Pilpres 2019
Bakal Mundur Demi Netral di Pilpres, Din Syamsudin akan Temui Presiden Siang Nanti
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsudin Senin (24/9/2018) siang nanti bertemu Presiden RI, Joko Widodo.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsudin Senin (24/9/2018) siang nanti bertemu Presiden RI, Joko Widodo.
Dia memastikan pengunduran dirinya dari jabatan utusan khusus presiden bidang dialog antar agama dan peradaban.
"Surat pengunduran diri sudah saya kirim pada Jumat (21/9)," kata Din Syamsudin saat mengisi acara di hadapan warga Muhammadiyah di STIKES Muhammadiyah Lamongan Jawa Timur, Minggu (23/9/2018) sore.
Din Syamsudin mengaku mundur dengan pertimbangan ingin menjalankan ajaran wasathiyah (penengah) di perhelatan Pilpres 2019.
(Masuk TKD Jokowi-Maruf Amin, Wabup Trenggalek Enggan Sok-sokan Tak Tentukan Pilihan)
(Hanif Sjahbandi Berharap Kekalahan Lawan Persipura Jayapura Jadi Pelajaran Bagi Arema FC)
Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2005- 2015 itu ingin menciptakan pemilu bermartabat.
Prinsipnya kenetralan dirinya sebagai penasehat MUI juga menjadi pertimbangan agar jangan sempai terjadi perpecahan umat.
"Harapan saya, pemilu yang akan datang berjalan damai dan bermartabat," katanya.
Kedua calon yang maju dalam Pilpres 2019 merupakan teman baiknya, dan dikenalnya baik.
Din Syamsudin memastikan pihaknya akan menggunakan haknya pada Pilpres 2019.
"Pada saatnya akan saya tunjukkan," katanya.
Bahkan dirinya akan menjalankan politik sesuai kaidah Muhammadiyah.
(6 Rumah di Area Padat Pemukiman Pandegiling Surabaya Ludes Terbakar)
(MotoGP Aragon 2018, Diwarnai Drama Jorge Lorenzo Terjatuh, Marc Marquez Jadi Pemenang)
Din Syamsudin menegaskan sudah saatnya Muhammadiyah ber-ijtihad lewat jalur politik, karena itu sangat sejalan dengan sejarahnya yang tidak pernah diam dalam urusan politik.
Jihad politik Muhammadiyah pertama kali di mulai saat KH. Ahmad Dahlan, masuk gerakan Budi Oetomo, kemudian dilanjutkan sumpah pemuda.
"KH Dahlan memandang politik itu penting, sehingga beliau ikut dalam gerakan politik pada saat itu" ungkapnya
Namun ditambahkan, sampai saat ini Muhammadiyah tidak berpolitik praktis, tetapi Muhammadiyah Ijtihad dibidang politik.
"Agar Muhammadiyah tidak dipandang sebelah mata, maka harus didukung secara maksimal, agar mampu berperan memperbaiki kondisi bangsa" tutur Din.
Reporter: Surya/Hanif Manshuri
(12 Kepala Daerah Baru di Jawa Timur akan Dilantik di Gedung Grahadi, Ini Daftarnya)
(Masuk TKD Jokowi-Maruf Amin, Wabup Trenggalek Enggan Sok-sokan Tak Tentukan Pilihan)