Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Cara Uang Rp 200 T Menkeu Purbaya Gerakkan Ekonomi Indonesia, Lulusan ITB Sorot Sektor Produktif

Pemerintah mengguyur dana untuk didepositokan ke perbankan sebesar Rp 200 triliun. Lulusan ITB kuak cara uang itu gerakkan ekonomi Indonesia.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com/ISNA RIFKA SRI RAHAYU
GERAKKAN EKONOMI INDONESIA - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa saat konferensi pers di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (12/9/2025). Baru-baru ini, alumnus Matematika Institut Teknologi Bandung (ITB), Alif Hijriah, menjelaskan manfaat peredaran uang Rp 200 triliun dari Bank Indonesia (BI) ke sejumlah Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). 

"Jadi, saya melihat itu sebagai langkah yang positif ya, untuk menggerakkan produk ekonomi atau menggerakkan mesin perekonomian," ujar Efa dikutip dari Antara, Minggu (14/9/2025).

Meski membawa keuntungan, ia mengingatkan konsekuensi apabila jika bank dipaksa memberikan kredit namun permintaan pinjaman sangat rendah.

"Atau menyalurkan kredit secara tidak prudent, itu akan menjadi beban di kemudian hari dalam bentuk kredit macet," ujarnya.

Baca juga: Purbaya Adhi Sadewa Diminta Jangan Ulangi 2 Kesalahan Sri Mulyani saat Jadi Menkeu

Kendati demikian, ia meyakini bank-bank Himbara bakal mengutamakan prinsip kehati-hatian sebelum memberikan pinjaman dana kepada peminjam.

Terlebih, Kemenkeu bersama BI dinilai memiliki regulasi yang ketat agar dana itu tepat sasaran sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Di sisi lain, Purbaya mewanti-wanti direktur utama (Dirut) himpunan bank milik negara (Himbara) untuk berhati-hati menyalurkan kredit dari deposito Rp 200 triliun agar tidak menjadi kredit macet (Non Performing Loan/NPL).

Ia menyatakan, perbankan harus pintar menakar potensi kredit macet.

Ia bahkan menyebut dirut bank seharusnya dipecat jika membuat persentase kredit macet membengkak pasca penyaluran.

"Perbankan cukup pintar harusnya. Kalau mereka kasih pinjaman enggak hati-hati jadi NPL, ya harusnya mereka dipecat," kata Purbaya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (16/9/2025).

Baca juga: Rekan Kerja selama 25 Tahun Syok Purbaya Kini Jadi Menkeu, Khawatir Ekonomi Indonesia: Jualan Bohong

Ia pun menampik anggapan bahwa permintaan (demand) kredit tengah rendah saat dirinya memutuskan mengalihkan dana.

"Siapa bilang? Anda ada ekonom yang bilang begitu kan? Dia mesti belajar lagi ekonomi," seloroh Purbaya.

Lebih lanjut, Purbaya menjelaskan data empiris pengalaman pemerintah mengatasi pertumbuhan kredit yang rendah di tahun 2021.

Saat itu, kata Purbaya, banyak orang menyatakan bahwa kredit tidak bisa tumbuh sebelum ekonomi membaik.

Sebagai jalan keluar, pihaknya menyuntikkan dana segar pada sistem keuangan medio Mei 2021.

"(Hasilnya) Cukup signifikan, M0 (uang beredar -red) tumbuh double digit. Dalam waktu yang hampir bersamaan, kredit juga tumbuh. Teorinya begini, ini berhubungan dengan opportunity cost of money. Kalau opportunity cost of money turun, bunga turun, uang ada, orang yang punya uang jadi nggak sayang belanja lagi," jelas Purbaya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved