Rumah Politik Jatim
Muncul Seruan Aksi Bela Tauhid, MUI Jatim: Pejabat Forpimda Sepakat Tak Gelar Aksi Tersebut
Muncul seruan Aksi Bela Tauhid, MUI Jatim menyatakan bahwa Pejabat Forpimda sepakat tidak boleh menggelar aksi tersebut.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jatim berharap kepada masyarakat di wilayah Jatim untuk tetap menjaga kondusifitas. MUI Jatim meminta masyarakat untuk tidak melakukan aksi yang berpotensi menimbulkan kegaduhan di Jawa Timur.
Hal ini sebagai tindak lanjut adanya potensi pengerahan massa pada aksi yang mengatasnamakan Parade Tauhid atau Bela Tauhid di Jatim. Aksi tersebut rencananya akan dikakukan pada Jumat (2/11/2018).
Sejumlah poster yang mengajak untuk mengikuti aksi tersebut pun telah beredar di media sosial beberapa hari terakhir. Di antaranya, ajakan ini juga beredar di beberapa forum Whatsapp Grup (WAG).
Aksi ini merespons pembakaran bendera kalimat tauhid di Garut beberapa waktu lalu. Bukan hanya di Jatim, aksi bertajuk Seruan Nasional Aksi Bela Tauhid atau Aksi 211 juga dilakukan di beberapa daerah lain dengan berpusat di Jakarta.
Menganggapi hal ini, Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Bukhori berharap, masyarakat Jatim tetap menjaga kondusifitas.
"Kita perlu mendinginkan masalah," tegas Kiai Abdusshomad kepada Surya.co.id (TribunJatim Network) ketika dihubungi di Surabaya, Kamis (1/11/2018).
Selain itu, pihaknya bersama Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) di Jatim telah sepakat untuk tidak menggelar aksi tersebut di Jatim. Kesepakatan tersebut tertuang dalam pertemuan Forpimda dengan MUI pada Rabu (31/11/2018) di Surabaya.
Selain MUI, pertemuan ini diikuti oleh Gubernur Jatim Soekarwo, Kapolda Jatim Irjen Pol Lucky Hermawan, hingga Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Arif Rachman.
"Kami memutuskan untuk tidak ada kegiatan pada Jumat (2/11/2018)," ungkap Kiai Abdusshomad.
MUI pada acara ini juga mengikutsertakan pengurus yang merupakan kader dari Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, dua ormas agama besar di Jatim.
Menurutnya, keputusan ini diambil untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan. "Kami kawatir ada akibat yang tidak bagus," ujar Kiai Abdusshomad diplomatis tanpa merinci penjelasannya.
"Sehingga, kalau misalnya ada aksi, kami tak tahu siapa yang mengadakan. Sebab, kami sudah sepakat untuk tidak mengadakan," tegasnya.
Selain itu, suasana Indonesia saat ini sedang berkabung. Sebab, pesawat Lion Air JT 610 baru saja jatuh di Tanjung Karawang pada Senin (29/10/2018) silam dan mengakibatkan belum semua penumpangnya ditemukan keberadaannya.
"Sekarang kita juga masih ada musibah. Suasananya kebatinannya masih berkabung. Kurang pas kalau seandainya kita mengadakan aksi di tengah suasana berkabung," kata Kiai Abdusshomad.
"Rencana kegiatan itu sebenarnya bagus. Namun, kami sepakat untuk tidak melakukan acara itu dengan berbagai pertimbangan tersebut," pungkasnya. (Bobby Koloway)