Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Elok Rege Napio, Desainer Brand Elok Re Napio asal Surabaya, Bangkit dan Sukses Setelah Bangkrut

Di balik nama besar seseorang pasti terdapat masa lalu yang penuh perjuangan. Begitu pun dengan perjalanan karier desainer asal Surabaya, Elok Rege N

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Yoni Iskandar
Surya/Pipit Maulidiya
Elok Rege Napio, Desainer Brand Elok Re Napio asal Surabaya 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Di balik nama besar seseorang pasti terdapat masa lalu yang penuh perjuangan. Begitu pun dengan perjalanan karier desainer asal Surabaya, Elok Rege Napio.

Perempuan bertubuh  ramping ini tak ada malasnya menceritakan kegigihannya mencari penghidupan sendiri untuk dirinya dan sang buah hati.

"Kebetulan saya single parent, jadi semuanya saya kerjakan sendiri," katanya bangga, saat berbincang dengan Surya.co.id di kediaman sekaligus galeri kebaya miliknya di Jalan Rungkut, Surabaya, Sabtu (1/7/2017).

Elok bercerita awalnya ketertarikan di bidang fashion terlihat saat dirinya mulai jenuh dengan aktifitas kuliah.

"Waktu itu saya masih semester dua, dan tertarik dengan fashion. Sebelumnya saya memang suka pernak-pernik, misalnya celana jeans yang sobek saya bikin jadi ada pernak-perniknya. Pokoknya saya suka detail, saya tambah ini itu biar celana jeans itu bisa bagus lagi," ujar Elok memulai ceritanya.

Lulusan S1 Universitas Widya Mandala ini akhirnya memutuskan untuk mengambil les fashion desainer di Susan Budiharjo, selama satu tahun. Di sela-sela kesibukan melatih soft skill, Elok sadar harus menyelesaikan kuliahnya.

"Pendidikan S1 juga penting, soft skill juga tidak kalah penting. Karena saya komitmen dan fokus, akhirnya semua bisa selesai semua di tahun 2001," tegasnya.

Elok mengaku lulus menjadi seorang sarjana, dia langsung memberanikan diri berbisnis garmen. Memproduksi pakaian dalam anak-anak. Namun ternyata usahanya itu harus bangkrut, setelah 2 tahun berjalan.

Tahun 2003 setelah bisnis garmen tak mendatangkan untung, bahkan elok harus menanggung beban hutang lantaran menggunakan kartu kredit limit untuk membeli barang.

"Wah saya kapok banget, pakai kartu. Saya sempat ngga mau terima order. Kok kebetulan saat itu diundang alumni Susan Budiarjo acara kelulusan. Saya lihat teman alumni ikut show. Di situ saya berpikir, kenapa aku ngga bikin baju aja? Kenapa malah garmen yang aku ga tahu apa-apa, kayaknya jiwabya di sini (fashion)," katanya sambil mengingat.

Baca: Vinales dan Marquez Terlibat Adu Mulut di Tengah Sirkuit, Gara-garanya ini

Tak selang berapa lama, salah seorang sahabat perempuannya datang meminta tolong.

"Dia teman dekat saya saat SMA, saat itu dia akan menikah dan meminta saya membuatkan baju pengantin untuknya. Saya kaget, dan gak percaya diri tentu saja. Karena saya meresa belum mampu saat itu. Tapi karena teman saya memaksa, akhirnya saya kerjakan bersama tante saya, beberapa bulan akhirnya gaun pengantin itu jadi," katanya semangat.

Elok mengaku, baju pengantin desain miliknya itu adalah kombinasi kebaya dengan gaun gaya Eropa.

"Saat itu memang masih jarang kombinasi (desain campuran dua budaya). Nah teman SMA ini yang mempromosikan karya saya kepada teman-temannya. Lalu datang orderan baju pengantin banyak," tambahnya.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved