Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pilgub Jatim 2018

Ketua PWNU Jatim Akhirnya Blak-blakan Beberkan Sebab Para Kiai dan Ulama Dukung Gus Ipul

Ketua PWNU Jatim akhirnya membeberkan alasan dan sebab para ulama dan kiai lebih sreg dukung salah satu calon di Pilgub. Karena ...

Penulis: Haorrahman | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNAJTIM.COM/SOFYAN ARIF CANDRA SAKTI
Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Alallah saat di kantor PWNU Jatim, di Surabaya. 

TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Alallah menyatakan, Pilkada di Jatim, berbeda dengan daerah lainnya.

Ini tak lepas dari besarnya peran ulama dan kiai di Pilgub Jatim 2018, sebagai pesta demokrasi lima tahunan sekali.

"Jatim itu beda, peran kiai dan ulama sangat besar," tegasnya, ditemui di sela-sela Konferwil, Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama (ISNU) Jatim, di Banyuwangi, Sabtu (4/11/2017).

Mutawakil menekankan dirinya berbicara tentang Pilgub, bukan dalam tataran dia sebagai Ketua PWNU Jatim.

Ini karena NU harus tetap pada posisi sesuai khittah, tidak di bawah pengaruh politik.

"NU organisasi keagamaan, tidak bisa mencalonkan kadernya dalam pencalonan eksekutif maupun legislatif. Saya berbicara menindakulanjutii aspirasi dari kiai dan ulama di Jatim," katanya.

Menurutnya, sikap dari kiai dan ulama menjatuhkan aspirasinya pada Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur Jatim, karena Gus Ipul itu mendapat aspirasi dari para kiai dan ulama.

"Jadi bedakan, bukan Gus Ipul minta dukungan kiai, tapi Gus Ipul menerima perintah dari ulama kiai. Gus ‎Ipul Tidak Minta Didukung, Tapi Didukung Kiai dan Ulama," bebernya.

Mutawakil mengatakan, peran kiai dan ulama di Jatim itu besar. Contohnya, Gus Ipul selama ini tidak punya partai yang menjadi kendaraan di Pilgub.

"Tapi kiai memerintahkan Ketua PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) Jawa Timur, untuk mengikhlaskan diri mundur dari pencalonan, dan memberikan kursinya dari pencalonan Gubernur Jatim, pada Gus Ipul, dan itu dilakukan," ucapnya.

Nah, aspirasi kiai dan ulama akhirnya jatuh pada Gus Ipul, karena dia sudah pengalaman baik di pemerintahan pusat, maupun pemerintah provinsi. Selain itu, Gus Ipul adalah kader NU dan santri 24 karat.

"Sedangkan pasangannya, Abdullah Azwar Anas, merupakan anak pesantren, dan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Duet antar Gus Ipul dan Gus Anas ini saling melengkapi," kata Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Gengong, Probolinggo ini.

Kata Mutawakil, Anas yang merupakan Bupati Banyuwangi dinilai telah membuktikan membawa Banyuwangi menjadi sorotan dunia, dalam waktu singkat.

Ini terbukti dalam mengelola daerah, di bidang pariwisata, ekonomi, pelayanan publik, dan lainnya.

"Sehingga apa yang dilakukan di Banyuwangi, bisa diterapkan ke wilayah yang lebih luas, yakni Jawa Timur," tukas Kiai kelahiran 15 April 1959 tersebut.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved