Kisah Seorang Teknisi Mesin Kapal Ini Saat Lebaran Bikin Baper, Begini Ceritanya
Malam takbiran, pada Sabtu (24/6/2017) malam ada sebuah kapal bernama KM Tidar yang datang di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Penulis: Pradhitya Fauzi | Editor: Edwin Fajerial
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pradhitya Fauzi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Malam takbiran, pada Sabtu (24/6/2017) malam ada sebuah kapal bernama KM Tidar yang datang di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
KM Tidar semalam mengangkut pemudik dari Balikpapan, Kalimantan Timur menuju Surabaya, Jawa Timur.
TribunJatim.com kemudian menyempatkan masuk ke geladak belakang KM Tidar untuk menemui seorang anak buah kapal (ABK) bernama Edrik Sitanggang (40).
Pria kelahiran Titi Kuning, Medan itu mengaku telah 13 tahun tak merayakan lebaran bersama keluarga.
"Sejak 2004, saya tidak pernah lebaran bareng istri tercinta dan dua buah hati saya, tapi mau bagaimana lagi, saya bekerja juga buat mereka," tegas Edrik kepada TribunJatim.com, pada Minggu (25/6/2917) dini hari.
Pria yang telah menjadi Mu'alaf pada tahun 2003 semenjak menikah dengan istrinya itu mengaku iri pada masyarakat lainnya yang selalu merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga.
"Dibilang sedih ya sedih, dibilang kecewa ya kecewa, dibilang terharu ya terharu, mungkin sudah nasib kali yaa," tukasnya.
Namun, tiga hingga lima hari pasca Lebaran dia selalu mengambil cuti untuk dapat berkumpul bersama keluarganya di Medan, Sumatra Utara.
Dia juga mengaku sempat ditegur mertuanya akibat tak pernah sekalipun berlebaran dengan keluarga besarnya.
"Pernah dimaki sama ibunya istri saya, gara-gara tidak pernah ada waktu kumpul keluarga, ya sayai diemin aja, nanti kalau capek juga bakalan berhenti," katanya sembari tersenyum.
Mengemban tugas sebagai anak buah kapal (ABK) bagian teknisi mesin, dia mengaku bangga meskipun tak dapat berlebaran dengan anak istrinya.
"Tapi tidak apa-apa, setiap saya pulang saya pasti bawa duit segebok buat mereka, terus saya ajak belanja deh, akhirnya mereka luluh juga," tutup Edrik bangga lalu tertawan.