Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Driver Online Surabaya Terjerat Cicilan Mobil, Terus Bertambah, Ada GPS Palsu

- Jumlah driver taksi online di Jawa Timur diperkirakan bertambah hingga 100-an orang setiap hari. Di sisi lain, jumlah driver

Penulis: Wiwit Purwanto | Editor: Yoni Iskandar
TribunSolo.com
Ilustrasi Taksi 

TRIBAUNJATIM.COM, SURABAYA  - Jumlah driver taksi online di Jawa Timur diperkirakan bertambah hingga 100-an orang setiap hari. Di sisi lain, jumlah driver yang keluar dari pekerjaan tersebut hanya sekitar 20 persen dari jumlah yang bergabung.

Ini mengakibatkan persaingan antardriver semakin besar. Sementara jumlah kebutuhan warga akan taksi online meningkat tapi tak signifikan.

Ketua DPD Asosiasi Driver Online (ADO) Jatim David Walalangi mengayatakan, kondisi itu tak sejalan dengan aturan Pergub Jatim Nomor 188/375/KPTS/103/2017 yang akan membatasi taksi online hanya 4.445 unit.

David memperkirakan, jumlah driver taksi online di Jatim sekitar 14.000 orang. Mereka masuk dalam golongan driver yang 100 persen bekerja sebagai driver online dan pekerja paruh waktu.

Maka pihaknya mendesak agar ada perubahan jumlah batas kuota. Yakni berdasarkan jumlah taksi online yang aktif saat ini.

Untuk mencegah semakin bertambahnya driver, ADO Jatim juga mendorong agar pemerintah menghentikan penambahan driver taksi online oleh para aplikator.

Baca: Driver Online Surabaya Terjerat Cicilan Mobil, Persaingan Makin Ketat

“Di Jatim, paling minim ada penambahan 300 (untuk tiga aplikator yang ada). Bisa lebih dari itu juga. Pendaftaraannya itu bisa lewat koperasi, paguyuban yang bekerja sama dengan koperasi, bahkan online,” kata David.

Sekadar untuk diketahui, satu orang driver bisa mendaftarkan diri ke semua aplikator. Jika driver taksi online tidak dibatasi, kata David, titik keseimbangan antara jumlah driver dengan kebutuhan masyarakat terhadap taksi online sulit ditemukan.
“Perjuangan kita, kuota adalah sebanyak yang aktif. Kita tidak mau tahu ada berapa (yang aktif). Intinya, tutup dulu pendaftaran,” tambah David.

Ia mengatakan, para driver taksi online saat ini banyak yang bekerja secara berlebihan untuk mencapai target trip. Ia mencontohkan, untuk mendapatkan bonus Rp 200.000 dari salah satu aplikator, seorang driver harus mengantongi trip 10 per hari. Durasinya mulai pukul 5 pagi hingga 10 malam. Pada akhir pekan, durasi itu ditambah hingga tengah malam.

“Akhirnya rentan di jalan. Driver memforsir secara fisik, psikologi, dan sosial. Pulang tengah malam. Habis subuh kerja lagi. Soalnya kalau nggak gitu, dia pagi nggak dapat (trip) pagi. Pagi jamnya anak sekolah, ke bandara, dan lain-lain,” ujarnya.

Baca: Naik Motor, Pria Ini Tewas Terlindas Truk Gandeng, Pengakuan Sopir Truknya Miris, Lihat Kronologinya

Persaingan yang tinggi pun memicu aksi curang dari oknum driver taksi online. Seorang driver taksi online menceritakan kepada Surya trik yang banyak digunakan driver online untuk cepat menggaet pelanggan, yakni dengan menggunakan global positioning system (GPS) palsu.

Mereka mengistilahkannya dengan “pasang paku”. Dengan cara ini, seorang driver bisa memalsukan lokasi keberadaannya.

Biasanya mereka akan memilih daerah dekat keramaian, seperti mal dan stasiun, untuk memasang GPS palsu.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved