Persebaya
Manajer Akui Persebaya Surabaya Trauma Jadi Panpel usai Kehebohan di Laga Celebration Game
Diakui manajer Persebaya Surabaya, Chairul Basalamah, kejadian tak mengenakkan tersebut masih terus menjadi beban manajemen Bajul Ijo.
Penulis: Ayu Mufidah Kartika Sari | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Ayu Mufidah KS
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kehebohan laga Celebration Game antara Persebaya Surabaya melawan PSS Sleman pada 11 Desember 2017 lalu rupanya masih meninggalkan trauma bagi manajemen Persebaya.
Kejadian beredarnya tiket palsu, gagalnya ribuan Bonek masuk ke stadion hingga meninggalnya seorang Bonek malam itu belum bisa dilupakan manajemen.
Diakui manajer Persebaya Surabaya, Chairul Basalamah, kejadian tak mengenakkan tersebut masih terus menjadi beban manajemen Bajul Ijo.
(LIVE STREAMING Bristol City Vs Manchester United, Laga Pertama Kedua Tim di Liga Inggris Sejak 1980)
"Terus terang kami masih trauma dengan kejadian kemarin, kami tidak ingin Bonek menderita lagi," ujar Chairul Basalamah, Rabu (20/12/2017).
Terkait penunjukkan Surabaya sebagai satu di antara lima kota yang terpilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan turnamen pramusim Piala Presiden pada Januari 2018 mendatang, pihaknya mengatakan tidak ingin terlibat.
Pria yang akrab disapa Abud ini mempersilahkan penyelenggara Piala Presiden langsung berkoordinasi dengan pemerintah Kota Surabaya terkait penyelenggaraan turnamen.
"Silahkan PSSI atau PT Liga, berhubungan langsung dengan Pemkot kalau ingin menggelar pertandingan di Surabaya," katanya.
(Tim Bola Voli Putri Jawa Timur Rebut Posisi Kedua Kerjurnas Junior 2017)
"Mungkin kalau bukan Persebaya yang jadi Panpelnya, Pemkot mau mendukung. Yang jelas kami tidak mau main-main dengan urusan nyawa manusia," tegasnya.