TRIBUNJATIM.COM - Viral foto Bupati Pati, Sudewo berfoto akrab dengan inisiator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB), Ahmad Husein.
Mereka duduk bersama sambil berfoto di sofa warna cokelat.
Terlihat keduanya mengacungkan jempol berpose di depan kamera.
Bak menunjukkan pertanda soal kelangsungan demo Bupati Pati.
Baca juga: Pernah Kecewa Pada Sudewo, Lia Trio Srigala Sindir Bupati Pati yang Kini Didemo Warga: Terbalaskan
Dikutip dari Tribun Jateng, Ahmad Husein mengonfirmasi kebenaran pertemuan tersebut.
Ia menyatakan bertemu langsung dan berdialog dengan Sudewo pada Selasa (19/8/2025) di rumah seorang pengusaha di wilayah Juwana, Pati.
Dia datang bersama sejumlah rekannya. Namun, dua orang pentolan Aliansi lainnya, yakni Teguh Istiyanto dan Supriyono alias Botok, tidak mengikuti pertemuan itu.
“Betul, saya tadi video call-an sama Pak Bupati. Pertama saya dulu yang menghubungi, kemudian saya ditelepon Pak Bupati,” jelas Husein.
Kesepakatan damai
Pertemuan itu menghasilkan kesepakatan damai. Husein, yang sebelumnya gencar menyuarakan pelengseran Sudewo, kini secara pribadi menyatakan tidak lagi memiliki tuntutan tersebut.
Menurutnya, Sudewo telah berkomitmen untuk mendengarkan aspirasi rakyat.
“Saya secara pribadi sudah tidak ada tuntutan Sudewo lengser. Kalau saya dari awal kan memang dari masyarakat, tidak ada tunggangan politik,” ucap Husein.
Namun, langkah Husein ini ia ambil sendiri tanpa melibatkan dua pentolan AMPB lainnya, yakni Teguh Istiyanto dan Supriyono alias Botok.
Pertemuan tersebut menegaskan adanya perpecahan, di mana Husein memilih jalan damai sementara rekan-rekannya tetap melanjutkan perjuangan melalui Pansus Hak Angket di DPRD.
Husein mengaku keputusannya ini akan memancing tudingan negatif, termasuk isu suap. Namun, ia mengaku tidak ambil pusing dengan kemungkinan tersebut.
“Biarin saja, besok kan kelihatan (apakah saya disuap atau tidak). Wong omahku yo elek wae kok,” tandasnya.
Sebagai bukti kesepakatan damainya, Husein juga telah membatalkan total rencana aksi unjuk rasa besar-besaran yang baru ia umumkan sehari sebelumnya untuk tanggal 25 Agustus 2025.
Klaim 50 ribu massa akan hadir, kini batal
Rencana aksi unjuk rasa besar-besaran yang digagas Ahmad Husein bersama Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB) resmi dibatalkan, meski sebelumnya sempat mengklaim akan menghadirkan hingga 50 ribu massa pada 25 Agustus 2025.
Keputusan mengejutkan ini diambil setelah Husein melakukan video call langsung dengan Bupati Pati, Sudewo, dan menyatakan telah mencapai kesepakatan damai.
Tak hanya membatalkan demo, Husein juga menarik diri dari gerakan pengawalan Pansus Hak Angket di DPRD Pati.
Ia menilai arah gerakan sudah melenceng dan ditunggangi kepentingan politik.
Lantas, bagaimana sikap Husein terhadap kelanjutan Pansus dan tuntutan masyarakat yang sempat ia wakili?
Ahmad Husein adalah inisiator dan koordinator utama dari gerakan sipil bernama AMPB.
Ia dikenal sebagai sosok vokal yang memimpin aksi demonstrasi menentang kebijakan Bupati Pati, Sudewo, terutama terkait kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) yang dianggap memberatkan masyarakat.
Ia sempat menjadi tokoh sentral dalam tuntutan pemakzulan Bupati Pati melalui Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket DPRD.
Husein mengklaim gerakannya murni berasal dari aspirasi masyarakat, bukan ditunggangi kepentingan politik.
Namun, pada 19 Agustus 2025, ia menyatakan mundur dari rencana demo besar yang semula akan digelar pada 25 Agustus, setelah melakukan video call dengan Bupati Sudewo dan mencapai kesepakatan damai.
Apa Itu AMPB?
AMPB adalah sebuah gerakan masyarakat sipil di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang dibentuk untuk mengawal kebijakan pemerintah daerah dan menyuarakan aspirasi warga.
Fokus utama AMPB adalah mengkritisi kepemimpinan Bupati Sudewo, terutama melalui jalur politik seperti Pansus Hak Angket di DPRD.
AMPB sempat menggelar aksi besar pada 13 Agustus 2025 dan merencanakan demo lanjutan pada 25 Agustus, yang kemudian dibatalkan oleh Ahmad Husein.
Ahmad Husein resmi membatalkan rencana aksi unjuk rasa yang sebelumnya dijadwalkan pada 25 Agustus 2025.
Keputusan tersebut ia ambil usai menjalin komunikasi langsung dengan Bupati Pati, Sudewo.
Husein mengungkapkan, kesepakatan damai tercapai setelah dirinya melakukan panggilan video dengan Sudewo pada Selasa (19/8/2025).
Dalam pertemuan virtual itu, ia menegaskan tidak lagi menuntut agar Bupati Pati lengser dari jabatannya.
Padahal sehari sebelumnya, Senin (18/8/2025), Husein sempat menyatakan akan menggelar aksi besar dengan menghadirkan hingga 50 ribu massa.
Aksi itu direncanakan untuk mendesak DPRD Pati segera menuntaskan pembahasan Pansus Hak Angket yang menyoroti kepemimpinan Bupati Sudewo.
Bahkan, demi menghindari konflik dengan kesepakatan AMPB bersama Polresta Pati yang melarang aksi selama Pansus berlangsung, Husein menyiapkan bendera baru dengan nama Aliansi Masyarakat Pati Timur Bersatu.
Namun, hanya dalam hitungan hari, rencana tersebut dibatalkan.
Husein juga menyatakan dirinya telah menarik diri dari sebagian kelompok yang tetap memilih mengawal jalannya Pansus Hak Angket dengan mendirikan posko di depan Gedung DPRD Pati.
“Sudah batal ini, saya sudah tidak berkecimpung di sana lagi, dan masyarakat sudah saya kasih tahu, tanggal 25 batal.
Pertimbangannya, semakin saya lihat, orang-orang itu semakin melenceng jauh.
Kayak-kayak ditunggangi politik, kalau saya kan dari awal riil dari masyarakat,” jelas dia pada TribunJateng.com via sambungan telepon, Selasa (19/8/2025).
Husein mengaku membatalkan rencana aksi lanjutannya karena merasa hanya dimanfaatkan oleh segelintir orang yang sudah ditunggangi kepentingan politik.
“Intinya mohon maaf pada masyarakat. Masyarakat Pati Timur Bersatu menyatakan tanggal 25 batal demo,” kata dia.
Husein menegaskan, dirinyalah yang pertama kali mencetuskan Aliansi Masyarakat Pati Bersatu. Namun, dia saat ini sudah tidak mau ikut campur lagi dengan proses Pansus Hak Angket yang berlangsung di DPRD Pati.
Dia bahkan meyakini bahwa gerakan “teman-temannya” yang saat ini masih mengawal Pansus Hak Angket sudah tidak murni lagi.
“Saya dan massa saya sudah melepaskan diri dari mereka,” ucap dia.
Husein membenarkan, dirinya baru saja berkomunikasi dengan Bupati Pati Sudewo melalui panggilan video call.
Dalam panggilan itu, menurut dia Sudewo sudah mendengarkan semua aspirasinya.
“Betul, saya tadi video call-an sama Pak Bupati. Pertama saya dulu yang menghubungi, kemudian saya ditelepon Pak Bupati. Beliau posisi lagi di kantor. Aspirasi saya diterima oleh Pak Bupati dari bawah, ibaratnya kepala desa saya suruh tekan Pak Bupati agar pembangunannya maksimal. Biar pembangunan itu tahun ini membangun, tahun depan dana desanya buat yang lain,” jelas dia.
Husein mengatakan, dirinya sudah berdamai dengan Sudewo. Baginya, Sudewo sudah membuktikan bisa merangkul masyarakat dengan mengakomodasi tuntutan-tuntutan massa.
“Saya secara pribadi sudah tidak ada tuntutan Sudewo lengser. Kalau saya dari awal kan memang dari masyarakat, tidak ada tunggangan politik,” ucap dia.
Namun, Husein enggan menyebut dirinya keluar dari AMPB. Sebab, dia mengeklaim, dirinyalah yang mencetuskan nama itu. Bahkan dia hendak mengurus legalitas nama AMPB sebagai organisasi.
“Tapi saya sudah tidak terlibat dengan gerakan yang masih berjalan sekarang. Saya sama Pak Sudewo sekarang baik-baik saja,” jelas dia.
Husein menyadari, pernyataannya ini akan mendatangkan tudingan-tudingan negatif dari publik terhadap dirinya. Namun, dia mengaku tak ambil pusing seandainya pun dituduh menerima suap.
“Biarin saja, besok kan kelihatan (apakah saya disuap atau tidak). Wong omahku yo elek wae kok (Orang rumahku ya jelek saja kok),” tandas dia.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Satu Video Call Batalkan Rencana Demo Lengserkan Bupati Pati, Husein Tak Gentar Dituding Terima Suap,
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com