Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Dulu Jadi Jalur Utama Warga, Jalan ke Rumah Nenek Renta ini kini Terancam Hilang, Padahal

Nenek renta ini makin cemas, tak bisa masuk ke rumahnya, karena jalan satu-satunya menuju rumahnya terancam hilang.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Mujib Anwar
SURYA/DAVID YOHANES
Sutiyah (70) berdiri di akses jalan antar desa di depan rumahnya. Kini jalan utama ini hilang dan berakhir di sungai. 

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Sutiyah (70) berdiri cemas di depan rumahnya yang langsung berhadapan dengan sungai. Janda warga Dusun Soireng, Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung ini khawatir sungai itu kian menggerus pekarangan rumahnya.

Jarak antara sungai dan pekarangan rumahnya hanya sekitar empat meter. Sebuah kandang ayam miliknya terancam jatuh ke aliran sungai. Demikian juga sebuah pohon nangka dan tiang penerangan jalan.

“Kalau ambruk lagi saya sidah tidak punya jalan untuk masuk rumah. Itu saja tinggal sedikit,” ujar Sutiyah sembari menunjuk ke tebing sungai di depan rumahnya, Jumat (3/11/2017).

Dulunya jalan di depan rumah Sutiyah merupakan akses utama antar desa. Sementara sungai di depan rumahnya ini hanya selebar kurang lebih tiga meter. Namun sungai alam ini semakin tidak terkendali.

Alirannya sedikit demi sedikit mengikis tebing sungai. Akibatnya sungai ini semakin melebar. Saat ini lebarnya lebih dari 10 meter.

“Dulu di depan rumah saya ini ada deretan pohon kelapa. Sekarang semuanya sudah hilang terbawa air,” ucap Sutiyah.

Janda satu anak ini jengah dengan janji-janji pemerintah. Sebab menurutnya, sejak zaman Presiden Soeharto pemerintah berjanji melakukan normalisasi sungai di depan rumahnya.

Sungai itu akan dibuatkan tanggul dan memulihkan jalan desa yang terputus.

Namun hingga saat ini janji itu tidak pernah terealisasi. Jika tebing sungai ini longsor sekali lagi, maka rumah Sutiyah akan terisolir. Tidak ada lagi akses masuk ke pekarangannya.

“Setiap ganti presiden pasti diukur, dipatoki, dikasih tanda merah-merah. Tapi tetap saja tidak ada tindakan,” ujar Sutiyah kesal.

Kini jalan antar desa di depan rumah Sutiyah benar-benar hilang. Ujung jalan ini masuk ke sungai. Pemerintah desa setempat membelokkan jalan ke gang kampung, agar tidak menjadi jalan buntu yang berujung di sungai.

Selain itu setahun lalu juga telah dibangun bronjong. Namun keberadaan bronjong itu justru memperparah keadaan. Arah aliran air langsung menghantam pekarangan Sutiyah dan mempercepat abrasi.

Sutiyah dan warga sekitar kini resah, sebab sebentar lagi musim hujan. Jika banjir datang, air akan menghantam permukiman mereka. Dan yang lebih menyedihkan, rumah Sutiyah terancam tidak punya akses.

“Kami mau minta tolong ke mana lagi? Mohon diperhatikan nasib kami ini. Harapan warga, pulihkan jalan desa kami seperti sebelum digerus air,” tandas Sutiyah.

Kepala Desa Kebo Ireng, Supriyo Bandowo mengatakan, pihaknya sudah mengajukan proyek nornalisasi ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) lebih dari setahun lalu. Namun hingga kini belum ada jawaban.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved