungan itu dalam rangka silaturahmi bersama keluarga.

"Iya, kami ke sini (Desa Pasir Putih) di rumah keluarga untuk silaturahmi sekaligus mengurus tanah warisan," ujar Suhardi kepada Tribun-Timur.com.

Lanjut, kata dia setelah mengunjungi tanah warisan untuk pematokan, tak berselang lama rombongan warga lain datang menghalangi.

"Setelah kami patok tanah dan hendak kembali ke rumah, tiba-tiba puluhan orang menghadang jalan bahkan memburu dengan senjata tajam," lanjutnya.

Bahkan, mereka dengan kejam meminta uang tunai sebesar Rp5 juta.

"Mereka juga minta uang ke kami sembari memegang parang dan melakukan pengejaran," ungkapnya.

Baca juga: Pedagang Dipalak Oknum Ormas GRIB hingga Rp17,5 Juta di Tanah Milik BMKG, Awalnya Ditawari Pak RT

Tak sampai di situ, Suhardi juga menyayangkan personel Polsek Bola yang tak berada di lokasi.

"Kami sempat melapor di Polsek Bola tapi tidak ada anggota di situ bahkan Kepala Desa sekedar melakukan pembiaran tanpa menengahi," tegasnya.

Adapun terduga pelaku pengancaman sekaligus jagoan kampung antara lain, Lamma, Ete, Majid, Mardi dan Ile.

Baca juga: Istri Depresi KDRT Lapor Damkar, Sang Suami Akhirnya Ditangkap Polisi, Persembunyian Terkuak

Pemalakan kerap terjadi dimanapun, termasuk di pusat wisata.

Pemalakan terjadi di spot wisata alam Wae Rebo, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Seorang pemandu wisata mengaku dipalak hingga Rp 200 ribu.

Pemandu wisata bernama Ireno itu dipalak warga setempat di sebuah kali di Desa Borik pada Sabtu (17/5/2025), saat mengantar wisatawan.

Pemandu wisata asal Labuan Bajo itu mengungkapkan, kendaraan mereka ditahan oleh sejumlah warga di lokasi tersebut, di mana jembatan sudah dalam kondisi rusak.

"Mereka mau minta ke wisatawan. Saya langsung bayar. Demi kenyamanan tamu, saya langsung bayar," ungkap Ireno saat dikonfirmasi pada Senin (19/5/2025) siang.

Ireno menjelaskan bahwa kendaraan mereka diadang dengan kayu oleh warga.

"Mereka tidak kasih izin kalau tidak bayar. Mereka juga ancam kasih bongkar lagi batu yang sudah diatur supaya kendaraan bisa lewat di kali," tambahnya, melansir dari Kompas.com.

Ia mengungkapkan bahwa warga meminta uang antara Rp 50.000 hingga Rp 200.000 untuk membebaskan kendaraan mereka.

Sebagai pelaku pariwisata, Ireno menyayangkan peristiwa tersebut, terutama karena terjadi di jalur menuju Wae Rebo yang sudah terkenal.

Ia meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai mengatur perilaku oknum yang dapat merusak citra pariwisata daerah.

"Semoga ini ditindaklanjuti dan tidak boleh terjadi lagi ke depan," katanya.

Baca juga: Wisatawan Gagal Nikmati Sunrise, Ratusan Sopir Jip Bromo Geruduk Kantor TNBTS Imbas Sistem Tiket

Ireno juga menekankan pentingnya perbaikan akses jembatan yang menjadi lokasi pemalakan tersebut.

"Saya kira ini letak soalnya. Karena itu, jembatan di sana mesti segera diperbaiki," imbuhnya.

Hingga berita ini diturunkan, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai belum memberikan tanggapan saat dikonfirmasi melalui WhatsApp pada Senin siang.

Pesan konfirmasi telah terkirim dan terlihat telah dibaca karena centang biru.

Sementara itu, sebelumnya viral seorang wisatawan kesal karena merasa tertipu saat masuk ke Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.

Wisatawan itu sampai membanting tiket masuk yang dibawanya.

Itu seperti yang terlihat dalam video yang diunggah akun Instagram Bogor Terkini, Selasa (29/4/2025).

Tampak dua orang wisatawan mereview karcis TNGHS.

Baca juga: Sudah Bayar Rp25 Ribu, Wisatawan Kesal Tiket Masuk Gunung Halimun Aslinya Rp10 Ribu, Kertas Ditambal

Seorang wisatawan berbaju hitam menunjukkan karcis/ tiket masuk Taman Nasional Gunung Halimun Salak dengan harga Rp 25.000.

Namun kondisi tiket tersebut rupanya tambalan kertas.

Wisatawan itu langsung membuka tambalan kertas hingga akhirnya muncul harga tiket Rp 10.500.

Dengan kondisi yang tidak sesuai, wisatawan tersebut langsung bereaksi lebih.

Keduanya langsung emosi dan membanting tiket/karcis objek wisata TNGHS.

"Rp 25 ribu per orang, aslinya cuma Rp 10.500 per/orang. Karcis Gunung Halimun Salak," ucapnya, melansir dari TribunBogor.

Menindaklanjuti polemik biaya masuk di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) disepakati hasil rapat bahwa biaya masuk Rp15.000 baik melalui Gerbang Utama Gunung Bunder dan Gunung Sari.

Keputusan ini diambil berdasarkan kesepakatan antara pihak terkait dan masyarakat setempat dalam mediasi di Kantor Lokapurna RT 001/008 Desa Gunungsari, Kecamatan Pamijahan, pada Jumat, 25 April.

Kesepakatan ini sekaligus membantah isu tentang rencana pembongkaran yang sebelumnya beredar di masyarakat. 

Pembongkaran gerbang tersebut sempat dikabarkan sebagai upaya untuk membebaskan biaya masuk ke kawasan wisata TNGHS.

Namun, kesepakatan ini menegaskan bahwa biaya masuk sebesar Rp15.000 tetap berlaku untuk menjaga kelestarian dan pengelolaan taman nasional.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini