Ketakutan, Ribuan Nelayan di Lamongan Pilih Tak Melaut dan Beginikan Perahunya
Gara-gara ketakutan, ribuan nelayan di Kabupaten Lamongan tiba-tiba memilih tak melaut dan beginikan perahu miliknya.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Dampak cuaca buruk membuat ribuan nelayan di wilayah Pantura Brondong dan Paciran, Kabupaten Lamongan tidak berani melaut.
Terhitung dua pekan ini para nelayan menyandarkan perahunya tak melaut karena takut digulung ombak yang cukup tinggi.
"Ombaknya tinggi banget, antara 3 hingga 4 meter dan disertai angin kencang. Bahaya kalau tetap nekat melaut," kata Rahmad, nelayan asal Paciran kepada Surya, Senin (15/1/2018).
Nelayan berharap, cuaca segera pulih dan mereka bisa kembali melaut.
Sembari menunggu cuaca bersahabat, selama tidak melaut, para nelayan mengisi waktu memperbaiki alat tangkap ikan.
Ada yang dibawa turun ke daratan dan ada yang cukup memperbaiki di atas perahu yang disandarkan.
Ketua Rukun Nelayan Desa Weru Kecamatan Paciran Lamongan, Abdul Manaf mengungkapkan, kalau nelayan yang ada di pantura Paciran sudah hampir dua minggu mayoritas tidak menjalankan aktifitas mencari ikan.
Kalaupun ada yang nekat beraktifitas, semata karena terdesak oleh kebutuhan. Namun para nelayan tidak berani terlalu jauh dalam menempuh perjalan. Praktis ikan yang mereka hasilkan juga rata-rata ikan kecil.
"Kamipun tidak bisa mencegahnya, means sudah tahu resikonya," kata Manaf.
Nelayan tidak gegabah nekat melaut, kalaupun ada yang masih nekad melaut itu karena keterpaksaan dan kebutuhan.
"Kami hanya bisa mengingatkan tidak bisa mencegahnya," tegasnya.
Meskipun katanya, pendapatan yang selama ini diperoleh akan hilang begitu saja, namun keselamatan jiwa tetap menjadi yang utama.
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, para nelayan sebagian harus merogoh uang simpanan saat sebelum cuaca buruk.
"Uang di bank hanya sedikit. Kami ambil uang untuk kebutuhan sehari-hari, " ucap Safik, nelayan lainnya.
Sayangnya, tidak semua nelayan memiliki simpan uang di bank. Sehingga untuk melanjutkan hidup dari kondisi demikian, nelayan kebanyakan banyak juga yang menjual barang berharga.
Barang berharga mereka ada yang dijual, ada juga yang digadaikan, semua itu dilakukan hanya untuk menyambung hidup, dan kebutuhan sehari-hari.