Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Siswa SMA Muhammadiyah 1 Babat Ubah Kulit Pepaya Jadi Sumber Energi Listrik, Lebih Ramah Lingkungan!

Siswa SMA Muhammadiyah 1 Babat, Kabupaten Lamongan membuat inovasi dari limbah kulit pepaya.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Ani Susanti
SURYA/HANIF MANSHURI
Karya siswa SMA Muhammadiyah 1 Babat dan penghargaan yang didapatkan. 

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Siswa SMA Muhammadiyah 1 Babat, Kabupaten Lamongan membuat inovasi dari limbah kulit pepaya.

Karya tulis ilmiah tentang pemanfaatan limbah kulit pepaya menjadi sumber energi listrik meraih peringkat 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) tingkat Nasional, yang digelar di IPB Bogor.

Siswa di balik karya tersebut adalah Alfina Umi Maghfiroh kelas XII IPA2, Dewi Satta kelas XII IPA-3, dan Novita Febrianti kelas XII IPA-1.

Mereka meraih peringkat 2 dari 10 finalis yang berasal dari seluruh Indonesia.

Remaja Italia Ikut Pertukaran Pelajar di SMA Dr Soetomo, Dikenalkan Budaya & Makanan Khas Indonesia

Dewi Satta mengungkapkan, ide memanfaatkan kulit buah pepaya menjadi sumber energi berawal dari banyaknya limbah pasar yang dinilai kurang termanfaatkan dengan baik.

"Kita melihat lingkungan di sekitar kita, karena banyaknya limbah yang kurang termanfaatkan dan menyebabkan pencemaran," kata Dewi, Minggu (23/9/2018).

Untuk dapat menjadi sumber tenaga listrik, inovasi dari limbah kulit pepaya tersebut menerapkan prinsip seperti baterai.

"Bentuk tempatnya juga mirip seperti baterai, kemudian kita kasih pengganti karbon berupa spiral dari tembaga," lanjut Dewi.

Setelah tempat modifikasi disiapkan, selanjutnya kulit buah pepaya yang didapatkan dari limbah pasar tersebut dihaluskan hingga menyerupai bubur, kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang telah disediakan.

VIDEO: Pelajar Asal Italia Coba Membuat Tempe di SMA Dr Soetomo Surabaya, Tertarik dan Suka Rasanya

Menurut Dewi, bubur kulit pepaya ini berfungsi sebagai pengganti bubuk karbon pada baterai, yang selama ini berbahaya bagi lingkungan.

Kulit pepaya mengandung asam yang berupa elektrolit sehingga mampu menghasilkan listrik, dan tanpa bahan kimia.

Dewi mengaku, untuk dapat menyelesaikan karyanya tersebut, ia bersama dua temannya itu membutuhkan waktu penelitian selama kurang lebih 3 bulan.

"Harapannya bisa membuat karya yang lebih baik lagi untuk sekolah kita SMA Muhammadiyah 1 Babat, " ucapnya.

Emzita Taufiq, pembina KIR SMA Muhammadiyah 1 Babat, berharap karya siswanya tersebut dapat direalisasikan dalam bentuk baterai-baterai, sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Kendalanya sampai saat ini belum bisa menemukan bentuk tempat yang pas.

"Kita belum bisa produksi tempat baterainya itu secara partai besar," pungkasnya.(Surya/Hanif Manshuri)

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved