Kasus Penyerangan Novel Baswedan Masih Belum Terungkap, Ada Jenderal Polisi yang Terlibat?
Dua bulan sudah penyidik senior KPK Novel Baswedan menjalani perawatan pasca mendapoat serangan siraman air keras oleh dua orang tak dikenal.
TRIBUNJATIM.COM, SINGAPURA - Dua bulan sudah penyidik senior KPK Novel Baswedan menjalani perawatan pasca mendapoat serangan siraman air keras oleh dua orang tak dikenal.
Kini, kondisinya dikabarkan lebih baik namun tetap harus dalam pengawasan dokter.
Novel Baswedan buka suara mengenai kasus penyiraman air keras terhadap dirinya.
Dalam sebuah wawancara kepada Time, Novel mengatakan bahwa serangan itu terkait sejumlah kasus korupsi yang ditanganinya.
Baca: Usai Hadapi Persik Kediri, Persebaya Ingin Gelar Laga Uji Coba Sekali Lagi
"Begitu banyak korupsi untuk dilawan," kata Novel kepada Time, yang dilansir Kompas.com, Kamis (15/6/2017).
Saat diwawancara Time, Novel masih dalam proses penyembuhan terhadap matanya yang terkena siraman air keras.
Sebuah pelindung mata terlihat terpasang di wajahnya untuk melindungi penglihatannya yang mulai membaik.
Dalam perhitungan Novel, serangan air keras itu merupakan kali keenam dia mendapat serangan terkait pekerjaannya sebagai penyidik KPK.
Pada 2011, sebuah mobil nyaris menabraknya saat dia mengendarai sepeda motor.
Novel sempat berpikir bahwa itu adalah kejadian biasa.
Namun, pikiran itu berubah saat kejadian yang sama terulang pada pekan berikutnya.
Terhadap serangan air keras yang terjadi usai dia menunaikan shalat subuh itu, Novel pun berharap polisi bisa segera menemukan pelakunya.
Baca: Finishing Jadi Menu Utama Latihan Persebaya Jelang Kontra Persik Kediri
Namun, sekitar dua bulan sejak peristiwa itu terjadi, polisi hingga kini belum menemukan pelakunya.