PDIP Jawa Timur
Anggota DPRD Jatim PDIP Serukan Pentingnya Jaga Nilai Budaya Bangsa di Tengah Arus Globalisasi
Poin Penting:
- Perubahan pola hidup masyarakat saat ini menunjukkan adanya pergeseran budaya.
- Anggota DPRD Jatim, Wiwin Sumrambah mengatakan, arus modernisasi sering kali membuat masyarakat meninggalkan akar budaya dan nilai-nilai Pancasila.
- Wiwin mengajak masyarakat untuk kembali menempatkan budaya sebagai pedoman hidup, bukan sekadar hiburan.
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Anggit Puji Widodo
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Wiwin Sumrambah hadiri kegiatan "Sosialisasi Literasi Budaya untuk Membangun Sikap Toleransi Masyarakat" yang digelar di Perumahan Citra Raya, Pandanwangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (30/10/2025) malam.
Di sana, Wiwin Sumrambah menyerukan pentingnya menjaga jati diri dan nilai-nilai budaya bangsa di tengah derasnya pengaruh globalisasi dan kemajuan teknologi.
Menurutnya, perubahan pola hidup masyarakat saat ini menunjukkan adanya pergeseran budaya yang cukup mengkhawatirkan.
Wiwin menegaskan, arus modernisasi sering kali membuat masyarakat meninggalkan akar budaya dan nilai-nilai Pancasila yang menjadi dasar kehidupan berbangsa.
"Para pendiri bangsa kita sudah meletakkan fondasi kehidupan berdasarkan Pancasila dan keberagaman budaya. Tapi kini, banyak yang mulai bergeser karena pengaruh luar dan pola hidup modern,” ucap politisi PDI Perjuangan ini di hadapan peserta kegiatan.
Istri mantan Wakil Bupati Jombang Sumrambah itu menilai, perubahan paling terasa tampak dalam dunia kesenian.
Jika dulu kesenian berfungsi sebagai media edukasi dan penyampai pesan moral, kini banyak yang hanya berorientasi pada pasar dan hiburan semata.
“Kesenian tradisional dulu bukan hanya tontonan, tapi juga tuntunan. Seperti yang dicontohkan Sunan Kalijaga, beliau menyebarkan nilai-nilai luhur melalui seni dan budaya. Sekarang, banyak kesenian yang kehilangan ruhnya karena dikomersilkan,” jelas Wiwin.
Baca juga: Kawal Rencana Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan, PDIP Jatim: Momentum Perkuat Pendataan dan Pelayanan
Selain pada kesenian, ia juga menyoroti perubahan budaya di lingkungan keluarga akibat pesatnya perkembangan teknologi digital.
Penggunaan gawai yang berlebihan disebutnya telah menggerus interaksi antaranggota keluarga, terutama antara orang tua dan anak.
“Banyak orang tua kini membiarkan anak-anaknya sibuk dengan ponsel hanya agar tidak rewel. Padahal, tanpa disadari itu menumbuhkan kebiasaan baru yang menjauhkan hubungan emosional dalam keluarga,” paparnya.
Wiwin menambahkan, media sosial turut menjadi saluran utama penyebaran budaya baru yang sering kali diadopsi tanpa saringan.
Ia mencontohkan, banyak tren gaya hidup dan makanan yang viral hingga akhirnya dianggap sebagai budaya umum di berbagai daerah, padahal berasal dari wilayah tertentu.
“Budaya yang seharusnya dilestarikan justru terpinggirkan karena masyarakat lebih mudah terpengaruh oleh hal-hal yang viral. Ini bentuk penjajahan budaya yang sifatnya halus tapi berdampak besar,” tuturnya.
Mengakhiri paparannya, Wiwin mengajak masyarakat untuk kembali menempatkan budaya sebagai pedoman hidup, bukan sekadar hiburan.
“Kita tidak bisa menolak kemajuan zaman, tapi harus mampu menyeleksi mana yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa. Budaya itu warisan yang membentuk jati diri kita. Jangan sampai hilang karena kita terlalu terbuka pada pengaruh luar,” pungkas Wiwin.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Anggota-DPRD-jatim-dari-Fraksi-PDI-Perjuangan-Wiwin-Sumrambah-hadiri-sosialisasi-literasi-budaya.jpg)