Peluang Menjadi Wirausaha Sukses bagi Anak Muda Indonesia melalui DSC, Catat Pendaftarannya
Juri dan Dewan Komisioner (Dekom) DSC, Helmy Yahya, mengatakan, setiap tahun kompetisi, bidang kuliner selalu menjadi favorit karena sektor ini mudah
Penulis: Yoni Iskandar | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Peluang untuk menjadi wirausaha muda Indonesia dengan mendapatkan total modal usaha Rp 2 miliar terbuka lebar.
Kompetisi wirausaha Diplomat Success Challenge (DSC) masih membuka pendaftaran secara daring melalui www.wismilak-diplomat.com bagi anak muda Indonesia yang memiliki ide bisnis kreatif, hingga 1 Oktober 2018 pukul 23.59 WIB.
Saat ini, telah banyak proposal usaha yang masuk di kompetisi ini. Perbedaan model bisnis dan inovasi, menjadi pembeda kepesertaan kompetisi DSC setiap tahun penyelenggaraannya.
Tahun ini berdasarkan statistik, lima bidang industri atau sektor usaha yang paling banyak peminatnya didominasi oleh sektor kuliner, perdagangan, industri kreatif, teknologi digital, dan industri agro.
Juri dan Dewan Komisioner (Dekom) DSC, Helmy Yahya, mengatakan, setiap tahun kompetisi, bidang kuliner selalu menjadi favorit karena sektor ini mudah digarap dan kekinian.
• Helmy Yahya: Menjadi Wirausawahan Sukses: Perlu Bekal dan Pengalaman Praktis
"Pelaku usaha tinggal memikirkan bagaimana mengemas dan menjual produk kulinernya. Bahkan pola kerjasama bisa dilakukan secara daring, atau kerjasama dengan penyedia aplikasi macam Gojek atau Go Food," ujar Helmy Yahya.
Helmy Yahya yang kini menjabat Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI ini mengatakan, dibandingkan dengan bidang usaha lain seperti industri proses, kreatif, atau agro yang memerlukan pelatihan secara khusus, industri kuliner dapat dimulai dengan bermodalkan passion.
"Modal usahanya juga tidak perlu besar, karena jika dipasarkan secara daring, tidak akan butuh ekstra tenaga lagi,” jelas pemilik gelar master of Professional Accounting dari Universitas Miami ini.
Tahun 2018, pemerintah menaruh perhatian besar terhadap pengembangan sektor pariwisata di Indonesia.
Di kompetisi DSC tahun ini, peserta dengan industri pariwisata belum tumbuh secara signifikan.
Menurut Helmy, butuh upaya lebih keras dan waktu yang panjang untuk mengembangkan sebuah daerah potensi wisata menjadi destinasi wisata.
Pengembangan di sini berarti juga harus menjadikan daerah itu bermanfaat secara ekonomi bagi masyarakat sekitar dan bertanggung jawab terhadap kelestarian alamnya.
Hal-hal tersebut tidaklah mudah dan harus dilakukan berbagai sektor sehingga dalam pengelolaan pariwisata, kelihatannya kurang “seksi” peminat.
Alumni STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) ini mengatakan, untuk mengkurasi sampai lolos dalam penyaringan kompetisi, para juri juga melihat kriterium model bisnisnya.
• Emil Dardak, Kiai Asep dan Timses Khofifah Mundur dari TKD Jatim Jokowi - Maruf Amin
Jadi ada di antara para peserta yang cara pemasaran produknya, sudah menggunakan sistem aplikasi. Ini yang membedakan seleksi DSC ke-9 tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya.