Persebaya
Persebaya Gagal Bawa Pulang Poin, Djanur Akui Punggawa Bajul Ijo Bermain Baik
Persebaya tak bisa berbuat banyak di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (6/10/2018). Pada laga melawan Arema FC itu, Persebaya akhiri laga dengan skor 0-1
Penulis: Khairul Amin | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, MALANG – Persebaya tak bisa berbuat banyak di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (6/10/2018).
Pada laga melawan Arema FC itu, Persebaya akhiri laga dengan skor 0-1.
Djandjang Nurdjaman, pelatih Persebaya Surabaya mengungkapkan bahwa skuat asuhannya bermain baik meskipun gagal bisa membawa pulang poin .
Djadjang menyebut Rendi Irwan dkk bisa mengimbangi permainan tim tuan rumah, serta memberikan perlawanan dibawah tekanan suporter lawan dengan rivalitas tinggi.
(Janjikan Perbaikan Ekonomi di Jember, Sandiaga Uno Kenalkan Persatuan Emak-Emak Prabowo-Sandi)
“Secara taktikal kami bisa meredam mereka, anak-anak sudah memberikan yang terbaik. Bermain dibawah presure cukup tinggi dari Aremania, pemain masih bisa menjalankan tugas dengan baik,” terang Djanur, Minggu (7/10/2018).
Gol tunggal pada laga itu ialah buah tendangan bebas pemain Arema FC, Ahmad Nur Hardianto di menit 70.
Menurut Djanur, hasil itu ialah keberuntungan Arema FC akibat keputusan wasit yang dirasa kurang tepat.
Menurut sang mantan pelatih PSMS Medan itu, bek kanan Persebaya, Abu Rizal Maulana (Rodek) tidak melakukan sentuhan terhadap pemain Arema FC yang membuat pemain tersebut jatuh.
“Menurut penilaian kami itu tidak seharusnya wasit memberikan tendangan bebas, barangkali kalo kurang jelas bisa dilihat tayangan di TV. Tidak ada sentuhan dari Rodek,” ucap Djanur.
(Janjikan Perbaikan Ekonomi di Jember, Sandiaga Uno Kenalkan Persatuan Emak-Emak Prabowo-Sandi)
Ditambahkan, dari banyaknya keputusan wasit yang kurang tepat itu, menjadikan konsentrasi permainan skuat asuhannya menurun.
“Tapi karena terlalu banyaknya pelanggaran, baik yang real dan tidak akibat dari kurang tepatnya keputusan wasit, fokus anak-anak menurun,” tambahnya.
Djanur menyebut, keputusan skuad Bajul Ijo bermain bertahan di babak dua merupakan keputusan naluriah, bukan secara strategis.
“Secara naluri itu (bertahan, red) terjadi, padahal sebetulnya kita lebih kedepan lagi. Secara naluri pemain itu terjadi, sehingga Arema lebih leluasa memainkan bola, tapi dari open play kami cukup berhasil,” pungkasnya.
Dengan hasil ini, maka Persebaya gagal mempertahankan rekor apik di pertemuan putaran pertama hadapi Arema FC.
Kala itu, Persebaya bermain di kandang, Gelora Bung Tomo, dan mengakhiri laga melawan Arema FC 1-0 pada (6/5/2018).