Dulu Hedon Pakai Kartu Kredit, Pasutri Dokter Kini Hidup Ngirit, Tinggal di Klinik: Damai Batin

TRIBUNJATIM.COM - Kisah pasangan suami istri berprofesi dokter asal Malaysia ini bisa menjadi pelajaran dalam hal mengonsumsi barang agar tak menjadi penyesalan.

Pasangan bernama Amirah Alieya (36) dan Aiman ini memutuskan hidup sederhana dengan prinsip frugal living.

Frugal living adalah gaya hidup yang menggabungkan prinsip hemat (frugal) dan kesederhanaan (minimalis) untuk mencapai kehidupan yang lebih efisien dan bebas dari pemborosan.

Dulunya, Amirah kerap belanja barang-barang mewah mulai tas, baju hingga sepatu brand ternama dengan menggunakan kartu kredit.

Namun gaya hidupnya yang hedon tersebut justru membuat batinnya tersiksa dan sering merasakan kecemasan.

Akhirnya ia memutuskan untuk bertobat dari kehidupan masa lalu dengan hidup sederhana, dikutip dar Sinar Daily via Tribunnewsmaker pada Rabu (12/11/2025).

Baca juga: Ketua RT Kaget Warganya Otak Penculikan Anak, Nadia Hutri Dapat Rp15 Juta Jual Bilqis ke Pasutri

Ketagihan Belanja Sejak Remaja

Hobi belanja Amirah sudah dilakoninya sejak masa remaja. Tiap kali belanja, ia merasakan kebahagiaan dan kepuasan hingga membuatnya ketagihan.

Namun rasa senang itu ternyata tak pernah memuaskannya.

"Saya seorang shopaholic, saya suka membeli barang-barang sejak remaja seperti baju, tas, dan berbagai pernak-pernik. Setiap kali saya berbelanja, saya merasa senang, seperti mendapat suntikan dopamin. Tapi kegembiraan memudar setelah beberapa hari," ungkapnya.

Titik balik hidupnya terjadi pada 2017. Ketika itu, entah mengapa Amira merasakan kecemasan setiap kali melihat berbagai barang yang ia koleksi.

Ia pun mulai merapikan barang-barangnya, menyumbangkan pakaian dan menjual benda-benda yang tak pernah terpakai.

"Saya mulai merapikan, menyumbangkan pakaian, menjual gadget."

Amira merasa melepaskan diri dari kepalsuan ketika menyingkirkan barang-barang tersebut.

Kecemasannya berkurang dan hatinya merasakan kedamaian.

"Saya seperti melepaskan diri saya yang lama dan palsu. Kecemasan saya berkurang, saya tidak stres lagi. Pikiran saya jernih dan hati saya damai," tambahnya.

Baca juga: Pemilik Restoran Somasi Pasutri yang Tak Bayar Pesanan Rp 530 Ribu, Minta Cabut Kutukan ke Karyawan

Tinggal di Klinik Ukuran 13 Meter

Kini alih-alih berfoya-foya, Amira dan suami memilih hidup frugal minimalis.

Keduanya tinggal di bilik kecil berukuran 45 kaki persegi (sekitar 13 meter persegi) yang berada di klinik milik mereka.    

Bilik itu hanya terdiri dari satu ruangan yang mereka gunakan untuk tidur dan menyimpan barang.

Beberapa barang juga mereka simpan di mobil milik keduanya.

"Cukup untk kami berdua. Semuanya muat di mobil kami, dan itu namanya kebebasan," ungkap Amira.

Dulunya, Amira dan suami sempat tinggal di sebuah apartemen studio.

Keduanya lalu memutuskan pindah ke klinik yang mereka miliki agar bisa lebih hemat.

"Dulu saya menyewa apartemen studio, tapi saya memutuskan pindah ke klinik agar lebih hemat," ujarnya.

Tak hanya soal tempat tinggal, gaya berpakaian Amira juga berubah drastis.

Baca juga: Pasutri Buruh Tani Tinggal di Gubuk Reyot Nyaris Ambruk, Pilu Pekerjaan Tergeser Teknologi Mesin

Kini Hanya Punya 7 Baju

Dalam sebuah videonya yang viral, ia menunjukkan isi lemari pakaiannya yang amat minimalis. 

Amira hanya memiliki dua tas tangan serbaguna, sepasang sepatu untuk segala aktivitas, dan tujuh helai baju yang ia sebut 'seragam'.

Meski sesederhana itu, Amira ternyata merasa lebih bahagia dibandingkan dulu.

"Hidupnya dengan sederhana, maka kamu akan menemukan kekayaan dengan cara lebih sederhana," ungkapnya di TikTok.

Karena gaya hidupnya itu, Amira mengakui sering kali disebut orang pelit.

Namun menurutnya, ada perbedaan besar antara frugal minimalis dan orang pelit.

Orang pelit hanya mementingkan biaya, sedangkan frugal minimalis mementingkan nilai barang, bukan harga.

Jadi, orang yang hidup dengan frugal living bisa membeli barang mahal asal sesuai dengan apa yang ia butuhkan.

Amira menyebut apa yang paling ia damba sekarang bukan kemewahan, tapi ketenangan pikiran.

"Bagi saya, kesuksesan adalah pikiran yang tenang, hati yang puas, dan kedamaian batin. Itulah kekayaan sejati," pungkasnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com