Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Apa itu Dark Web, Internet yang Sering Diakses Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72 Jakarta

Ledakan pada Jumat 7 November 2025 itu menguak beragam fakta yang tersembunyi. Ternyata, dark web adalah sisi gelap internet yang tersembunyi. 

Editor: Torik Aqua
Tribunnews.com/Fahdi Fahlevi
DARK WEB - Polisi menyebut terduga pelaku peledakan SMA 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara membawa peledak itu dengan dimasukkan ke dalam tas yang ia bawa. Terduga pelaku sering mengakses Dark Web, apa itu? 
Ringkasan Berita:
  1. Terduga pelaku siswa SMAN 72 Jakarta sering mengakses dark web dan merakit bom sendiri.
  2. Ledakan terjadi di SMAN 72 Jakarta Utara, menyebabkan puluhan korban luka.
  3. Polisi temukan tujuh bahan peledak, empat di antaranya sempat meledak di sekolah.

 

TRIBUNJATIM.COM - Apa itu dark web? Sisi gelap internet yang sering diakses oleh terduga pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta.

Ledakan yang terjadi pada Jumat 7 November 2025 itu menguak beragam fakta yang tersembunyi.

Ternyata, dark web adalah sisi gelap internet yang tersembunyi. 

Situs gelap itu tak terjangkau oleh mesin pencari biasa.

Sisi Gelap Dark Web

Dark web adalah salah satu lapisan dari internet yang tidak terindeks oleh mesin pencari seperti Google atau Bing.

Ia berada di bawah deep web, yaitu bagian internet yang tersembunyi dari publik, seperti database pribadi, arsip akademik, atau sistem internal perusahaan.

Untuk mengakses dark web, pengguna memerlukan perangkat lunak khusus seperti Tor (The Onion Router) yang menyamarkan identitas dan lokasi pengguna.

Dark web juga dikenal sebagai tempat jual beli barang ilegal seperti narkoba, senjata, data pribadi, hingga jasa kriminal.

Pengguna bisa terpapar malware, penipuan, atau bahkan terlibat dalam aktivitas ilegal tanpa sadar.

Kebiasaan Pelaku Mengakses Dark Web

Adalah Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana yang mengungkap kebiasaan pelaku mengakses dark web.

“Yang bersangkutan kerap mengunjungi komunitas daring (terutama di forum dan situs-situs gelap) yang menampilkan video atau foto orang yang benar-benar meninggal dunia, biasanya akibat kecelakaan, perang, pembunuhan, atau kejadian brutal lainnya," kata Mayndra, pada Selasa (11/11/2025).

Namun, dia tidak dapat menjelaskan secara detail terkait dark web maupun forum yang kerap dikunjungi terduga pelaku. "(Aktif) Sejak tahun ini," ungkapnya.

Hal ini yang diduga menginspirasi pelaku membuat dan merakit bahan peledak.

“(Bom,-red) dirakit sendiri. Pelaku mengakses melalui internet cara-cara merakit bom," ucapnya.

Namun, belum diketahui secara pasti jenis bahan peledak yang digunakan siswa itu.

“Beberapa iya (bisa dikendalikan melalui remote), tapi terkait dengan teknis yang itu berkenan konfirmasi ke Gegana atau ke Bid Humas Polda Metro Jaya," tutur dia. 

Polisi mengungkap bahwa terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, membawa bahan peledak dalam dua tas sebelum beraksi.

Hal tersebut, menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, diketahui setelah petugas menelisik rekaman CCTV yang ada di sekitar sekolah.

Budi Hermanto, menjelaskan, rekaman CCTV menunjukkan terduga pelaku datang dengan membawa tas sekolah dan tas yang dijinjing berisi bahan peledak.

“Kita menjawab tadi temuan ini memang kalau dilihat dari CCTV, kedatangan anak ini sudah membawa tas sekolah dan tas yang dijinjing. Itu semua barang-barang berada di dalam situ,” kata Budi kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (10/11/2025).

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menyatakan, mereka menemukan tujuh bahan peledak di SMAN 72. 

Kendati demikian, hanya empat peledak yang meledak di dua lokasi berbeda. 

Asal-usul bahan peledak tersebut belum diungkap secara resmi.

Budi menambahkan, kemungkinan beberapa sumbu peledak tidak terpicu sehingga sebagian bahan peledak tidak meledak.

“Mengenai detailnya, nanti akan disampaikan setelah olah TKP, pemeriksaan barang bukti, dan keterangan saksi selesai," katanya.

"Seluruh satuan kerja kepolisian menunggu kelengkapan informasi sebelum disampaikan ke publik. Cerita motif ini tidak bisa dipublikasikan begitu saja, sehingga kami akan selalu mengupdate untuk memastikan fakta kejadian," lanjut Budi. 

Pelaku Tak Terafiliasi Terorisme

Polda Metro Jaya memastikan terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta tidak terafiliasi kelompok terorisme.

Hal itu disampaikan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (10/11/2025).

"Apakah ada kaitan dengan pelaku teror? kita juga ingin meluruskan kepada masyarakat memang terjadi di tempat ibadah tetapi yang bersangkutan ini bukan anti-Islam," katanya.

Kombes Budi menyebut bahwa tindakan terduga pelaku dalam kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta ialah kurangnya perhatian dari keluarga.

Mantan Kapolres Malang Kota ini menyebut terduga pelaku anak ini masih berstatus anak berhadapan dengan hukum.

Namun hingga kini polisi belum mengungkap identitas terduga pelaku.

"Jangan sampai dipikirkan ini menjadi anti-Islam terus ataupun ini memang perbuatan murni berangkat dari dirinya sendiri," tukasnya.

Menurutnya terduga pelaku masih dirawat di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, keterangan lebih detail belum diperoleh.

Adapun polisi pun telah menggeledah rumah siswa tersebut. 

Sejumlah barang bukti mulai dari buku hingga dokumen-dokumen disita untuk diteliti.

Orang tua terduga pelaku juga sudah dimintai keterangan. 

Kombes Budi enggan mengungkapkan materi pemeriksaan terhadap orang tua pelaku. 

Dia hanya menyebut orang tua pelaku bekerja sebagai pegawai swasta.

"Dari hasil pemeriksaan awal, ada wujud rasa ketidaksukaan, rasa menyampaikan tetapi tidak secara frontal (yang diungkapkan pelaku)," imbuhnya.

Kondisi Terkini Terduga Pelaku dan Korban

Ia menambahkan, kondisi terduga pelaku kini telah sadar dan memungkinkan penyidik untuk mulai meminta keterangan terkait kejadian tersebut.

“Apabila dalam perkembangan kondisi kesehatannya semakin baik, penyidik akan lebih mudah meminta keterangan untuk mengungkap motif dan kronologi peristiwa,” kata Budi.

Hingga Senin (10/11/2025) siang, tercatat masih ada 32 korban yang menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.

Dari jumlah itu, 13 korban dirawat di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, 17 orang di Rumah Sakit Yarsi Cempaka Putih, dan satu orang di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

“Yang pertama, sampai hari ini pukul 12.00 kami meng-update jumlah korban yang masih dirawat ada 32 orang. Terdiri dari 13 orang di RS Islam Cempaka Putih, 17 orang di RS Yarsi, dan satu orang di RS Polri Kramat Jati,” ujar Budi Hermanto kepada wartawan.

Menurut Budi, satu pasien yang kini dirawat di RS Polri merupakan terduga pelaku ledakan.

Pemindahan dilakukan untuk memastikan penanganan medis dan investigasi berjalan beriringan.

“Pasien yang dipindahkan ke Rumah Sakit Polri mendapat penanganan terpadu, bukan hanya dari sisi medis, tetapi juga untuk memudahkan penyidik melakukan pendalaman,” jelasnya.

Sosok di balik pengeboman di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara disebut sudah membaik.

Aksi pengeboman tersebut terjadi pada Jumat (7/11/2025).

Ada tiga ledakan di SMAN 72 Jakarta, yakni di masjid, di kantin, dan di tempat duduk siswa yang biasa digunakan untuk istirahat.

Terduga pelaku ditemukan tergeletak di luar masjid setelah aksinya dan langsung diamankan.

Sempat tak sadarkan diri, terduga pelaku kini sudah sadar dan berangsur membaik meski harus menjalani perawatan medis.

Demikian yang disampaikan Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto.

