Banjir Bandang Banyuwangi
BMKG: Hingga Juli Curah Hujan di Gunung Pendil Banyuwangi Masih Tinggi
gunung api tua di komplek Gunung Raung, Banyuwangi, berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi,
Penulis: Haorrahman | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Intensitas hujan di Gunung Pendil yang merupakan gunung api tua di komplek Gunung Raung, Banyuwangi, berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi, masih tinggi.
Dengan demikian masih ada kemungkinan terjadinya longsor di Gunung Pendil yang berpotensi menyebabkan banjir bandang.
Anjar Triyono Hari, Prakirawan BMKG Banyuwangi, mengatakan, hingga minggu ketiga Juli mendatang, curah hujan kawasan Gunung Pendil intensitasnya masih tinggi.
Menurut Anjar topografi Banyuwangi memiliki perbedaan awal musim kemarau. Di wilayah timur Banyuwangi telah memasuki musim kemarau pada April lalu, sedangkan wilayah barat masih musim hujan.
Baca: Berseteru dengan Pelatih Argentina, Sergio Aguero Malah Dibangkucadangkan Saat lawan Nigeria
"Wilayah barat seperti Kecamatan Songgon, Sempu, Singojuruh, dan wilayah barat lainnya, musim kemarau masih minggu ketiga Juli mendatang," kata Arya, ditemui di kantor BMKG Banyuwangi, Senin (25/6/2018).
Arya mengatakan, ini bukan anomali cuaca. Namun wilayah barat yang merupakan dataran tinggi, memang masih musim hujan.
Bahkan menurut Arya, curah hujan di wilayah barat Banyuwangi intensitasnya mengalami peningkatan. Ini disebabkan suhu muka laut masih hangat.
Baca: Kenalan di Sosmed, Guru Freelance Bahasa Inggris di Ketintang Cabuli Remaja
Tahun lalu pada bulan yang sama, berdasarkan data, di Juni 2017, curah hujan sebesar 40 milimeter/hari, sedangkan Juni tahun ini dan saat terjadinya banjir bandang, Jumat (22/6), mencapai 91 milimeter/hari.
Apabila dilihat dari kategori intensitas hujan, 91 milimeter/hari termasuk dalam kategori hujan lebat.
"Intensitasnya pun tinggi. Hujan terjadi secara continue atau terus menerus sepanjang hari dari pagi hingga malam," kata Arya.
Dengan demikian, apabila melihat data BMKG yang menyatakan curah hujan tinggi hingga Juli mendatang, ini berbanding lurus dengan pernyataan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Agus Budianto, Kabid Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG, Gunung Pendil, masih berpotensi terjadi longsor susulan.
Ini karena, menurut Agus, masih terdapat material vulkanik yang mengalami pelapukan di Gunung Pendil. Mahkota longsor berada di puncak Gunung Pendil.
Ketinggian Gunung Pendil sekitar 2350 mdpl. Adapun titik tertinggi longsor ada di ketinggian 2.245 mdpl. Gunung Pendil memiliki penampang kerucut yang curam dengan kemiringan lebih dari 45 derajat.
Longsor di Gunung Pendil terjadi akibat di gunung ini terjadi banyak pelapukan material vulkanik, karena gunung ini merupakan gunung api tua yang tumbuh di kaldera besar.
Baca: Gunung Pendil di Banyuwangi Masih Berpotensi Terjadi Longsor