Pria ini Tekuni Kerajinan Miniatur dari Bambu, Berkat Motivasi Sang Ibunda
Siapa yang menyangka bakat seni dimiliki Winarso (32) itu datang dari motivasi orang tuanya.Berawal dari tayangan film Titanic, lantas sang ibunda me
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Siapa yang menyangka bakat seni dimiliki Winarso (32) itu datang dari motivasi orang tuanya.Berawal dari tayangan film Titanic, lantas sang ibunda menantang dia untuk membuat miniatur yang menyerupai kapal Titanic.
Pria dua anak itu tertantang untuk memenuhi permintaan dari sang ibunda tercinta. Berbekal tekad dan kemauan kuat dia mulai mendowload enam picture kapal Titanic untuk dijadikan contoh miniatur.
Dia memilih bahan baku miniatur dari bambu karena dirasa paling efisien dan mudah dibentuk. Bermodal bambu milik tetangga dan alat sederhana seperti gergaji kayu, pisau dan lem perekat alteco, ia mulai membuat kerangka miniatur kapal beserta perlengkapannya.
Setidaknya, butuh tiga hari untuk merakit miniatur itu. Jerih payahnya berbuah manis. Tanpa sadar ia berhasil membuat miniatur. Setelah jadi miniatur kapal Titanic itu diberikan ke ibunda.
Tak disangka miniatur itu menarik perhatian teman-temannya. Bahkan miniatur itu sempat ditawar dan akan dibeli dengan harga yang fantastis.
Usaha kerajinan pembuatan miniatur ini diluar ekspektasinya. Permintaan untuk membuat miniatur dari segala bentuk dan model mulai berdatangan. Ia memutuskan untuk menjadi perajin minatur perahu dari bahan dasar bambu.
Bangunan bengkel cat motor di Dusun Plosorejo Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare Kabupaten Kediri dimanfaatkan untuk memproduksi miniatur.
Setidaknya, ada tiga miniatur yang telah dibuatnya dan terjual hingga ke Pulau Dewata. Tiga produk pertama hasil buatnya itu adalah miniatur kapal bajak laut Black Pearl Pirates Of The Caribbean dan dua perahu layar tradisional.
"Saya nggak berniat menjualnya tapi ada orang bali yang datang dan berminat untuk membelinya," tutur Winarso, Selasa (5/9/2017).
Dirasa usaha pembuatan minatur menjanjikan dia memutuskan untuk mulai serius berkecimbung membuat minatur bambu. Banyak orang yang melirik usaha yang baru berjalan dua minggu ini.
Saat ini, Winarso telah membuat miniatur angkringan plus suasana dan pernak-perniknya. Tak hanya itu, ia juga menbuat miniatur ikon Kabupaten Kediri yakni Simpang Lima Gumul (SLG).
Untuk harga miniatur angkringan plus display kaca berharga Rp 350.000. Sedangkan, untuk miniatur SLG dibanderol Rp 600.000. Yang paling tersohor adalah miniatur perahu layar berharga Rp 700.000 hingga Rp 1.000.000.
Sebenarnya, pembeli juga bisa request apabila ingin membuat miniatur dari segala bentuk. Tentunya, harga akan ditentukan dari tingkat kesulitan pembuatan minatur tersebut.
Sampai saat ini ia masih belum mengiyakan sebanyak 32 pesanan miniatur perahu layar dan motor vespa.
"Masih pikir-pikir dulu. Takut mengecewakan pelanggan jadi saya buat estimasi pengerjaannya," imbuhnya.