Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Serunya saat Nelayan Adu Cepat Perahu Layar di Selat Bali

Selain Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), di akhir pekan ini wisatawan yang ke Banyuwangi menyaksikan, yakni Festival Perahu Layar.

Penulis: Haorrahman | Editor: Edwin Fajerial
SURYA/HAORRAHMAN
Atraksi perahu layar di Pantai Warudoyong, Banyuwangi. 

TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Selain Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), di akhir pekan ini wisatawan yang ke Banyuwangi menyaksikan, yakni Festival Perahu Layar.

Festival ini diikuti puluhan nelayan dengan layar terkembang saling beradu cepat di laut selat Bali.

Festival ini dihelat selama dua hari, 29-30 Juli, di Pantai Waru Doyong, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro.

Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widyatmoko mengatakan, festival perahu layar merupakan tradisi yang unik yang dilakukan oleh nelayan Bulusan. Tradisi ini sudah rutin digelar tiap tahun oleh nelayan disana.

Khususnya saat tiba musim angin timur (angin kencang), nelayan istirahat sejenak untuk menggelar lomba semacam ini.

"Festival perahu layar ini kini tak hanya tradisi tapi sudah menjadi atraksi yang menarik bagi masyarakat dan menjadi destinasi baru bagi wisatawan," kata Yusuf.

Yusuf mengatakan ini bisa menjadi ajang hiburan dan refreshing buat nelayan. Karena selama ini mereka hanya sibuk melaut.

"Di sini mereka akan saling bertemu dan bergembira dalam sebuah festival,” kata Yusuf.

Festival perahu layar ini diikuti 77 peserta yang berasal dari nelayan Jembrana, Banyuwangi dan Situbondo. Semua peserta dalam event ini tampak antusias.

Mereka bahkan mengecat perahunya dengan beragam ornamen menarik.

Pantai Waru Doyong yang biasanya sepi dipenuhi puluhan perahu tradisional dengan layar terkembang siap menyebrangi selat Bali.

Menurut Ketua Panitia Festival Perahu Layar, Sujarno festival ini diikuti 77 nelayan dari berbagai daerah, diantarnya Bali, Situbondo dan Madura.

Dalam festival ini, menurut Sujarno, puluhan nelayan akan beradu kecepatan menyebrangi selat Bali dengan menggunakan perahu tradisional.

“Mereka berlayar dengan menggunakan arus air dan tiupan angin menjadi penunjuk arah andalan nelayan untuk menentukan laju perahu,” ujarnya.

Lomba perahu layar ini sangat menarik. Bayangkan menyebrangi selat Bali dengan bolak balik rata-rata hanya memakan waktu 25 menit.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved