Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

62 Tahun Mbah Tarlan Jadi Penjahit di Pasar yang Kini akan Dijadikan Hotel, Pelanggan Turun Drastis

Inilah kisah Mbah Tarlan yang 62 tahun jadi penjahit. Kakek 73 tahun itu menjadi tukang jahit di sekitar Pasar Bogor, Kota Bogor.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Ani Susanti
TribunBogor.com/Naufal Fauzy - Rahmat Hidayat
KISAH PENJAHIT - Kakek Tarlan (73) tukang jahit yang sudah puluhan tahun bekerja di kawasan Pasar Bogor, Kota Bogor, Selasa (11/11/2025) dan kondisi pasar beberapa waktu lalu yang sudah kosong dan akan segera dilakukan revitalisasi oleh PPJ Kota Bogor. 

Tarlan termasuk penjahit yang cukup dikenal warga sekitar dan pelanggannya karena usaha jasanya itu sudah turun temurun.

Usaha jahitnya ini merupakan usaha yang dilanjutkan dari orang tuanya.

"Tahun 60-an Pasar Bogor itu masih agak sepi," kata Tarlan.

"Rame-ramenya itu tahun 1972 - 1973," sambungnya.

Soal Pasar Bogor yang dibongkar, kata dia, juga bukan kali pertama.

Seingat dia, Pasar Bogor pernah dibongkar dan dibangun ulang dua kali.

Pertama kali dibongkar, seingatnya saat Tarlan masih kelas 1 SMA.

"Ini udah dua kali dibongkar ini, pertama mungkin tahun 1969 selesai 1971, terus diisi, Tahun 1989 dibongkar terus 1993 diisi sampai sekarang," kata Tarlan.

Ketua RT setempat, Dahlia, menambahkan bahwa dari cerita kakeknya, Pasar Bogor sudah ada sejak lama, diperkirakan sudah ada sejak zaman Belanda.

Dari cerita yang dia dengar, sebelum berbentuk bangunan gedung, di tengah Pasar Bogor dulu ada taman dan banyak pedagang di sekitarnya.

Delman yang ditarik kuda berlalu lalang setiap hari mewarnai keramaian pasar kala itu.

"Pernah dengar katanya dulu di sini ada taman, terus muter-muter banyak delman dulu mah ceritanya," katanya.

Kini situasi keramaian di kawasan Pasar Bogor menjadi mulai sepi setelah gedung pasar dikosongkan.

Dia juga mendengar keluhan warganya yang tinggal dan membuka toko di sekitar pasar.

"Ini kan dari dulunya udah pasar, mau diganti dibikin hotel saya denger, dari ujung ke depan ditembok dua meter. Kita jadi warga gang punten (gang perlintasan biasa) kalau gitu," ucapnya tertawa.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved