Jadi Ikon Perlawanan Rezim Otoriter, Ini Rekam Jejak Almarhum AM Fatwa
Andi Mappapatahang Fatwa atau yang lebih akrab dikenal sebagai AM Fatwa tutup usia pada Kamis (14/12/2017).
TRIBUNJATIM.COM - Andi Mappapatahang Fatwa atau yang lebih akrab dikenal sebagai AM Fatwa tutup usia pada Kamis (14/12/2017).
AM Fatwa meninggal di Rumah Sakit MMC, Jakarta di usia 78 tahun.
Sosok yang kini menjabat sebagai anggota DPD RI daerah pemilihan DKI Jakarta ini juga merupakan ikon perlawanan dan sikap kritis terhadap rezim otoriter Orde Lama dan Orde Baru.
Itulah sebabnya sejak muda ia sudah mengalami teror dan tindak kekerasan yang dilakukan oleh intel-intel kedua rezim otoriter tersebut, hingga keluar masuk rumah sakit dan penjara.
Terakhir ia dihukum penjara 18 tahun (dijalani efektif 9 tahun lalu dapat amnesti) dari tuntutan seumur hidup, karena kasus Lembaran Putih Peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 dan khutbah-khutbah politiknya yang kritis terhadap Orde Baru.
(Hadir di Acara Mewah yang Sama, Akhirnya Ayu Ting Ting Ketemu Nagita Slavina, Elegan yang Mana?)
Jika diakumulasi, ia menghabiskan waktu selama 12 tahun di balik jeruji besi.
Dirinya bahkan menjadi satu-satunya warga negara yang pernah menuntut Pangkobkamtib di pengadilan.
AM Fatwa menjadi staf khusus Menteri Agama Tarmizi Taher dan Quraish Shihab, saat dirinya disemati status narapidana bebas bersyarat (1993-1999).
Kendati begitu, Mantan Sekretaris Kelompok Kerja Petisi 50 itu bersama Amien Rais menggulirkan gerakan reformasi, hingga Presiden Soeharto mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998.
AM Fatwa pernah menjabat beberapa jabatan struktural dan jabatan semi official pada Pemda DKI Jakarta dan Staff Khusus Gubernur Ali Sadikin di bidang politik dan agama.
Deklarator sekaligus ketua DPP PAN periode 1998-2005 ini pernah menjabat Wakil ketua DPR RI (1999-2004), Wakil Ketua MPR RI (2004-2009), Anggota DPD RI/MPR RI (2009-2014).
Saat ini ia menjawab sebagai wakil ketua MPP PAN (2005-sekarang) dan Ketua Badan Kehormatan DPD RI (2012-2014).
Pada tanggal 14 Agustus 2008 ia dianugerahi tanda kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana di Istana Negara.