Kepada Wartakotalive.com, ia menuturkan bahwa pihak kepolisian saat ini tengah berfokus pada pemulihan kondisi terduga pelaku.

"Disampaikan oleh Bapak Kapolri memang salah satu dugaan yang melakukan dalam kondisi ini adalah anak yang berhadapan dengan hukum (ABH),"

"Masih dalam perawatan dan kondisinya sudah sadar. Termasuk saat ini kami fokus terhadap pemulihan,” ujar Budi.

ABH sendiri merupakan mereka yang masih berada di bawah umur namun tengah berkonflik dengan hukum, anak yang jadi korban tindak pidana, dan anak yang jadi saksi tindak pidana.

Karena menyangkut ABH, pihak kepolisian melibatkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dalam penanganan kasus ini.

"Penyelidikan dan penanganan peristiwa ini Polri melibatkan KPAI dan tim trauma healing, mengingat korban dan yang diduga melakukan suatu perbuatan adalah anak yang berhadapan dengan hukum,"

"Artinya masih dianggap berstatus anak," ucap Budi.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, proses penyelidikan masih berlangsung.

Mengutip Wartakotalive.com, tim penyidik tengah melakukan penelusuran kemungkinan penyebab ledakan.

Kami masih terus melakukan pendalaman, termasuk menelusuri aktivitas media sosial, memeriksa pihak keluarga, serta mengumpulkan berbagai bukti di lokasi kejadian,” ujar Jenderal Sigit di Jakarta, Sabtu (8/11/2025).

Sejumlah barang bukti sedang dianalisis di laboratorium forensik.

Pihak kepolisian juga memeriksa saksi-saksi, termasuk warga sekitar dan siswa yang berada di masjid saat ledakan terjadi.

“Kami akan sampaikan secara lengkap setelah hasil pemeriksaan tuntas dan dapat dipertanggungjawabkan,” katanya.

Dari kejadian ledakan ini, ada 96 korban yang luka-luka.

26 di antaranya saat ini masih menjalani perawatan intensif di sejumlah rumah sakit.

Sedangkan korban lainnya sudah boleh pulang karena menderita luka ringan.

Kapolri pun meminta masyarakat untuk bersabar karena kasus ini masih dalam penyelidikan.

“Kami mohon doa dan kesabaran dari masyarakat. Setiap langkah penyelidikan kami pastikan berjalan sesuai prosedur dan berbasis pada bukti ilmiah,” tuturnya.

Pengakuan Saksi

Salah seorang saksi berinisial ZA mengatakan, saat kejadian, ia tengah berada di teras musala sekolah.

Lalu, ia mendengar ledakan pertama terjadi di dalam musala, kemudian diikuti ledakan kedua di kantin dan ledakan ketiga di tempat duduk siswa yang biasa digunakan untuk istirahat.

Baca juga: Sosok Luca Traini, Teroris yang Tertulis di Senjata Terduga Pelaku Ledakan Masjid SMAN 72 Jakarta

"Ledakan pertama di musala, yang kedua di kantin, yang ketiga di tempat duduk-duduk anak-anak buat istirahat," kata ZA yang saat ada ledakan pertama sedang berada di teras musala sekolah.

Ia juga mengaku bahwa pelaku peledakan merupakan seorang siswa kelas 12 yang diduga sering mendapat bully dari teman-temannya.

Mengutip Wartakotalive.com, ZA mengatakan bahwa terduga pelaku kerap menyendiri karena merasa tidak sejalan dan sepaham dengan teman-teman sekolahnya.

"Dia kayak ingin balas dendam ke pembully sampai merakit bom sendiri," kata ZA, Jumat.

Menurut ZA, pelaku diduga meletakkan bahan peledak di sekolahnya, salah satunya di tempat duduk para siswa yang membullynya.

Bahkan, terduga pelaku juga disebut jarang kelihatan di sekolah.

"Dia jarang kelihatan di sekolah," lanjut saksi.

ZA menambahkan, saat kejadian kelas 12 tengah libur, namun terduga pelaku terlihat di belakang sekolah, di tempat pembuangan sampah.

"Saya enggak lihat pelakunya, karena kelas 12 sedang libur dan ternyata dia di belakang sekolah, di tempat-tempat sampah," tuturnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved