Panitia Hari Bahasa Isyarat Internasional Surabaya Minta Masyarakat Tuli Diperlakukan Sama
Ratusan masyarakat Tuli berkumpul merayakan Hari Bahasa Isyarat Internasional di Surabaya pada Minggu (23/9/2018).
Penulis: Samsul Arifin | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Syamsul Arifin
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ratusan masyarakat Tuli berkumpul merayakan Hari Bahasa Isyarat Internasional di Surabaya pada Minggu (23/9/2018).
Mereka pun berharap seluruh lapisan masyarakat dapat peduli dan menerima masyarakat Tuli sama seperti masayarakat biasanya.
“Lebih menerima, membantu mereka dalam mencari pekerjaan. Terlebih masyarakat bisa membantu mereka dengan belajar bahasa isyarat. Masyarakat Tuli lebih suka untuk diajak berkomunikasi dengan bahasa isyarat,” Ucap Ketua Panitia Acara Hari Bahasa Isyarat Internasional, Elenora Moningka.
Mereka juga meminta perhatian dari pemerintah, karena masyarakat Tuli jumlahnya cukup banyak serta tak kalah produktif dan kreatif dari warga biasa.
(12 Kepala Daerah di Jatim Siap Dilantik Gubernur, Satu Orang Masih Ditahan KPK)
(Cerita Anji Manji Diminta Nyanyi di Acara Partai, Mendadak Batal Akibat Cuitannya Soal Capres)
“Mereka ini sebetulnya orang-orang hebat. Dan luar biasa sekali apabila ada perhatian khusus dari pemerintah,” harap Elenora.
Jaka, salah satu penyandang Tuli mengaku senang bisa berkumpul bersama dalam peringatan hari bahasa Isyarat Internasional tersebut.
Menggunakan bahasa isyarat, Pria asal Tulungagung ini bahagia dapat menyalurkan potensinya dalam hal make up.
“Senang sekali rasanya bisa berkumpul bersama, bersilaturahmi, dan menunjukkan eksistensi kami,” tandasnya.
(Usai Persebaya Taklukkan Mitra Kukar, Konsistensi Jadi Ujian Berat Bajul Ijo Hadapi Arema FC)
(Kerap Disepelekan, Ternyata Minum Teh di Pagi Hari Punya 5 Sisi Negatif, Bisa Sebabkan Dehidrasi!)