Semarak Ramadan
Apa Sih Megengan Itu? Ini Dia Tradisi Menjelang Bulan Puasa Ramadhan
Banyak tradisi masyarakat menjelang bulan Ramadhan, seperti Nyadran dan Padusan upacara mandi atau berendam di sumber-sumber mata air.
Penulis: Triana Kusumaningrum | Editor: Edwin Fajerial
Laporan wartawan TribunJatim.com, Triana Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Banyak tradisi masyarakat menjelang bulan Ramadhan, seperti Nyadran dan Padusan upacara mandi atau berendam di sumber-sumber mata air, atau sumur-sumur tertentu, bagi masyarakat Jawa Tengah.
Sedangkan Nyadran dilakukan tiap malam ke-10 bulan rajab.
Biasanya masyarakat yang melaksanakan tradisi Nyadran melaksanankan doa bersama lalu mereka akan menggelar kenduri atau makan bersama.
Ada juga di Jawa Timur selain tradisi berziarah ke makam keluarga sebelum puasa, tradisi lainnya adalah Megengan.
Megengan merupakan bentuk mendoakan keluarga dan nenek moyang yang sudah meninggal.
Kata Megengan berasa dari Megeng, yang artinya menahan.
Maksud dari tradisi ini adalah tradisi menjelang bulan Ramadhan yang mengharuskan kita menahan segala hawa nafsu.
Megengan biasa dilakukan menjelang minggu terakhir bulan Sya’ban.
Hal tersebut seperti yang dituliskan Yupiter Sulifan Guru BK SMAN 1 Taman, Sidoarjo, yaitu Megengan biasa dilakukan usai malam Nisfu Syaban dan beberapa hari menjelang bulan Ramadan, umat muslim bisanya melakukan tradisi megengan dengan membagikan kue apem kepada tetangga kanan kiri rumah.
Yupiter Sulifan juga menuliskan tradisi Megengan konon dikenalkan oleh Sunan Kalijaga saat penyebaran agama Islam di Jawa, terutama Jawa Timur.
Megengan lebih bersifat sosial karena tradisi ini adalah membagikan makanan dan kue kepada tetangga dan kerabat.
Sebelum dibagikan kepada tetangga atau kerabat, kue yang dibagikan biasanya adalah kue apem.
"Doa bersama selain dibaca sendiri oleh keluarga, biasanya juga dikirim ke mushala atau masjid untuk didoakan bersama-sama seusai shalat," kata tetua kampung Kedondong, Surabaya, Muchotib.
Kue Apem biasanya terbuat dari tepung beras, tape singkong, santan, ragi dan beberapa bahan lain.
Kue apem berasal dari kata afum yang artinya meminta dan memberi maaf.
Bahkan pada masyarakat Jawa Timur juga sering menambahkan pisang raja untuk melengkapi kue apem di tradisi Megengan.
Sebab menurut tulisan kombinasi kue apem dan pisang raja bisa diibaratkan sebagai payung yang akan melindungi kita dari segala godaan ketika bulan Ramadhan. (merdekafm.com/Surya/Kompas)