Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Warga Semarang akan Dapat Rp 1 Juta dari Pemkot Jika Mau Vasektomi, ini 5 Daftar Rumah Sakitnya

Program Keluarga Berencana (KB) dengan metode vasektomi belakangan mulai gencar disosialisasikan kepada masyarakat.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Ani Susanti
kcuc.com via Tribunnews
PROGRAM KELUARGA BERENCANA - Foto ilustrasi. Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, memberikan insentif Rp 1 juta bagi pria yang bersedia mengikuti program Keluarga Berencana (KB) dengan metode vasektomi. 

Dengan demikian, air mani tidak akan mengandung sperma sehingga kehamilan dapat dicegah.

Vasektomi dilakukan melalui operasi kecil dengan pemberian bius lokal pada area testis dan kantung zakar (skrotum).

Dalam prosedur ini, saluran yang dilalui sperma dari testis akan dipotong dan diikat.

Dengan begitu, sperma tidak dapat mencapai air mani.

Hal ini membuat air mani tidak mengandung sperma ketika ejakulasi.

Vasektomi bisa disebut juga sebagai sterilisasi atau kontrasepsi permanen pada pria.

Prosedur ini memiliki risiko komplikasi yang relatif lebih kecil, tidak menghabiskan banyak waktu untuk pemulihan, dan sangat efektif untuk mencegah kehamilan.

Baca juga: Alasan Hendra Jalani Vasektomi, Korbankan Kesuburan Tanpa Ragu Demi Istrinya: Bukan karena Paksaan

Vasektomi dapat dilakukan pada pasien yang tidak berkeinginan memiliki anak lagi.

Metode kontrasepsi ini umumnya hanya membutuhkan waktu yang singkat selama masa pemulihan di rumah sakit.

Keputusan untuk menjalani vasektomi sebaiknya merupakan kesepakatan bersama dengan pasangan. Hal ini karena operasi membuka kembali saluran sperma tidak selalu berhasil dilakukan.

Vasektomi dapat dilakukan pada pria dalam segala kelompok usia.

Namun, dokter biasanya tidak menganjurkan metode ini pada pria usia di bawah 30 tahun atau yang belum memiliki anak.

Pertimbangan khusus juga perlu diberikan pada pria dengan kondisi medis tertentu, seperti:

  • Sedang mengonsumsi obat antikoagulan dan antiplatelet, seperti warfarin atau aspirin
  • Menderita infeksi kulit akibat kecelakaan atau memiliki luka parut pada skrotum
  • Memiliki kelainan pada organ reproduksi, seperti varikokel atau hidrokel yang besar
  • Menderita kelainan darah atau gangguan perdarahan
  • Memiliki alergi atau sensitif terhadap anastesi lokal maupun antibiotik
  • Pernah menjalani operasi pada alat kelamin
  • Mengalami infeksi saluran kemih atau infeksi kelamin yang berulang

Perlu diingat bahwa vasektomi tidak dapat mencegah infeksi menular seksual.

Oleh karena itu, tetap lakukan hubungan seksual yang sehat, yaitu dengan memakai kondom dan tidak bergonta-ganti pasangan.

Baca juga: 2 Kebijakan Dedi Mulyadi Disorot Komnas HAM, Vasektomi hingga Wajib Militer Bagi Pelajar Bermasalah

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved