Poin Penting:
- Zubaidah (42) warga Desa Brangkal, Kecamatan Kepohbaru, Bojonegoro, tak menyangka berawal dari berjualan gorengan, ia bisa berangkat umrah.
- Zubaidah adalah satu dari sekian banyak nasabah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang mendapat hadiah umrah gratis.
- Awalnya, Zubaidah mengira hal itu adalah penipuan.
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Misbahul Munir
TRIBUNJATIM.COM, BOJONEGORO - Tak pernah terlintas dalam benak Zubaidah (42), ibu dua anak asal Desa Brangkal, Kecamatan Kepohbaru, Bojonegoro, Jawa Timur, bahwa dari usaha berjualan gorengan yang ia titipkan di warung-warung sekitar rumah, akan membawanya sampai ke Tanah Suci.
Zubaidah adalah satu dari sekian banyak nasabah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang mendapat hadiah umrah gratis pada tahun 2024 lalu.
“Siapa sangka, cuma menjual gorengan bisa umrah. Saya berangkat 2024 lalu,” tutur Zubaidah sambil tersenyum, saat dijumpai pada Selasa (26/8/2025).
Awalnya, Zubaidah mengaku tak percaya usai mendapatkan kabar dapat hadiah umrah dari PNM Mekar itu benar adanya.
Bahkan sempat dikira hanya ulah penipu.
“Awalnya tak kira ya penipuan, masa tiba-tiba dapat kabar mau diumrahkan,” kenangnya.
Zubaidah merupakan salah satu nasabah PNM Mekar yang sudah cukup lama.
Ia meminjam bantuan pembiayaan sebagai modal usaha berjualan gorengan.
Usaha yang terbilang sederhana, namun berkat ketekunan dan dorongan modal tersebut, hasilnya bisa membantu ekonomi keluarga.
Baca juga: Ibadah Umrah Meningkat di Bulan November dan Desember 2025
Bagi Zubaidah, perjalanan umrah itu menjadi pengalaman spiritual tak terlupakan.
Ia mengaku bersyukur mendapat kepercayaan dan kesempatan besar melalui PNM.
“Alhamdulillah, pelayanan di PNM itu aman, mudah, dan bisa dipercaya,” tutupnya.
Kisah Zubaidah rupanya turut menginspirasi tetangganya.
Sedikitnya 15 ibu-ibu di sekitarnya ikut menjadi nasabah PNM Mekar.
Ada yang meminjam untuk mengembangkan usaha toko sembako, ada pula yang merintis usaha kecil lainnya.
"Digunakan untuk macam-macam, ada yang buat nambah usahanya, dan yang ikut sama saya ada 15 orang," ujarnya.
Cerita keberangkatan Zubaidah ke Tanah Suci bahkan sempat membuat heboh kampungnya.
Kepala Cabang PNM Bojonegoro, Rony Dwi Arianto, mengaku masih ingat betul bagaimana kantor cabang di Jalan Dr Suharso Bojonegoro sempat didatangi beberapa orang yang merupakan keluarga dan tetangga Zubaidah.
"Dulu itu sampai ada dua mobil datang ke kantor, tanya soal umrah Bu Zubaidah ini beneran atau penipuan," kenang Rony sembari tertawa.
Menurut Rony, hadiah umrah yang diterima Zubaidah merupakan bentuk apresiasi PNM kepada para nasabah yang konsisten dan berkontribusi positif, baik bagi keluarganya sendiri maupun lingkungan sekitar.
"Di Kabupaten Bojonegoro sendiri ada lebih dari 95 ribu yang menjadi nasabah PNM," bebernya.
Selain memberikan layanan pembiayaan, lanjut Roni, PNM juga melakukan pendampingan, pemberdayaan dan mengembangkan kapasitas usaha nasabah.
"Selain itu, kami juga mendirikan Ruang Pintar sebagai tanggung jawab sosial perusahaan bagi masyarakat. Ada 3 titik di Bojonegoro, dan salah satunya Ruang Pintar di Dusun Bringan yang sampai saat ini masih aktif digunakan untuk belajar dan mengaji bagi anak-anak," tambahnya.
Kini, kisah Zubaidah bukan hanya tentang seorang penjual gorengan yang bisa menginjakkan kaki di Tanah Suci, tapi juga tentang bagaimana usaha kecil, yang dijalani dengan tekun dan sungguh-sungguh, bisa menjadi jalan keberkahan.