Santri Baitusalam Upacara Pakai Sarung Peringati Hari Pancasila
Memeperingati 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila disambut antusias para santri di Pondok Pesantren Baitussalam, Desa Tampo, Kecamatan Cluring.
Penulis: Haorrahman | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Memeperingati 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila disambut antusias para santri di Pondok Pesantren Baitussalam, Desa Tampo, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, Jawa Timur.
Mereka menggelar upacara bendera lengkap dengan pembacaan teks Pancasila sebagaimana upacara pada umumnya. Namun mereka menggunakan seragam yang menunjukkan ciri khas kesantriannya, yaitu sarung dan kopiah.
"Kami sengaja mengenakan sarung dan kopiah dalam upacara peringatan hari lahir Pancasila ini, untuk menegaskan kepada para santri, bahwa kami ini, para santri, memiliki andil dalam merumuskan Pancasila," ungkap pembina upacara dan salah seorang mundzir PP. Baitussalam, Gus Fikri Aditya, Kamis (1/6/2017).
Selain itu, lanjut Gus Fikri, upacara peringatan Pancasila di pesantren juga ingin menegaskan bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan nilai-nilai keislaman. Sampai saat ada beberapa gelintir golongan di Indonesia yang masih mempertentangkan antara Islam dan Pancasila.
"Pesantren sebagai salah satu simbol Islam di Indonesia, ingin menunjukkan bahwa Pancasila dan Islam itu bisa selaras," paparnya.
Baca: Lagi, Razia PKL Merjosari Diprotes Warganet
Di pesantren tersebut, penguatan nilai-nilai kebangsaan dan Nasionalisme juga ditekankan. Tidak hanya berupa seremonial upacara, tapi dalam belajar mengajar sehari-hari juga diberikan materi-materi yang berkaitan dengan kebangsaan.Baik di dalam pesantren sendiri, maupun di SMP NU Baitussalam sendiri.
"Bagi kami, penguatan ilmu keagamaan harus juga dilengkapi dengan semangat kebangsaan dan Nasionalisme. Karena, tidak mungkin agama bisa berkembang dengan baik, jika tak memiliki tanah air," kata Fikri. (Surya/Haorrahman)