Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kepala BNPT Imbau Civitas Akademika Berperan Aktif Berantas Radikalisme

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengimbau agar kampus selalu waspada terhadap ancaman radikalisme yang mengancam mahasiswa.

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Agustina Widyastuti
TRIBUNJATIM.COM/SOFYAN ARIF CANDRA SAKTI
Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius saat Menghadiri Acara di UPN Veteran Surabaya, Selasa (24/7/2018). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius, mengimbau agar kampus selalu waspada terhadap ancaman radikalisme yang mengancam mahasiswa.

Menurut Suhardi, mayoritas korban pencucian otak adalah pemuda seumuran mahasiswa.

Ada beberapa faktor mengapa terorisme mengancam mahasiswa, antara lain jiwa muda yang rasa ingin tahunya tinggi, emosional yang masih stabil, dan faktor-faktor lain.

Daftar Nominasi 10 Pemain Terbaik The Best FIFA Football Awards 2018, Neymar Tak Termasuk

"Untuk itu, paham intoleransi, paham anti NKRI, anti Pancasila, harus kita jauhkan. Anak-anak kita musti kita luruskan akhlaknya dengan benar sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing," kata Suhardi di hadapan para dosen dan rektor yang hadir dalam forum 'Resonansi Kebangsaan dan Bahaya Paham Radikalisme Serta Pencegahannya' yang diselenggarakan di UPN Veteran Surabaya, Selasa (24/7/2018).

Dalam forum tersebut, Suhardi memberikan penjelasan dan treatment-treatment untuk mengidentifikasi penyebaran paham radikal.

"Sehingga mahasiswa tahu dan bahkan bisa ikut mencegahnya. Untuk itu mahasiswa dan dosen harus bersinergi karena ini penting, dalam rangka menyiapkan generasi Indonesia ke depan," lanjutnya.

Lebih lanjut, Suhardi mengatakan civitas akademika mempunyai peranan penting dalam ikut memberantas radikalisme.

Rem Blong di Jalur Tengkorat Pacet-Batu, Innova Warga Surabaya Tabrak Tebing dan Terbalik Lalu . . .

"Punya sense of crisis ini yang paling penting, jadi kalau dosen tahu ada mahasiswanya yang tidak masuk, ya jangan diam saja. nanti tahu-tahu sudah ada di suriah, harus ditelusuri," lanjut Suhardi.

Suhardi juga mengimbau agar civitas akademika mempunyai naluri kebangsaan dalam merespon dinamika dan juga peka terhadap perubahan di masyarakat.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved