Libatkan 100 Desainer Ternama, Festival Kebaya Digelar di Banyuwangi, Pertama di Indonesia Lho!
Festival Kebaya digelar oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur pada 21-22 April 2017 mendatang.
TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Festival Kebaya digelar oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur pada 21-22 April 2017 mendatang.
Festival yang baru pertama kali digelar di Indonesia tersebut melibatkan 100 desainer kebaya antara lain Ferry Sunarto, Priscilla Saputro, Lenny Agustin, Deden Siswanto, Afif Syakur, Dwi Iskandar, Devy Rose, Inge Chu, Phangsanny, Dedy Delmora, dan Aura Putri.
Hasil karya mereka tampil pada puncak Festival Kebaya di GOR Tawangalun Banyuwangi, Sabtu (22/4/2017) malam.
Sedikitnya ada 200 koleksi kebaya mulai dari kasual, klasik, kontemporer hingga glamour yang diperagakan pada pergelaran malam itu.

Selain itu, puluhan desainer lokal asal Banyuwangi juga ikut menampilkan kebaya hasil karyanya. Mereka mendapatkan pelatihan dari Indonesia Fashion Chamber selama tiga bulan mulai dari teknis pengerjaan kebaya hingga manajemen usaha.
"Malam ini para desainer Banyuwangi juga menampilkan karyanya yaitu Inkubator. Ada beberapa desain kebaya yang mereka buat dan memang harus ada unsur Banyuwanginya untuk menunjukkan jika kebaya Banyuwangi. Liat saja tadi ternyata tradisi Kebo-keboan bisa juga diaplikasikan pada kebaya," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Baca: 138 Wanita Membatik Massal di Grand City Surabaya Rayakan Kartini, Kenapa Jumlahnya 138 Saja?
Ia berharap busana kebaya yang ditampilkan pada Festival Kebaya bisa menjadi sumber inspirasi bagi pelaku fashion di Banyuwangi.
Seperti kebaya karya Priscilla Saputro yang menunjukkan keagungan kebaya tradisional untuk pesta. Sementara itu Lenny Agustin menampilkan kebaya dengan warna-warna ceria dengan desain yang simpel dan cocok digunakan untuk mereka yang berjiwa muda.
Sedangkan Monica Weber menampilkanya karyanya desain kebaya dengan gaya anggun klasik dengan detail yang mewah.
“Bisnis fashion ini tidak pernah surut. Apalagi kebaya dipakai oleh semua wanita Indonesia di semua daerah. Dengan festival ini kami berharap Banyuwangi akan menjadi salah satu pusat mode kebaya yang diperhitungkan di tingkat nasional,” kata Anas.
Ia berharap nantinya akan muncul desain kebaya khas Banyuwangi yang lahir dari desainer asal Banyuwangi.
Dari Majapahit untuk Dunia
Chairman Indonesia Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma kepada KompasTravel menjelaskan kebaya sudah digunakan sejak masa Kerajaan Majapahit sebagai atasan yang dipadu dengan kain panjang sebagai bawahan.
Kekuasaan Majapahit yang sangat luas membuat kebaya semakin banyak digunakan oleh perempuan-perempuan yang berada di wilayah kekuasaan Majapahit bahkan ke Malaysia hingga Singapura.