UNICEF Dorong Cuti Hamil dan Kelahiran Berbayar untuk Orangtua Diterapkan Seluruh Negara
UNICEF mendesak pemerintah untuk menerapkan kebijakan ramah keluarga nasional yang mendukung perkembangan anak usia dini.
Penulis: Nurul Aini | Editor: Alga W
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nurul Aini
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - "Hampir dua pertiga anak-anak di dunia berusia kurang dari 1 tahun - hampir 90 juta - hidup di negara-negara di mana ayah mereka tidak berhak oleh hukum untuk satu hari cuti paternitas berbayar, menurut analisis UNICEF terbaru," tulis UNICEF dalam siara pers resminya.
Interaksi yang positif dan bermakna dengan ibu dan ayah sejak awal, membantu membentuk pertumbuhan dan perkembangan otak anak-anak seumur hidup, membuat mereka lebih sehat dan bahagia, dan meningkatkan kemampuan mereka untuk belajar.
Sementara interaksi intens tersebut sulit dilakukan saat orangtua anak harus bekerja karena tidak mendapat hak cuti.
"Itu semua adalah tanggung jawab kami untuk memungkinkan mereka mengisi peran ini,” kata Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta H Fore.
Baca: 6 Fakta Sosok Hailey Baldwin, Model Seksi yang Terciduk Bermain dengan Justin Bieber di Kolam Renang
Hal tersebut mendorong UNICEF mendesak pemerintah untuk menerapkan kebijakan ramah keluarga nasional yang mendukung perkembangan anak usia dini.
Termasuk cuti paternitas berbayar untuk membantu menyediakan waktu, sumber daya, dan informasi yang dibutuhkan oleh orangtua untuk merawat anak-anak mereka.
Sementara saat ini, 92 negara tidak memiliki kebijakan nasional yang memastikan para ayah baru mendapatkan waktu luang yang cukup dengan bayi mereka yang baru lahir, termasuk India dan Nigeria.
Meski adapula negara dengan populasi bayi yang tinggi, termasuk Brasil dan Republik Demokratik Kongo, memiliki kesadaran dalam kebijakan cuti paternitas berbayar nasional, meskipun hanya menawarkan hak yang relatif hanya bersifat jangka pendek.
Baca: Bukan Nagita Slavina, Ternyata Sosok Kesayangan Ini yang Bakal Menerima Warisan dari Mama Rieta!
Dalam penelitian UNICEF membuktikan bahwa ketika ayah membangun ikatan dengan bayi mereka sejak awal kehidupan, mereka lebih mungkin memainkan peran yang lebih aktif dalam perkembangan anak mereka.
Penelitian juga menunjukkan bahwa ketika anak-anak berinteraksi secara positif dengan ayah mereka, mereka memiliki kesehatan psikologis yang lebih baik, harga diri, dan kepuasan hidup dalam jangka panjang.
Tak sekedar mendorong pemerintahan di setiap negara menerapkan cuti pathernitas dan mathernitas, UNICEF mencontohkan langsung di kantornya.
Awal tahun ini, UNICEF memodernkan pendekatannya terhadap ketentuan cuti untuk orangtua, dengan cuti berbayar hingga 16 minggu, untuk ayah di seluruh Kantor UNICEF di seluruh dunia.
Menjadi lembaga PBB pertama yang memperpanjang cuti tersebut melampaui standar empat minggu.
Baca: 9 Potret Terbaru Maryati, Pemeran Munaroh yang Kini Eksis dengan Pejabat, Wajahnya Bikin Pangling?
Beberapa negara juga sudah mulai berbenah, seperti di India, para pejabat mengusulkan RUU Manfaat Paternitas untuk dipertimbangkan dalam sesi Parlemen berikutnya, yang akan memungkinkan ayah mendapat cuti paternitas berbayar hingga tiga bulan.
Namun, masih banyak pula negara di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat yang merupakan rumah bagi hampir 4 juta bayi, belum menerapkan cuti hamil.
Terus mendorong cuti pathernitas dan mathernitas, UNICEF lakukan kampanye Super Dads dalam peringatan Hari Ayah yang saat ini memasuki tahun kedua.
Baca: Pernah Dinikahi Mantan Suami Dina Lorenza, Begini Kehidupan Cut Keke Usai Dipersunting Pengacara