Khofifah Janjikan Tahun Depan Seluruh GTT dan PTT di Jatim Dapat Tunjangan
Seluruh GTT dan PTT di Jatim tahun 2019 nanti akan mendapat tunjangan dari Pemprov, seperti dijanjikan Khofifah Gubernur terpilih.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gubernur Jatim terpilih 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa membawa kabar baik untuk para Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT).
Ini setelah dia berjanji akan tengah mengupayakan agar tahun 2019 seluruh GTT dan PTT di jenjang SMA dan SMK se Jatim bisa mendapatkan tunjangan dari Pemprov Jatim.
Rumusan penganggaran untuk memberi tunjangan GTT dan PTT itu dimasukkan dalam RAPBD 2019 yang kini sedang ia susun bersama tim navigasi program.
"Insyallah kita sudah menemukan format penganggaran untuk memberikan support APBD bagi 21.400 orang GTT dan PTT di Jawa Timur," ujar Khofifah, saat diwawancara di Hotel Grand Surabaya, Kamis (9/8/2018).
Khofifah memastikan tunjangan itu akan diberikan pada GTT dan PTT di SMA/SMK di Jatim setiap bulan. Dalam rencana anggaran yang disusun, GTT dan PTT akan dapat tunjangan sebesar Rp 750 ribu perbulannya.
Tahun ini, dikatakan Khofifah sebenarnya Pemprov Jatim sudah memberikan alokasi anggaran untuk GTT dan PTT. Dari jumlah total 21.400 ribu, yang menerima tunjangan baru Rp 8000 orang saja.
Lantaran membawa semangat ingin meningkatkan kesejahteraan guru dan ibu serta ingin meningkatkan motivasi pengabdian dalam bekerja, Khofifah berupaya agar seluruh GTT dan PTT bisa mendapatkan tunjangan ini.
"Kita alokasikan di R-APBD 2019 murni. Sengaja tidak mengambilkan alokasi dari dana perimbangan. Karena kan honor semacam ini kan tidak bisa telat," imbuh Ketua Umum PP Muslimat NU sejak tahun 2000 ini.
Menurut Khofifah, dirinya sudah membicarakan masalah ini dengan Kepala Dinas Pendidikan Jatim Saiful Rachman.
Bersama Tim Navigasi Program, Khofifah rapat intensif bersama Dispendik Jatim guna membahas sinergitas program dengan nawa bhakti satya dan janji kampanye. Yang termasuk diantaranya soal GTT dan PTT tersebut.
"Kami juga bicarakan masalah TisTas. Dipastikan untuk sekolah negeri dapatlah tahun depan. Tapi untuk sekolah swasta kita sedang hitung ulang, sebab kan ada sekolah favorit dan sekolah menengah atas, kita sedang verifikasi mana yang bisa dapat," ulasnya.
Di sisi lain, Penasihat Dewan Pendidikan Jatim Zainuddin Maliki mengatakan tahun ini memang ada 8 ribu GTT dan PTT yang mendapat tunjangan. Para GTT dan PTT yang dapat tunjangan ini pun mendapatkan seleksi ketat.
"Diseleksi berdasarkan senioritas. Pertama yang sudah enam tahun, kalau sudah habis baru yang sudah 5 tahun. Ada seleksi karena dananya tidak bisa mencakup semua," ucap Zainuddin Maliki.
Ia mengaku mendukung dengn kebijakan ini. Sebab pria yang juga menjadi bagian Tim Navigasi Program Khofifah -Emil ini, menilai program ini mampu menjadi upaya peningkatan kesejahteraan guru.
"Saya berharap program ini bisa dilaksanakan tertib dan anggaran bisa sampai di tangan guru sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan. Dan setelah menerima diharapkan para guru memanfaatkan ini untuk memotivasi diri dan meningkatkan kompetensi," tegasnya. (Surya/fatimatuz zahroh)