Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tak Tega Bayi Bergerak-Gerak, Sejak Usia Kandungan 3-4 Sudah Ada Rencana Digugurkan

Dimas S, yang dijerat sebagai tersangka atas kematian bayi aki-laki yang tewas setelah aborsi di sebuah villa di Pacet, Mojokerto, terlihat beberapa k

Editor: Yoni Iskandar
SURYA/DANENDRA KUSUMA
Kapolres Mojokerto AKBP Leonardus Simarmata dan pelaku Dimas Sabhra Listianto menunjukan jok motor tempat menaruh bayi hasil hubungan gelap sesaat usai dilahirkan, Selasa (14/8/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Dimas S, yang dijerat sebagai tersangka atas kematian bayi aki-laki yang tewas setelah aborsi di sebuah villa di Pacet, Mojokerto, terlihat beberapa kali menangis.

Ia menyesal dan mengaku tak tega setelah orok lahir kondisinya masih hidup.

Surya (TRIBUNJATIM.COM) yang berhasil mewawancarai tersangka Dimas di Polres Mojokerto, Rabu (15/8/2018) menceritakan proses pengguguran orok yang dikandung pasangannya, Cicik, 21.

Ketika bercerita, Dimas, 21, terihat tak dapat membendung kesedihan dan penyesalannya. Air matanya terlihat bercucuran.

Dulu Hanya Karyawan Pizza Hut, Wanita Ini Kini Miliki Aset Sekitar Rp 58 Triliun, Begini Kisahnya!

Lelaki yang bekerja sebagai satpam di sebuah perusahaan di Gresik, lantas menyeka air matanya dengan kedua tangan dengan posisi mengepal.

"Astaghfirullah......Astagfirullah.....,'' sebutnya tersedu seraya menundukan kepala.

Perbincangan sempat terhenti, Dimas menghela napas lalu melanjutkan cerita proses pengguguran kandungan dengan mata berkaca-kaca.

Sorot matanya tajam menerawang ke tembok. Ia sepertinya mengenang proses kelahiran bayi dari rahim Cicik. Setelah bayi lahir, ia membersihkannya lalu menggendongnya.

"Saya tidak tega... Sungguh saya tidak tega begitu melihat wajah anak saya. Waktu aku gendong, tangannya bergerak. Saya benar-benar menyesal," ungkap Dimas yang tak kuasa menahan tangis penyesalan.

Melihat, ada tanda-tanda kehidupan terhadap anaknya, Dimas mengaku ingin cepat-cepat menyelamatkannya. Ia bersama Cicik membawa bayi laki-laki itu di Puskesmas Gayaman.
"Saya tidak tahu puskesmas yang terdekat dari villa. Saya tahunya hanya Puskesmas Gayaman,'' lanjutnya.

VIRAL: Foto Peserta Surabaya Marathon 2018 Ditabrak Pengendara Motor Sport hingga Nyaris Adu Jotos

Dalam kondisi demikian, Dimas hanya diliputi kepanikan. Langkah apa yang harus diambil. Karena ingin cepat-cepat sampai ke Puskesmas Gayaman, tersangka tak dapat berpikir panjang. Melihat kekasihnya tergolek lemas, ia menafsirkan tak akan bisa menggendong bayinya. Sementara ia juga merasa tak mampu menggendong anaknya sambil mengendarai motor karena jalanan Pacet lumayan berkelok.

"Saya panik dan ingin segera sampai puskesmas agar anak saya selamat. Saya akhirnya memasukan ke jok. Supaya tidak kedinginan bayi saya selimuti dengan kaos. Saya benar-benar menyesal,'' lanjutnya.

Jarak antara Puskesmas Gayaman dengan villa memakan waktu sekitar 20 menit. Nyawa bayi pun tak dapat tertolong karena diduga kehabusan oksigen.

"Ketika aborsi berlangsung tidak ada orang yang tahu karena jalanan dan villa sepi. Darah di kamar pun saya bersihkan. Tidak tahu orang-orang kalau kami telah melakukan aborsi," jelasnya.

Selasa Cicik meblngandung, Dimas bersama kekasihnya, Cicik sudah merencanakan dan menyepakati untuk menggugurkannya. Rencana awal, bayi tersebut akan digugurkan pada usia antara 3 dan 4 bulan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved