TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Tangis warga ketika mengiringi kepulangan mahasiswa yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Total sebanyak 1.307 mahasiswa yang ditarik oleh Universitas Jember (Unej).
Mahasiswa itu ditarik sebelum waktunya oleh pihak kampus.
KKN (Kuliah Kerja Nyata) adalah program pengabdian masyarakat yang dilakukan mahasiswa sebagai bagian dari kurikulum perguruan tinggi.
Baca juga: Pencurian Motor Mahasiswa KKN di Lumajang, Bukti CCTV Jadi Petunjuk Penting
Melalui KKN, mahasiswa menerapkan ilmu dan keterampilan yang didapat di kampus untuk membantu memecahkan masalah di masyarakat.
Kegiatan KKN biasanya dilaksanakan di desa atau wilayah tertentu selama 1–2 bulan, mencakup pelatihan, pendampingan usaha, edukasi kesehatan, hingga pembangunan fasilitas umum.
Program ini bertujuan membentuk kepedulian sosial, kerja sama tim, dan pengalaman langsung bagi mahasiswa.
Hal tersebut akibat adanya dua sepeda motor milik mahasiswa kampus ini hilang di kantor Kepala Desa Tempeh Tengah Kecamatan Tempeh Lumajang, serta dua unit kendaraan mahasiswi KKN di Desa Alun-alun Kecamatan Ranuyoso.
Ketua LP2M Universitas Jember Prof Yuli Witono mengatakan, para mahasiswa KKN yang ditarik sebelum waktunya, akan mendapatkan dispensasi dan kompensasi nilai.
"Karena situasi darurat, jadi kami telah siapkan instrumen penilaian sehingga anak-anak tidak perlu khawatir," ujarnya, Selasa (12/8/2025).
Menurutnya, hal tersebut karena mayoritas mahasiswa kampus ini yang KKN di Lumajang hampir menyelesaikan program kerja pengabdian di desa.
"Cuma tinggal evaluasi dan dokumentasi, penyusunan laporan dan assesment dan sosialisasi," kata Prof Yuli.
Namun bagi mahasiswa yang punya hubungan baik dengan pemerintah desa tempat KKN.
Kata dia, mereka tetap bisa menjalin hubungan dengan perangkat setempat.
Baca juga: Pencurian Motor Mahasiswa KKN di Lumajang, Bukti CCTV Jadi Petunjuk Penting
Baca juga: Dipicu Keluhan Petani, Mahasiswa KKN Universitas Jember Ciptakan Alat Tani Murah Meriah: Tempanom
"Asalkan desanya sudah kondusif dan aman. Karena penempatan KKN tersebut berhubungan dengan desa tempat mereka tinggal, pasti mereka punya hubungan baik," katanya.
Meskipun demikian, Prof Yuli meminta agar semua pihak di Lumajang bisa merenungi kejadian ini secara baik, terutama pemerintah daerah setempat.
"Serta Kamtibmas yang bertanggung jawab. Sebab kejadian ini sangat serius, bukan hal bisa, termasuk bagi Universitas Jember dan mintra perguruan tinggi KKN kolaboratif," jlentrehnya.
Prof Yuli menegaskan, penarikan mahasiswa KKN ini untuk menjaga keselamatan jiwa mereka selama melakukan pengabdian terhadap masyarakat.
"Daripada memikirkan aset mahasiswa, sebab keselamatan jiwa jauh lebih penting," paparnya.
Sementara itu, Bagian Divisi KKN LP2M Universitas Jember Agustin Wulan Suci mengaku mengetahui kejadian pencurian motor tersebut, dari grup dosen pendamping lapangan KKN kolaboratif di Lumajang.
Baca juga: Senangnya Korban Curanmor di Kota Malang, Motor Dimodifikasi Maling Jadi Lebih Bagus
"Saat kami ke sana, anak-anak dalam kondisi syok dan orang tua sudah ada yang kesana. Pada saat itu juga sudah ada asisten III dari Pemkab Lumajang," tambahnya.
Wulan mengatakan saat itu, Asisten III Pemkab Jember meminta para mahasiswa untuk tidak pulang, dengan harapan mereka tetap melanjutkan KKN.
"Saat itu Perangkat desa, camat dan kepolisian telah melakukan olah TKP," ucap Wulan.
Selama KKN, Mahasiswa Universitas Jember Berhubungan Baik dengan Masyarakat
Bagian Divisi KKN LP2M Universitas Jember, Agustin Wulan Suci mengatakan, selama mengabdi di desa kawasan Lumajang, mahasiswa tersebut menjadi hubungan baik dengan masyarakat setempat.
Hal tersebut terlihat, ketika mahasiswa KKN tersebut dilakukan penarikan, banyak warga setempat menangis sedih akan perpisahan tersebut.
"Saat pemulangan, sempat terjadi hujan tangis juga. Artinya kalau (pencurian kendaraan) akibat keteledoran mahasiswa dan kurang berhubungan baik dengan masyarakat, saya kira tidak. Kondusif banget untuk menjalankan program," tuturnya.
Wulan mengatakan tempat kejadian perkara pencurian kendaraan sepeda motor milik Mahasiswa KKN di Desa Alun-alun Kecamatan Ranuyoso, memang sangat rawan lokasinya.
"Karena dibelakang kantor desa itu kebun. Jadi proses pembobolannya itu lewat tembok belakang itu, tepat di tempat tidur para mahasiswi," katanya.
Wulan mengungkapkan, sepeda motor yang dicuri maling itu sebetulnya berada di dalam ruangan, bukan di halaman kantor desa.
"Lokasi sepeda motor adik-adik itu, ruangan samping kamar mandi kantor desa," paparnya.
Berdasarkan keterangan para saksi, Wulan mengatakan pelaku masuk lewat jendela ruangan, menuju lokasi kendaraan milik mahasiswi KKN.
"Naik ke jendela, dengan mengunakan tangga milik tetangga. Setelah itu, membawa kabur kendaraan tersebut dengan cara membobol tembok parkiran," jlentrehnya.
Tribun Jatim Network mencoba menginformasikan Audi Anggraini mahasiswi Universitas Jember yang kehilangan sepeda motor saat KKN di Lumajang.
Namun pesan singkat melalui Instagram pribadinya tidak dibalas, bahkan akunnya dibuat privat setelah sepeda motornya hilang di lokasi KKN. (Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi)