Berita Viral

Ida Pulang Lumpuh Setelah Jadi TKW Disiksa Majikan, Keluarga Tak Mampu Biayai Pengobatan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TKW DISIKSA MAJIKAN - Foto kondisi Juhaidarna alias Ida (47), seorang janda dan TKW (Tenaga Kerja Wanita) asal Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, sebelum dan sesudah disiksa majikannya hingga lumpuh. Keluarga tak mampu biayai pengobatan.

TRIBUNJATIM.COM - Juhaidarna alias Ida (47), seorang janda dan TKW (Tenaga Kerja Wanita) asal Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, disiksa majikannya hingga lumpuh. 

Pergi ke Malaysia untuk mencari nafkah, Ida pulang ke Indonesia tanpa hasil justru membawa derita.

Majikannya menyiksa Ida selama tiga tahun hingga koma, setelah sadar TKW asal Jambi tersebut hanya bisa terbaring lantaran lumpuh.

Kini keluarganya kebingungan mencari biaya pengobatan. 

Kalimat yang terucap setelah Ida sadar dari koma membuat keluarga pilu.

“Ya Allah ya Allah tolong, tolong, takut, takut,” itulah kalimat lirih yang pertama kali diucapkan Ida.

Ida kini hanya bisa terbaring lemah, separuh tubuhnya lumpuh dan sekujur badannya penuh luka dan lebam.

Kondisinya sangat memprihatinkan setelah pulang ke Indonesia pada 1 Juni 2025.

Ida adalah janda dengan dua anak yang memutuskan menjadi TKW sejak 2017, demi mengubah nasib keluarganya.

Ia sempat kembali ke Indonesia pada 2019, lalu kembali bekerja ke Malaysia pada 2023 setelah dijanjikan merawat lansia seperti pekerjaan sebelumnya.

Namun, kenyataan berkata lain.

“Dia sempat ganti majikan, sampailah ketemu majikannya yang baru,” ujar Cindi, adik sepupu Ida, dikutip dari Kompas.com, Minggu (10/8/2025).

Baca juga: TKW Ida Hanya Bisa Berbaring setelah Kepalanya Disetrika Majikan, Siksaan Lain Dikuak Keluarga

Majikan Tutupi Kondisi Ida ke Keluarganya

Setelah bekerja untuk keluarga kaya di Malaysia, Ida justru mengalami penyiksaan berat secara tidak manusiawi hingga jatuh sakit dan akhirnya koma.

Ia dirawat di Hospital Pulau Penang, Malaysia.

Namun, kondisinya disembunyikan oleh majikan dan pengacara mereka.

“Kami bilang, supaya kami tidak khawatir, tolonglah difoto kondisi kakak kami, atau video call, tetapi tidak pernah dituruti,” kata Cindi.

Merasa ada yang janggal, keluarga berinisiatif mencari dana lewat donasi dan akhirnya Cindi bisa menyusul Ida ke Malaysia.

Baca juga: Istri Koma di Taiwan, Suami TKW Jual Tanah Rp25 Juta Demi Biaya RS, Kini Minta Bantuan Dedi Mulyadi

“Saya sampai tidak kenal, Pak, bahwa yang sejak awal di depan saya itu adalah kakak saya,” ungkapnya, pilu.

Ida ditemukan dalam keadaan koma, berat badannya tinggal setengah dari kondisi sehat.

Dari 68 kilogram menjadi kurang dari 35 kilogram.

Dalam kondisi koma, Cindi membisikkan harapan ke telinga Ida agar kembali pulang ke Indonesia.

Mukjizat pun terjadi.

“Setelah itu dia langsung meneteskan air mata... Kata pertama dia itu, 'Ya Allah ya Allah tolong, tolong takut, takut',” kenang Cindi.

Foto kondisi Juhaidarna alias Dahlia (47) tenaga kerja wanita (TKW) di Malaysia yang berasal Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi sebelum lumpuh usai disiksa majikannya. (Dok. Keluarga Korban via KOMPAS.com)

Janji Palsu dari Majikan

Pengacara majikan sempat menjanjikan akan menanggung semua biaya.

Namun, surat yang diberikan justru berisi pengalihan tanggung jawab kepada keluarga Ida.

“Pas saya terjemahkan, ternyata ucapan terima kasih keluarga, serta bersedia menanggung semua biaya,” jelas Cindi.

Beruntung, seorang WNI asal Medan yang tinggal di Malaysia bernama Wani Hasibuan membantu Cindi selama proses pemulangan.

Pihak KJRI pun memfasilitasi kepulangan Ida tanpa biaya.

Setelah tiba di Jambi, kondisi Ida masih memprihatinkan.

Ia hanya bisa terbaring di tempat tidur, lumpuh, dan mengalami komplikasi.

“Ya sekarang ini penyakitnya itu sudah komplikasi, Pak. Ya, hanya Tuhan yang bisa sembuhkan, karena mau berobat juga tidak ada biaya,” kata Cindi.

Beberapa hari lalu, pihak Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Kerinci sudah menjenguk Ida dan berjanji akan membantu biaya pengobatan.

Baca juga: Nasib Tragis TKW Magetan Tewas Jadi Korban Tabrak Lari di Taiwan, Hujan Tangis Iringi Kepulangannya

Negara Harus Hadir

Kasus TKW yang disiksa majikan, seperti yang dialami Ida, menyampaikan beberapa pesan penting dan mendalam baik bagi pemerintah, masyarakat maupun individu.

Kasus seperti ini menegaskan sistem perlindungan hukum bagi pekerja migran masih lemah. 

Negara harus hadir secara nyata dari proses perekrutan, pelatihan, penempatan, hingga pemulangan.

Ida dan banyak TKW lainnya berangkat karena ingin memperbaiki nasib.

Tapi kemiskinan seharusnya tidak jadi alasan untuk menerima perlakuan tidak manusiawi.

Ini panggilan moral bagi semua pihak untuk menciptakan lapangan kerja dan kesejahteraan di dalam negeri.

Pentingnya Jalur Pengaduan yang Cepat dan Efektif

Kasus kekerasan sering luput dari perhatian karena TKW tidak tahu cara atau takut melapor.

Harus ada sistem pelaporan yang mudah diakses, cepat tanggap, dan bisa dipercaya.

Ketika TKW menjadi korban, keluarga di rumah ikut terdampak secara ekonomi dan psikologis.

Mereka sering bingung harus mencari bantuan ke mana, apalagi jika korban pulang dalam kondisi sakit atau cacat.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Berita Terkini