Ikan Arapaima Kembali Muncul di Mojokerto, Begini Cara Warga Menangkapnya, Sampai Gunakan Laser
Kemunculan sejumlah ikan Arapaima Gigas membuat heboh masyarakat beberapa waktu. Kini ikan predator itu muncul lagi
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Pelepasan ikan Arapaima Gigas kini telah menyebar hingga ke anak Sungai Brantas.
Teranyar, warga kembali menemukan ikan Arapaima di aliran Sungai Brantas kelurahan Sinoman, Kecamatan Prajuritkulon Kota Mojokerto, Senin (2/7/2018).
Warga beramai-ramai menangkap ikan Arapaima yang saat itu terlihat mengapung di permukaan sungai di bawah jembatan anak sungkai Kedungkwali Sinoman.
Mashuri warga setempat mengatakan ada lima orang yang menangkap ikan itu.
Baca: Warga Temukan Potongan Kaki di Pinggir Pantai, Fakta Baru Terungkap dari Bekas Jari yang Terpotong
Mereka masuk ke dalam sungai berupaya mengarahkan ikan tersebut agar mudah ditangkap.
Warga menangkap ikan Arapaima dalam kondisi hidup memakai tembak laser dan disetrum memakai baterai aki.
"Sudah dua kali menangkap ikan Arapaima di sungai ini yang pertama lebih besar," ujarnya.
Menurut dia, setelah berhasil menangkapnya kemudian ikan Arapaima dibopong untuk dipindahkan ke sungai aliran kecil yang berada sekitar 200 meter dari lokasi penemuan.
Baca: 5 Fakta Sidang Perdana Roro Fitria, Terungkap Caranya Beli Sabu-sabu Agar Pesanannya Tak Ketahuan
Aliran sungai kecil itu diberi skat kawat dikedua ujungnya agar tidak lepas.
Diketahui, ikan Arapaima yang ditemukan warga berukuran sepanjang 130 sentimeter yang beratnya mencapai lebih dari 50 kilogram.
"Rencananya ikan Arapaima akan dijual" ungkapnya.
Masih kata Mashuri, penangkapan ikan Arapaima ini lantaran warga takut dampak yang ditimbulkan ikan ini dapat berpotensi merusak ekosistem sungai Brantas.
Baca: Usai Beredar Video Panas Mirip Dirinya, Aura Kasih Ngaku Dirundung Masalah, Sempat Lapor Polisi
Pasalnya, spesies ikan predator ini dikhawatirkan akan memangsa ikan lokal yang ada di sungai Brantas.
"Ya, khawatir ikan di sungai habis kalau ada ikan Arapaima ini," jelasnya.
Sebelumnya, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur bersama instansi terkait sudah membuka posko penerimaan apabila ada masyarakat yang berhasil menangkpa ikan Arapima.
Posko itu berada di Balai Desa Mliriprowo, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo dan di kawasan Rolak 9, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto.
Baca: Alasan Gus Ipul Tak Akan Gugat Hasil Pilgub Jatim Meski Ngaku Timnya Temukan Banyak Kecurangan
Abdul Khalim, Kepala Resort Konservasi Wilayah Mojokerto-Sidoarjo pihaknya sampai saat ini BBKSDA belum dapat memastikan jumlah total ikan Arapaima Gigas yang sengaja dilepasliarkan di Sungai Brantas.
Pihaknya juga sudah meminta keterangan dari pemilik ikan GH warga Canggu Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto yang didiga kuat sebagai pemilik ikan Arapaima.
Namun dari informasi warga setempat sebanyak 16 ekor ikan Arapima yang berhasil ditangkap dalam kondisi hidupu maupun mati.
Baca: Sejumlah Perusahaan di Indonesia Pimpin Implementasi Proyek-Proyek Internet of Things (IoT)
Hanya dimiliki oleh orang berduit
Belum ada satupun pihak bertanggung jawab terkait ikan Arapaima Gigas yang diduga secara sengaja dilepasliarkan di aliran sungai Brantas.
Meski demikian, petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur bersama Balai Karangtina Ikan Perak Surabaya dan instansi terkait terus melakukan penyelidikan untuk mengetahui motif pelepasan ikan tersebut.
Sesuai penuturan anggota BBKSDA Jatim dari keterangan pemilik ikan Arapaima (GH) yang merupakan pengusaha tajir asal Desa Canggu Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto tersebut membantah kalau dirinya melepaskan ikan Pretador itu.
Pemilik ikan (GH) bahkan tidak tahu lantaran pelepasan ikan Arapaima diluar sepengetahuannya.
Baca: Anaknya Ngaku Istri Iqbaal Ramadhan, Ibu Nurrani Sebut Jadwal Resepsi Putrinya dengan Sang Idola
Abdul Khalim, Kepala Resort Konservasi Wilayah Mojokerto-Sidoarjo BBKSDA Jatim menuturkan pihaknya bersama instansi terkait telah memeriksa seluruh kolam ikan di kediaman (GH) yang disinyalir sebagai tempat memelihara ikan Arapaima
"Selama proses penyelidikan pemilik ikan (GH) kooperatif ketika memberikan keterangan," ujarnya, Minggu (1/7/2018).
Khalim mengatakan sebelumnya ikan Arapaima ini mudah untuk dijumpai dan beredar luas di Nusantara. Namun setelah ada peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI menyebutkan tahun 2014 yang menyatakan ikan jenis Arapaima dari benua Amerika tidak diperkenankan masuk ke Indonesia.
"Kebanyakan pemilik ikan Arapaima ini adalah orang kaya lantaran harga ikan itu relatif sangat mahal," ungkapnya.
Baca: Biasa Tegar, Wali Kota Risma Pernah Nangis Saat Jadi Kepala Dinas, Sempat Temukan Kotoran Manusia
Menurut dia, biasanya pemiliknya membeli bibit ikan Arapaima untuk dipelihara. Pasalnya, harga bibit ikan Arapaima cukup mahal. Pihaknya tidak tahu berapa harga pastinya ikan Arapaima di pasar bebas lantaran cenderung pemilik ikan selalu tidak mau menjawab jika ditanya soal harga bibit ikan itu.
"Keterangan dari pemilik memelihara ikan mulai dari ukuran 10 sentimeter hingga 15 sentimeter. Kalau ditanya (harga bibit ikan) gak ngaku dianya," terangnya.
Kata Khalim, informasi dari pemilik mendapatkan ikan Arapaima cukup mudah dan dijual banyak kala itu seperti di
Pasar Kebraon, di pasar ikan daerah Gunung Sari Surabaya dan di sejumlah daerah lainnya.
"Jadi bibit kebanyakan dari luar negeri, ada juga pemilik yang berduit membeli ikan Arapaima melalui situs online," bebernya.
Baca: Biasa Tegar, Wali Kota Risma Pernah Nangis Saat Jadi Kepala Dinas, Sempat Temukan Kotoran Manusia
Dipaparkannya, biasanya pemilik ikan akan membeli bibit ikan Arapaima secara kontinyu lantaran harganya yang mahal.
Karena itulah, seperti ikan Arapaima yang ditemukan warga di Sungai Brantas rata-rata besarnya tidak sama ada yang berukuran sepanjang satu meter hingga 1.5 meter.
"Coba dibayangkan butuh barapa tahun untuk ikan berkembangbiak bisa sepanjang lebih dari satu meter itu," ujarnya.
Baca: Awalnya Dikira Hanya Mitos, dan Tak Pernah Ada, Ternyata Burung Garuda Benar-Benar Hidup dan Nyata
Menurut dia, penemuan ikan Arapima Gigas di sungai Brantas Sidoarjo dan Mojokerto ini merupakan yang pertama oleh sebab itu begitu menghebohkan masyarakat.
"Yang perlu diingat status ikan Arapaima bukan dilindungi tapi tergolong langka karena mahal dan jarang dimiliki," imbuhnya.
Baca: Pedagang Ikan Perkosa Gadis ABG di Kebun Tebu, Semua Terungkap Karena Kondisi Korban Saat Pulang
(don/ Mohammad Romadoni).