Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Atasi Banjir, Pemkot Surabaya Kembali Buat Hutan Kota di Jalan Lempung

Pemerintah Kota Surabaya kembali membangun hutan kota untuk atasi banjir. Kali ini terletak di Jalan Lempung Perdana, Kelurahan Lontar

Penulis: Nurul Aini | Editor: Dwi Prastika
Istimewa
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini saat melakukan penanamam simbolis hutan kota Lempung bersama Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Kamis (1/2/2018) 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nurul Aini

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya kembali membangun hutan kota untuk atasi banjir.

Kali ini terletak di Jalan Lempung Perdana, Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep, Surabaya, yang memang kerap terjadi banjir.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, berharap dapat semakin banyak membangun ruang terbuka hijau untuk atasi banjir.

"Di Lempung salah satu kawasan banjir, karenanya ini dibuat untuk atasi banjir, selain upaya lain," kata Risma.

(Tri Rismaharini Ingin Penumpang Bus Low Deck Surabaya Bayar Pakai Plastik)

Upaya pencegahan berupa perbanyak ruang terbuka hijau menurut Risma adalah treatment pencegahan banjir.

Pohon-pohonnya bisa menyerap air dan tidak turun ke kawasan yang lebih rendah, sehingga kawasan yang ada di bawahnya bisa lebih mudah dikendalikan.

"Untuk mengatasi banjir kan kita harus melakukan treatment, caranya ya buat hutan kota dan waduk," kata Risma.

Pagi tadi, secara simbolis dilakukan penanaman 200 pohon di hutan kota Lempung.

Lalu dilanjutkan seribu pohon-pohonan berbuah.

(Didatangkan dari Australia, 5 Hewan Koleksi Taman Safari Indonesia II Prigen Pasuruan Tiba Hari Ini)

Risma mengatakan, semakin banyak ruang terbuka yang dapat dimiliki Surabaya, bisa semakin banyak ruang publik sejuk yang dapat dinikmati.

Pembangunan hutan kota sebenarnya sudah ada di beberapa tempat di Surabaya, di antaranya di Pakal 1 dan Pakal 2, di Sambikerep, Kelurahan Jeruk, dan Sumur Welut.

Dari semua hutan kota itu, semua konsepnya sama, yaitu semuanya ada bozemnya untuk mengendalikan air.

“Jadi, siklus hidrologinya terpenuhi. Hujan turun di pohon, turun pelan-pelan masuk ke bozem terjadi penguapan, turun lagi siklusnya jadi hujan, tapi tetap kita punya air tanah,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pengendalian Pangan, Joestarmadji.

(Intip Nih 8 Potret Farid Husen, Pemuda Ponorogo yang Juarai Desain Medali Youth Olympic Games 2018)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved