Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

11 Bayi Komodo Menetas, Kebun Binatang Surabaya Langsung Berencana Lakukan Hal Ini

Hadirnya 11 bayi komodo, yang menetas di Kebun Binatang Surabaya, menjalani proses beberapa tahap.

Penulis: Samsul Arifin | Editor: Edwin Fajerial
TRIBUNJATIM.COM/SAMSUL ARIFIN
Dokter hewan Adelia Parawouw, dan Humas Kebun Binatang Surabaya, menjelaskan proses penetasan 11 telur Komodo, pada Sabtu (17/3/2018). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Syamsul Arifin

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Hadirnya 11 bayi komodo, yang menetas di Kebun Binatang Surabaya, menjalani proses beberapa tahap.

Periode penetasan terjadi pada 27 Februari 2018 1 ekor, 7 Maret 2018 sebanyak lima ekor, dan 8 Maret 2018, sebanyak 2 ekor, 9 Maret, 1 ekor, 10 Maret 1 ekor dan 13 Maret sebanyak 1 ekor.

Komodo memasuki musim kawin (breeding season), biasanya di bulan Mei - Juni 2017, dengan di tandai perilaku Komodo jantan, mengejar betina untuk berkompetisi menarik perhatian Komodo betina.

Selain itu, di tandai dengan mengurangnya nafsu makan.

Adelia Parawouw, selaku dokter hewan di PDTS KBS menyebutkan proses perawatan telur ini menggunakan media iclubasi, dari 28 telur, disortir menjadi 11 telur, ini disebabkan dari cuaca yang tidak menentu.

“Saat telur itu dipindahkan dari kandang peraga yang ada itu kan letaknya tidak sesuai dengan aslinya, mempengaruhi tingkat kesuburannya. Komodo kan berdarah dingin ya butuh panas yg cukup jadi kalo kondisi seperti ini, mau gak mau mengurangi pohon yang rindang kalo tidak akan mempangaruhi pencernaan dari komodo tersebut,” terang dokter lulusan Universitas Airlangga ini.

Proses inclubasi digunakan agar menjaga pertumbuhan dari bayi komodo, Adelia juga mengatakan pihaknya akan terus menjaga makanan dari bayi komodo ini.

“Kami menggunakan metode inclubasi, karena cuaca yang tidak memungkinkan, soalnya secara alamiya tingkat keberhasilannya tidak seperti inclubator, Perawatan bayi komodo saat kami diskusi dengan tim medis setelah berumur sehari,  di beri pakan daging sapi yang dicacah dan dicampur kuning telur. Itu nanti selama lima bulan ke depan, di adakan observasi, karena disesuaikan juga dengan induknya,” pungkasnya.

Terpisah, Wini Hunmsniani, selaku humas PDTS KBS menuturkan, dengan adanya penambahan koleksi satwa Komodo ini, pihak KBS akan membuat kandang baru.

“Karena memang dari dulu perkembangan Komodo di KBS ini bagus ya, otomatis dengan adanya penambahan satwa ini, kami akan tambah dan lebarkan kandangnya, supaya membedakan, karena memang induk dan dewasa ini tidak bisa dicampur, dan lagi supaya mengetahui keturunan dari Komodo tersebut,” tuturnya.

Rencananya, dari peluasan kandang ini akan menunggu enam bulan ke depan.

“Mungkin kurang lebih enam bulan ke depan, karna pemindahan Komodo sendiri tidak bis satu bulanan, jadi sambil menunggu proses tersebut baru kami pindah,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved