Pilgub Jatim 2018
Khofifah Tawarkan Integrasi antara Wisata Agro dengan Pesona Alam Gunung Bromo
Khofifah Indar Parawansa, calon gubernur Jawa Timur nomor urut satu, mengunjungi wisata Bromo di Probolinggo.
Penulis: Aqwamit Torik | Editor: Edwin Fajerial
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Aqwamit Torik
TRIBUNJATIM.COM, PROBOLINGGO - Khofifah Indar Parawansa, calon gubernur Jawa Timur nomor urut satu, mengunjungi wisata Gunung Bromo di Probolinggo, Kamis (15/3/2018).
Tepatnya, Khofifah berada di desa Cemoro Lawang, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Di sana Khofifah sempat bercengkerama dengan petani kentang, dari hasil obrolan tersebut diketahui para petani kentang masih mengandalkan sistem pertanian yang tradisional.
"Di sini sebetulnya sehat sekali, karena sebagian besar petani menggunakan pupuk kandang dan campuran sedikit pupuk NPK (buatan pabrik)," jelas Khofifah.
Khofifah menjelaskan, jika menggunakan pupuk kandang, maka kandungan hara yang ada di tanah itu tetap terjaga, selain itu tanaman dan buah yang dihasilkan juga lebih sehat.
Menurut mantan Menteri Sosial RI tersebut, adanya pertanian kentang bisa jadi bagian dari destinasi wisata Bromo.
Namun pariwisata agro dan Bromo masih belum terintegrasi, padahal Bromo menjadi satu dari sepuluh destinasi wisata utama nasional.
"Kalau menjadi satu kesatuan, ini bisa menjadi wisata edukasi bagi anak sekolah, anak kota dan mungkin juga untuk warga kota yang lain," jelas ketua umum PP Muslimat NU tersebut.
Banyak kegiatan yang bisa dilakukan jika wisata agro tersebut sudah terintegrasi, dan bisa ditawarkan menjadi satu paket wisata.
"Banyak dari mereka yang belum melihat proses tanaman kentang, mereka bisa mencoba pegang pacul, memanen sendiri, dan ada rasa keindahan, kearifan lokal dan penghormatan kepada petani kita," ungkap Khofifah.
Khofifah menilai, wisatawan yang melihat proses penanaman secara langsung, mereka akan teredukasi, dan mungkin akan lebih menghargai pedagang pasar untuk tidak menawar lebih.
"Kalau ke pasar modern sudah ada harganya dan gak bisa ditawar, tapi kalau di pasar tradisional suka nawar gitu, saya rasa mereka tidak akan tega kalau tau prosesnya dan produk pertanian petani kita," imbuh Khofifah.
Karena petani tradisional itu harus diberikan perlindungan supaya harga itu bisa memberikan kesejahteraan bagi petani.