Tak Terima Disebut Anak Setan, Ratusan Siswa SMAN 2 Kota Malang Demo Kasek Turun jadi Jabatannya
Ratusan siswa SMAN 2 Kota Malang turun demonstrasi menuntut kepala sekolah karena ucapannya sangat kotor.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Ratusan siswa SMAN 2 Kota Malang menggelar aksi demonstrasi di halaman sekolah mereka, Kamis (5/4/2018).
Massa siswa dari tiga angkatan, mulai kelas 10 sampai 12 ini menuntut agar Dwi Retno dilengserkan dari jabatannya sebagai kepala sekolah.
Dalam aksinya, para siswa membeber spanduk bertuliskan kecaman dan desakan agar Kepala Sekolah SMAN 2 Kota Malang Dwi Retno turun dan dicopot dari jabatannya.
Selain itu, teriakan "Retno out ... Retno out... Retno out" juga terus disuarakan oleh ratusan siswa.
Didemo Massa Karena Sebut Siswanya Anak Setan, Retno Kasek SMAN2 Kota Malang Langsung Dicopot
Anak Setan Bikin Kasek SMAN 2 Kota Malang Dicopot, Siswa Kompak Sorak Retno Out dan Sujud Syukur
Aksi para siswa awalnya digelar di dekat ruko yang berada di dekat sekolah. Tapi kemudian diperbolehkan menggelar unjuk rasa di halaman sekolah agar tidak mengganggu arus lalu lintas di Jalan RE Martadinata, Kota Malang.
"Kami ingin Dwi Retno lengser dari jabatan Kepala Sekolah, karena dia tak bisa menjaga sikap dan mulutnya. Sehingga merugikan nama baik sekolah," tegas seorang siswa.
Setelah menggelar aksi beberapa lama, sebanyak 15 perwakilan siswa setelah dimediasi Polsek Klojen akhirnya ditemui oleh Kepala SMAN 2 Kota Malang, Retno Dwi.
Pertemuan digelar di aula sekolah dan berlangsung tertutup. Hadir di pertemuan itu, juga wali murid, perwakilan guru, MKKS SMAN dan MKKS SMKN dan pengawas SMK.
Usai Belajar dan Kerjakan Tugas Kelompok, Siswa SMP ini Perkosa Teman Sekelasnya
Siswi SMA yang Buang Bayinya Sendiri Tak Jadi Dihukum, Juga Dibolehkan Lakukan ini
Bersamaan dengan digelarnya pertemuan tersebut, sekitar 900 an siswa kelas 10 sampai 12 merengsek ke lapangan basket di depan aula.
"Lho..siapa yang nyuruh kalian kesini? Nanti malah gak bisa mendengarkan pertemuan di aula," ujar seorang perempuan ke para siswa.
Siswa itu menyatakan tidak bisa mengendalikan para siswa lain. Para siswa duduk di lapangan basket dengan membawa spanduk dan peralatan unjuk rasa.