Tembus Pasar Baru Ekspor Kopi ke Amerika Latin dan Karibia, Kemenlu Gandeng Unej Bantu Petani
Kemenlu RI menggandeng Unej bantu petani dan pengusaha menembus pasar baru ekspor kopi dan kakao ke Amerika Latin dan Karibia.
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Peluang ekspor kopi dan kakao ke negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia yang terbuka lebar membuat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI makin gencar membuka peluang ekspor kedua komoditi tersebut.
Langkah awal yang ditempuh adalah mencari informasi terkait produk kopi dan kakao berkualitas yang ada di Indonesia, untuk selanjutnya mempromosikan ke dunia internasional melalui perwakilan RI di luar negeri.
Salah satunya, Kemenlu menggandeng Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Jember (Unej), menggalang informasi langsung dari petani dan pengusaha kopi dan kakao di kawasan Besuki Raya.
Sebaliknya Kemenlu memberikan informasi pasar dan kesempatan ekspor kepada para pemangku kebijakan, petani, serta pengusaha kopi dan kakao. Kegiatan sarasehan ini diselenggarakan di Hotel Aston Jember hari Selasa (17/7/2018).
Julang Pujianto, Direktur Amerika II Kemenlu RI menjelaskan, saat ini Kemenlu giat melakukan diplomasi ekonomi melalui 131 perwakilannya di seluruh dunia.
Oleh karena itu pihaknya gencar membuka peluang ekspor ke berbagai negara yang selama ini bukan menjadi pasar tradisonal produk ekspor Indonesia, diantaranya kawasan Amerika Latin dan Karibia.
Untuk merintis peluang ekspor di kawasan baru tentunya diperlukan informasi akurat. Dalam praktiknya Kemenlu RI menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, salah satunya dengan Universitas Jember melalui LP2M yang membawahi Center for Research in Social Sciences and Humanities (C-RiSSH), Kelompok Riset (KeRis) Kopi, dan KeRis Kakao.
Pihaknya turun langsung ke Jember untuk mencari data terkait kopi dan kakao. Apalagi untuk kopi menjadi salah satu produk ekspor andalan kita, tahun 2017 lalu tercatat memberikan pemasukan sebesar 2 miliar dollar US.
Selain mencari informasi akurat, Kemenlu juga menjalin perjanjian dagang, serta melaksanakan berbagai pameran dagang.
"Makanya kami mengundang pemerintah daerah, petani serta pengusaha kopi dan kakao di Besuki Raya untuk mengikuti Latin America and The Carribean Business Forum yang akan diselenggarakan bulan Oktober nanti,” ujar Julang Pujiyanto,
yang direktoratnya membawahi kawasan Amerika Latin dan Karibia ini.
R Prayono Atiyanto, Diplomat Kemenlu RI yang khusus mempromosikan kopi, menambahkan, kawasan Amerika Latin dan Karibia memiliki potensi sebagai pasar kopi baru Indonesia, mengingat populasinya yang cukup besar mencapai 652 juta jiwa dengan GDP total mencapai 5,94 triliun dollar per tahun.
Untuk itu, perwakilan Kemenlu RI di kawasan Amerika Latin dan Karibia terus mengumpulkan data intelejen pasar yang meliputi jenis kopi yang diminati, tingkat konsumsi kopi, kompetitor produk kopi Indonesia, kebijakan regulasi yang ada, hingga daftar importir kopi di kawasan Amerika Latin dan Karibia.
"Bahkan Kemenlu juga sudah menandatangani perjanjian dagang dengan Chile, salah satu negara di kawasan Amerika Latin hingga barang Indonesia yang masuk ke Chile tidak dikenai pajak,” tutur diplomat senior yang dijuluki Duta Besar Kopi Indonesia ini.
Namun R. Prayono Atiyanto mengingatkan ekspor kopi ke kawasan Amerika Latin dan Karibia bukan tanpa tantangan, masalah jarak dan persaingan dengan kompetitor harus tetap diwaspadai.
“Ingat di kawasan benua Amerika ada Brazil yang menjadi produsen kopi terbesar di dunia,” katanya serius.